Sean melangkah kan kakinya seperti biasa, tidak menjawab sapaan karyawan nya. Baginya tidak lah penting.
Sesampainya di pintu lift. Dia melihat Inka bersama dengan teman-teman nya. Ia berjalan dengan amarah, yang membuat nya cemburu buta. Ditarik nya tangan Inka sedikit kasar. Lalu memencet tombol lift. Masuk dan melepaskan cengkraman tangan Inka sedikit kasar.
"Tuan.. Kenapa anda kasar sama saya. Salah saya apa,?"
"Apa kau tidak bisa melihat di mana ini. Ini di kantor.? Dan kau seenaknya berciuman di depan kantor ku.. Hah... ,"
Sean tersulut emosi mendengar Inka bertanya salah nya apa.? Jelas jelas dia salah berciuman di depan nya.
"Maaf"
Inka menunduk sambil meremas ujung kemeja nya. Dia takut Sean yang marah.
"Huff ....Lain kali jangan di ulangi"
Sean mencoba untuk meredam emosi nya. Dia melirik perempuan yang ada di sampingnya. Dilihatnya wajah cantik itu pucat karna ketakutan.
"Semua yang terlihat baik. Tidak selamanya dia tidak berbuat kesalahan. Hanya orang yang mau menerima apa adanya lah yang sampai akhir,"
Inka mendongakkan kepalanya mendengar suara bernada ambigu itu.
Sean melangkah kan kakinya menuju ruangan nya. Meninggalkan Inka yang diam mencoba untuk meresapi ucapan Bos-nya itu.
"Apa kau hanya mau berdiri di situ!"
Naura berbicara dengan nada ketus. Inka hanya melirik ke arah wanita itu. Lalu berlalu pergi meninggalkan nya.
"Kau ...Dasar kurang ajar. Beraninya kau mengacuhkan ku,"
Mengeratkan gigi nya emosi. Ia mengikuti langkah Inka dan
Set...dia mencengkeram lengan kecil Inka.
"Jangan coba coba menjadi ratu di perusahaan besar ini. Kau harusnya sadar diri. Bukan kah kau sudah bersuami. Lalu kenapa kau mau menggoda tuan Sean. Apa suamimu tidak memberikan kau kepuasan. Sehingga kau mau menjadi ******,"
Plakk...
Tamparan keras mendarat mulus di pipi kiri Naura.
"Kau ... Jangan sekali kali menghina suami ku. Dan jangan sekali kali merendahkan ku. Bukankah selama ini kau yang selalu mencari perhatian nya. Lalu kenapa kalau tuan Sean yang tergoda dengan ku. Bukankah kau juga selalu menggoda Tuan Sean?,"
Inka bicara dengan nada sinis. Lalu menabrakkan bahunya ke arah Naura. Berlalu pergi meninggalkan Naura yang menahan emosi.
"Brengsek... Berani nya kau. Lihat saja!! Aku akan menyingkirkan mu wanita ******,"
Sementara di ruangan CEO. Sean sedang memikirkan sesuatu bagaimana cara nya Bagas pria itu mengaku kepada Inka. Bahwa dia sudah menghianati Inka. Tentu saja Inka marah tidak mau dimadu bukan,.. Dan setelah itu.
Dia yang akan menjadi obat untuk menyembuhkan luka Inka. Sean tersenyum miring..
"Tuan.. Apa tuan akan langsung menceritakan pada nona Inka,"
"Tidak, biarkan saja.. Inka mencari tau sendiri. Aku yakin dia tidak bodoh,"
Kenzo hanya mengangguk saja. Dia yakin tuannya memiliki rencana. Tanpa harus turun tangan.
Inka wanita itu dari tadi melamun memikirkan apa maksud dari ucapan Bos-nya itu. Apa maksud ucapannya Bos nya.?
Dertt...Dertt...
Ponsel Inka menyala menampilkan gambar dirinya dan suami.
"Ya Hallo mas ,"
"Sayang... Pulang kantor nanti langsung ke butik saja. Tidak usah pulang ke rumah. Biar mas yang jemput Ok,"
"Ya.. Mas,"
"Ya udah.. By sayang,"
"Huff ... Tidak mungkin mas Bagas membohongi ku kan. Ya tidak mungkin. Mas Bagas tidak mungkin menghianati ku,"
Inka meyakinkan diri nya. Bahwa kejadian belakangan ini hanya kebetulan saja. Tidak mungkin Bagas menyakiti nya.
