Peringatan Brian
"Pergi, brengsek ..hik.. hik Robert maafkan aku, sakit.... Ark... Robert berhenti sakit..."
Bagas menatap nanar pada wanita yang terbaring di ranjang pesakitan. Mata Clarisa sudah tak memancarkan aura yang selalu memujanya. Mata itu hanya ada pandangan kosong dan tak terarah.
"Mas.. Bagas, jangan tinggalkan aku" Dalam senyum nyaris menakutkan. Clarisa terus menggumam kan kata kata itu hampir setiap menitnya.
Dan akan berteriak seperti yang baru saja Bagas lihat, kala mengingat nama Robert...
"Mungkin inilah hukuman mu Clarisa, mungkin juga karma untuk ku.." Gumamnya lirih.
Tak lama kemudian Bagas menoleh ke pada orang tua Clarisa.
"Maaf... Saya memang bersalah telah menyakiti dan menceraikan Clarisa....
Tapi saya memang tidak pernah mencintai nya.
Anda tau sendiri jika pernikahan kami berdasarkan perjodohan. Sekali lagi maaf kan saya Om dan Tante. Saya dengan sadar sudah mentalak Clarisa, kami sudah sah bukan suami istri lagi."
Orang tua Clarisa tentunya sangat terpukul dengan pengakuan Bagas. Mereka pikir Bagas menceraikan Clarisa itu hanyalah isu semata. Tapi nyatanya itu semua mereka dengar dengan gamblangnya.
Dan yang lebih menyedihkan lagi Bagas sama sekali belum mendaftarkan pernikahan mereka di KUA. Jeslin tersenyum sinis, Bagas dan keluarganya ternyata hanya memanfaatkan putrinya.
"Saya akan menuntut keluarga kalian... Kau dan keluarga mu itu sudah memanfaatkan putriku."
Geram rasanya jeslin, putri satu satunya menjadi stres bahkan bisa dikatakan gila.
"Maaf... Bukankah anda juga telah menipu kami, maafkan saya bila saya lancang. Saya tau jika Clarisa yang jauh sebelum menikah dengan saya, dia juga pernah menggugurkan kandungannya......
Dan di malam pertama kami, bukankah Clarisa juga telah tidur di club' dengan seorang pria. Dan pria itulah yang membuat Clarisa sampai seperti ini. Apa anda masih ingin mengenalnya nyonya...
Yang seharusnya menuntut itu adalah saya, karna gara gara Clarisa saya menceraikan Inka.
Jadi jangan saling menyalahkan nyonya.."
Jeslin merah padam, ia tak menyangka jika Bagas mengetahui aib Clarisa. Ia bungkam tak tau harus bagaimana.
Bagas melangkah pergi meninggalkan mereka, sementara Jeslin terduduk lemas. Seto mengusap wajahnya gusar, sebenarnya dia sudah menduga bahwa Bagas tak akan memaafkan Clarisa dengan mudah. Apalagi saat ini Bagas telah resmi mentalak Clarisa.
*
Malam harinya di Mension mewah William, Inka tidur dengan gelisah. Punggungnya terasa panas menjalar sampai bagian depan.
"By..." Sean membuka matanya perlahan mendengar suara istrinya.
"Hmm... Ada apa Baby, kau ingin makan sesuatu lagi..?"
Sean bertanya tapi masih dalam keadaan mengantuk.
"By... Apa aku mau melahirkan pung_"
"Hah... Melahirkan.."
Sean spontan mendudukkan dirinya di kasur empuk. Inka mencebik, suaminya ini seperti mendengar gempa berkekuatan tinggi.
Tiga hari lalu Sean pulang dan sifatnya sangat posesif dari biasanya. Bagaimana Inka tak sebal selama tiga hari ini Sean bahkan mengintil kemana ia pergi, bahkan buang air besar saja, Sean akan duduk di bawah menunggunya. Inka sendiri merasa risih, tapi suaminya tidak jijik sama sekali.
"Baby, kau akan melahirkan..." Shock ia berdiri dan berlari menuju walk in closet. Inka mendesah kasar, memijit kepalanya yang semakin pusing.
"Sayang ayo ke rumah sakit..."
Inka melongo di tempatnya, tak habis pikir apa yang ada di pikiran suaminya ini?.
Kedua tangan Sean menjinjing tas perlengkapan bayi. Inka mengeratkan giginya, suaminya ini bodoh atau apa sih? keterlaluan...
"By..." Nada Inka lirih tapi penuh kemarahan. Sean mengerutkan keningnya bingung. Istri nya tadi bilang sakit perutnya. Lalu kenapa sekarang dia malah diam saja?....
