Membunuh rasa
"Sayang em tadi mas tak tega melihat Clarisa pulang sendiri,"
Bohong ....
Inka menjerit dalam hati.
Inka tak kuasa menahan ia meninggalkan Bagas yang masih berdiri di ruang tamu.
Tes..Tes..
Luruh sudah air mata yang sedari tadi di tahannya.
Pagi harinya Bagas mencoba memberi pengertian pada Clarisa.
"Mas aku ingin makan bakso. Ini baby-nya ingin"
Saat ini entah Clarisa mengidam atau hanya sengaja.
Clarisa berjalan menuruni anak tangga dengan wajah cemberut. Di sana ia melihat Inka duduk manis di meja makan. Clarisa tersenyum miring
"Aduh..." Clarisa merintih memegang perut bawahnya.
"Risa sudah ku bilang hati hati,"
Inka menoleh ke arah sumber suara. Di lihatnya suaminya sangat khawatir dengan rintihan Clarisa.
Pikiran Inka berkelana membayangkan hal yang terjadi.
"Sudah ku bilang mas ini baby-nya yang ingin"
Clarisa sengaja mengeraskan suara nya.
Prang..
Sendok yang masih menggantung di tangannya jatuh. Inka menatap nanar pada suaminya. Inikah akhir pernikahan nya dengan Bagas. Suaminya sudah mendapatkan yang selama ini ia nantikan dan itu dengan orang lain.
Clarisa hamil, air mata yang selama ini iya sembunyikan tak lagi bersembunyi.
Bagas yang melihat istrinya itu hanya menatap bersalah. Bibirnya kaku sekedar untuk menjelaskan keadaan mereka.
Inka mengusap pipinya yang basah. Hari ini iya akan mengambil keputusan.
Ia berjalan menghampiri suami dan madunya.
"Clari..Ah seharusnya aku memanggilmu mbak bukan. Kau lebih tua dariku, maaf kalau aku tidak sopan"
Untuk yang terakhir kalinya Inka akan tunjukan pada mereka siapa dirinya.
"Mas apa aku terlalu percaya diri. Atau memang kau yang kurang beruntung....
Ah ..Sekali lagi aku ucapkan selamat mas, Sebentar lagi kau akan jadi ayah,"
Inka tersenyum kecut.
Clarisa yang mendengar nada sindiran mengepalkan tangannya. Ia tau Inka sedang mengejeknya.
Sementara Bagas yang mendengar kata kata Inka bingung. Apa maksudnya beruntung dan tidak beruntung. Ia tau dirinya salah menduakan Inka tapi ia tak mengerti apa maksudnya beruntung dan tidak.
Setelah mengucapkan selamat Inka meninggalkan mereka berdua. Ia muak dengan sandiwara yang suaminya mainkan. Dulu suaminya itu sangat mencintai dirinya bahkan Bagas tak pernah meninggalkan Inka saat ada pekerjaan di luar kota. Ia selalu dibawa ke mana pun Bagas pergi. Tak disangkanya semua itu tinggal kenangan.
Inka menyetop Taksi ia akan mengubah jalan hidupnya mulai dari sekarang.
Gedung yang dulunya tak ada di pikiran nya untuk sekedar menginjakan kakinya. Akhirnya ia akan menjadi tamu dari Gedung yang saat ini menjulang di hadapannya. Untuk pertama kalinya ia akan datang dan mungkin saja bukan sekali ini saja ia datang mungkin dua atau tiga kali ia bertamu.
Ya Inka bukannya pergi ke kantor,Tapi ia pergi ke pengadilan Agama.
Huh.. Inka menghembuskan nafasnya kasar.Sesak di dada memang bukan hal yang mudah.
Ia harus punya tekad jangan terkurung di dalam pernikahan yang semu.
.
.
.
"Ken.. Apa kucing nakal itu belum datang"
"Belum Tuan"
CK ..
"Kemana dia? "
"Nona Inka sudah dari tadi keluar dari rumah nya tuan"
Sean melirik Kenzo
"Nona Inka pergi ke pengadilan Agama tuan"
"Hah .. Benarkah"
Sean tersenyum lebar tanpa dia bermain kotor. Kucing nakalnya sudah melepaskan diri dari suaminya.
Ah ia bahagia sekaligus sedih. Melihat wanitanya rapuh ia pasti butuh sandaran.
"Ken Antar aku menemuinya,"
"Tapi tuan Rapatnya..,?"
"Ada Billy"
Sean melangkahkan kakinya meninggalkan ruangannya. kenzo yang melihat tuannya hanya menggeleng.
"Jembatan"
Sean bergumam ia bingung untuk apa Kenzo membawanya kemari.
Ia menatap wajah asisten sekaligus tangan kanan nya.
"Nona Inka ada di sana tuan.."
Kenzo menunjuk ke arah wanita yang sedang berdiri di tepi jembatan. Sean yang melihatnya melotot ia segera keluar dan berlari.
Hap..
"Jangan tinggalkan aku Baby,"
.
.
Pluk....
Cincin emas bertahtakan berlian mendarat sempurna.