Malam harinya, sepasang suami istri itu sedang milih gaun. Yang akan mereka kenakan untuk ke pesta pernikahan sahabatnya. Bagas menjatuhkan pilihan nya pada setelan jas warna navy. Sementara Inka, Gaun panjang berbelah. Dari mata kaki, Sampai ke paha, sangat Anggun. Inka yang selama ini hanya memakai pakaian rumahan, dan pakaian formal sangat cantik. Tubuhnya yang mungil, rambutnya sengaja ia gerai. Untuk menutupi bagian punggung yang terlihat. Hanya hiasan jepit rambut kecil yang menghiasi tatanan rambut nya.
"Kau cantik sekali malam ini, sayang,...
Rasanya mas ga rela. Nanti mata mereka memandang wajah cantik ini,"
"Iya..Kan biasanya Inka hanya pakai bedak doang, sama lipstik. Beda sama yang ini. Pakai blus on, pakai maskara juga. Cantik lah,"
Bagas hanya tersenyum menggandeng tangan istrinya.
"Mbak Cece nanti kirim tagihan nya ya,"
"Ok,"
****
"Bu.. Saya sudah berusaha merayu mas Bagas. Mau bagaimana lagi?,Aku harus merayunya?,"
"Sabar sayang.. Bagas pasti akan mencintai mu. Ibu yakin itu. Jangan khawatir, nanti ibu yang bilang ke Bagas suruh berlaku adil. Ibu juga tidak habis pikir dengan Bagas. Sampai bertekuk lutut dengan wanita mandul itu,"
Clarisa tersenyum penuh kemenangan. Sebentar lagi Bagas akan menjadi miliknya seorang.
Clarisa tau Monik ibunya Bagas sudah ingin sekali menimang cucu. Jadi bisa di pastikan jika dia hamil. Otomatis Inka akan di depak dari keluarga Santoso. Dan Clarisa yang akan menjadi nyonya Bagas. Membayangkan saja Risa senyum senyum sendiri. Dia sudah tidak sabar mendengar julukan nyonya Bagas.
"Sayang, sebaiknya kau menginap saja di sini. Nanti ibu telpon Bagas. Seperti nya Bagas juga sedang menghadiri acara pernikahan sahabatnya,"
"Ya Bu... Risa akan menginap. Tapi benar yah Bu, Ibu telponin mas Bagas,"
"Iya tenang aja, Kamu juga istrinya. Bagas harus bersikap adil,"
Clarisa mengangguk segera melangkahkan kakinya ke kamar Bagas.
Clek...
Di lihatnya kamar bernuansa Abu Abu itu yang sangat luas. Risa mengedarkan pandangannya ke segala arah. Di lihatnya didinding tergantung foto pernikahan nya dengan Inka. Mereka berdua tersenyum sangat bahagia. Risa cemburu mengambil foto itu dan membantingnya.
Pyaarrr...
Suara pecahan kaca seketika memenuhi seluruh ruangan. Kaca berhamburan Risa mengambil foto itu, dan merobek nya menjadi bagian bagian kecil. Membuangnya ke tempat sampah.
Lalu dia membaringkan tubuhnya menghadap ke atas. Menatap langit langit kamar.*I
nka liat saja. Aku yang akan menjadi ratu di rumah ataupun hati Bagas. Aku yang dari dulu mencintai nya. Aku juga yang selama ini berjuang untuk Bagas. Bagaimana mungkin semua ini kau yang menikmati nya*.
Tidak lama pintu kamar di ketuk. Nampak lah wanita yang umurnya hampir setengah Abad. Datang membawa nampan berisi makan malam untuk nya.
"Nona.. Nyonya menyuruh saya mengantar makan malam untuk Nona. Apa ada yang nona ingin kan lagi,?"
"Tidak... Pergilah,!!... Oh Mbok bisakah kau kumpulkan kaca itu Mbok . Lalu buang ke belakang,"
Mbok Darmi melirik arah yang di tunjuk oleh wanita ini. Lalu dia mengangguk.
"Baik Nona... Saya akan ke dapur dulu ambil peralatan nya,"
Risa mengibaskan tangannya tak perduli. Sementara mbok Darmi berjalan menuju dapur sambil berpikir. Untuk apa wanita itu ada di dalam kamar tuan Bagas. Lalu kenapa foto tuan muda dan nona Inka pecah. Apa mungkin terjatuh ?. Rasanya tidak mungkin. Mbok Darmi berjalan sambil menggelengkan kepalanya tidak mengerti.
**KLIK TOMBOL LIKE DULU
Bantu populer kan beri hadiah dan VOTE
🤭🤭🤭😘😘**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Rosini Abdul Rajab
ceritanya mantap, penuh teka teki....
2022-09-29
0
Rosini Abdul Rajab
Bagas sudah menghianati istrinya, Bagas akan kehilangan istrinya, pasti akan menyesal....
2022-09-29
0
epifania rendo
rebut saja bagas masih ada sean
2022-07-25
0