"Kau ingin membawaku atau membawa tas itu..?" Akhirnya Inka menyemburkan kekesalannya. Dongkol sekali rasanya melihat suaminya malah sibuk dengan tas tas di tangannya. Sementara dia di biarkan sendiri, suruh berjalan yang benar saja.
"Ah.. Maaf Baby, aku terlalu panik tadi. Jadi sedikit melupakan mu...?" Inka menatap sengit melupakan katanya. Justru tas tas itu dia tidak melupakan nya.
Sean lalu membopong Inka dan membawanya ke rumah sakit. Bi Ina yang ada di belakang, duduk dengan tas tas perlengkapan bayi Nona muda nya.
*
"Jangan pernah sekalipun kau mencampuri urusan ku Brian..."
Bella menatap sengit Brian, sepertinya pria itu memang tak main main dengan niatnya. Tapi Bella bukan wanita yang bodoh, Brian menikahi nya agar dia tak mengganggu Inka dan Sean lagi.
" Bella ...Aku sudah memperingatkan mu, jangan pernah mengusik kebahagiaan mereka. Menikahlah de_"
Belum selesai kalimat Brian, Bella lebih dulu memotong perkataan nya.
"Kau pikir aku mau menikah denganmu, aku tau kau menikahi ku hanya untuk menghindarkan aku dari William. Begitu bukan..
Jangan kau pikir aku wanita bodoh, selama kita berhubungan badan aku memakai alat kontrasepsi. Kau tidak perlu menghawatirkan jika aku hamil."
Bella mengucapkannya tanpa beban seolah dia tak merasa rugi. Wanita seperti Bella memang sudah biasa,dan itu hal yang lumrah menurut nya. Making Love... Sudah bukan hal tabu lagi bagi Bella yang hidup di luar Negri.....
"Jangan pernah sekalipun kau menyakiti Inka lagi, Bella..."
Ha...ha ...ha.. Bella terbahak, mendengar nada ancaman Brian untuk nya.
" Brian.. Brian ... Sebelumnya kau telah menyakinkan aku untuk menikah dengan mu. Dan sekarang kau bahkan mengancam ku,. Entah apa yang wanita itu berikan padamu dan William. Sehingga kalian berdua menjadi bodoh seperti ini. ..."
Brian menyalak tajam, ia mencekik leher Bella,
sementara Bella terbatuk-batuk merasakan panas di lehernya. Ia memukul lengan Brian pada lehernya.
"Brian, lepaskan tanganmu..."
"Sekali lagi kau menyentuh Inka ku pastikan aku sendiri yang akan menghancurkan mu"
Brian melepaskan cengkraman tangannya, saat itu juga Bella menghirup udara sebanyak banyaknya.
Bella mengepalkan tangannya, dia semakin yakin akan menghancurkan Inka dengan tangan nya sendiri.
*
" Bodoh....."
Buk...Bak... Buk...
Dor...
"William.... Kau akan bernasib sama,"
Seorang pria tampan memakai topeng di sebelah kiri wajahnya, tersenyum menakutkan.
Ha... ha..ha...
*
"Tuan anda butuh teman..." Seorang wanita malam meraba raba dada bidang Alves. Alves tak menanggapi, dia masih memikirkan sesuatu.
Dia belum percaya jika wanita yang bernama Inka Riana adalah istri sepupunya.
Alves tau jika Riana bercerai dari Bagas dan menikah dengan Sean William.
" Kenapa harus dia..."Gumamnya tersenyum masam..
"Tuan... " Wanita itu menjilat cuping kanan Alves. Alves sendiri mendorong kasar tubuh yang menempel bagai ulat yang mencari makan.
"Pergi dari sini Nona..."Alves menodongkan senjata api pada wanita yang hampir tak berpakaian.
"Ba_baiklah...", Tanpa ba-bi-bu wanita itu melesat pergi meninggalkan Alves.
Apa yang harus ku lakukan..?. Tidak mungkin aku akan membunuh William. Wanita itu pasti akan sangat terpukul, bagaimana dengan kandungannya.
Alves sendiri membanting gelas yang ada di tangannya.
Pyaar....
😭😭😭
Biasakan tinggalkan jejak
biar semangat otor nulisnya iye
jangan lupa mampir ke karya OTOR yang lain 😘😘
Updated 165 Episodes
Comments
Devina Natalia
alves kasihkan ke siska aja tgor
2022-07-23
0
epifania rendo
kasihlah jodoh buat siska
2022-07-26
0
Desi Yartati
kasihan babang Alves lg patah hati
2022-07-05
0