Huh...Inka menghembuskan nafasnya yang sedari tadi tak kunjung hilang. Sesak itu masih ada dan cinta itu masih bertahta di hatinya.
Tapi mau tidak mau ia harus membuang semua yang bersangkutan dengan Bagas, yang sebentar lagi akan menjadi mantan.
Ya Inka melemparkan cincin kawin nya di sungai. Ia sudah bertekad menjauh dari suaminya. Ia ingin hidup bahagia dengan caranya.Ia tak ingin terpuruk dengan semua kekurangan dalam dirinya.
Ia akan memulai hidup baru mulai saat ini. Di mulai dari membuang semua yang pernah Bagas berikan padanya. Hati dan Cincin
Saat baru keluar dari Gedung pengadilan Agama ia menelpon mbok Darmi.
Ia menyuruh mbok Darmi membereskan barang miliknya kedalam koper.
Dan saat ini ia membuang cincin pernikahan nya dengan Bagas.
Ia merentangkan kedua tangannya menghirup udara yang seolah olah telah membantu meringankan beban. Dan juga melepaskan semua sesak yang beberapa bulan terakhir.
Mulai saat ini ia akan berdiri di kakinya sendiri. Biarkan suaminya bahagia dengan istri barunya. Mungkin memang mereka berdua tidak berjodoh sampai maut memisahkan.
Ia akan menjadi Janda di usia yang baru menginjak dua puluh tiga tahun. Huh sepertinya Inka harus menebalkan lagi telinga dan wajahnya mendapat sandang baru. Janda mandul..Hah rasanya dunia tak berpihak kepada nya.
Tes...
"Semoga ini air mata untuk yang terakhir kalinya"
Ya semoga saja Inka mengusap bulir bening yang masih ada. Ia pikir stoknya sudah habis ternyata masih ada. Inka tersenyum getir di saat seperti ini, tak ada bahu untuk bersandar yang bisa membuat sedikit lebih baik. Setidaknya ada sahabatnya sekedar mendengarkan cerita nya. Tapi ternyata Siska sedang berkunjung di negara kekasih nya.
Orang tuanya tak lagi ada di dunia nyata mereka berdua sudah dulu meninggalkan nya.
Hanya Siska sahabat sekaligus saudara baginya.
"Gue benci Lo Sis..,Di saat gue di titik terendah Lo malah asik jalan jalan sama pacar Lo. Gue gak mau berteman lagi sama Lo"
Inka segukan. Sedih tak ada Siska yang selalu menyemangati dirinya.
Hap....
"Jangan tinggalkan aku Baby,"
Sean langsung mendekap tubuh mungil Inka.
Hah..
Inka menegang dan kaku. Siapa yang memeluknya jelas jelas bukan suara suaminya.
"Plis Baby jangan seperti ini. Aku mencintaimu,"
Tambah shock Inka. Ia membalikkan tubuhnya mendongak ke atas siapa gerangan, yang baru saja menyatakan cinta padanya. Sepertinya ia mengenal suara ini dan jelas bukan suara suaminya.
Inka melongo di tengah keterkejutannya. Di lihatnya pria dewasa yang menjulang tinggi dan tampan bak dewa Yunani. Juga Brewok yang menambah kesan cool nya.
"Apa kau pangeran berkuda yang datang dari Negri Dongeng untukku"
Inka bergumam lirih. Jangan di tanya tangannya pun mengelus wajah tampan, dan brewok tipis yang menambah kadar ketampanan nya.
Tentu saja Sean mendengar gumaman Inka. Ia mengangkat alisnya sebelah. Apa kucing nakalnya geser otaknya karna menjadi janda
Pangeran berkuda
Tangan Inka masih mengelus pipi nya semakin berani. Jemari yang ada di pipi sekarang mengelus bibir seksi sedikit tebal miliknya. Uh Sean ingin sekali menggigit jari tangan wanita nya.
Sean pria itu seolah menikmati sentuhan jari Inka di wajahnya.Ia memejamkan matanya membiarkan wanitanya mengagumi wajah tampannya.
Tunggu tunggu sepertinya aku kenal.
Inka menyadari sesuatu. Sepertinya ia mengenali wajah di depannya ini.
Inka melotot saat ia menyadari bahwa ternyata wajah yang sedari tadi di elusnya wajah Bos nya.
Updated 165 Episodes
Comments
Cabii Agus Rachma
hmmm akhirny sean puny bnyk kesempatan,,,,ambil alih kmbli perusahaan yg dipegang bgas bikin tuh mertuany cengo kget & struk.wkwkwk
& nnti ankny yg dikndung clrisa trnyt bukn ankny bgas,,,haaa syukurin dah..
2022-06-16
3
v33nus
gini lho, wajar seorang istri mau yang terbaik, mau di lukai atau apa wajarlah dia ga mau pisah. siapa yang mau pisah, sudah kalah pisah pula. tapi inka benar2 kuat ya allah aku salut sama dia
2022-06-21
1
princess purple
akhirnyaaaa, kamu bakalan trbebas dri penjara yg menyesakan dadaaa..
tapi ngakak paa bagian sean sama inka wkwkwk
2022-06-14
2