Canggung
Inka sedikit berlari menuju kamar pribadi suaminya. Ia bahkan tak perduli dengan suaminya yang terjengkang kebelakang akibat tendangan nya.
Bagaimana tidak Sean yang fokus pada penyatuannya dan hasrat yang menggebu, ditendang oleh istrinya. Tentu saja ia terjengkang kebelakang.
Sean mengacak rambutnya frustasi, baru kali ini ia menyedihkan. Dan itu semua ulah istrinya.
Sean menatap nanar pada CD dan bh istrinya yang diberikan tadi. Hah...
Sean menyalakan akses di ruangannya, tak mungkin ia mematikan terus menerus. Kenzo akan mendobraknya. Kenzo pasti berpikir jika ia dalam bahaya. Justru yang bahaya adalah adik kecilnya yang sakit dan kepala nya yang berdenyut.
Clek...
Sean mendengus melihat anaknya sedang menyedot sumber nutrisinya. Inka sendiri cuek, seperti tak terjadi sesuatu. Padahal bokongnya linu...
Inka melirik ke arah suaminya, yang berwajah muram.
"Sayang, nanti malam Xanders kasih ASI yang banyak. Jangan sampai dia mengganggu kita lagi. Setan kecil ini memang senang sekali membuatku menderita." Tentu saja di akhir kalimat Sean hanya bergumam kecil.
Walaupun begitu Sean mencium pipi Xanders berkali-kali, hingga bayi mungil itu melepaskan ****** Inka. Sean akan memberikan pelajaran pada putranya, telah mengganggunya. Dia mengusap wajahnya pada wajah Xanders. Bayi itu tertawa geli, Daddy nya menduselkan brewoknya.
"Ayo sini dengan Daddy...Waow jagoan Daddy sudah pintar. "
Cup..Cup...
"By, ********** mana?"
"Ah ada di luar Baby, "
"Ish... Kenapa harus di luar sih, kalau ada yang lihat bagaimana."
*
Kenzo melotot tak percaya pada dua benda yang di yakini milik istri tuannya. Dia melirik ke arah wanita yang masuk bersamanya.
Begitupun dengan Nola, melirik ke arah Kenzo.
Mereka berdua jadi salah tingkah. Bagaimana tak mencolok selain berwarna merah terang, kedua benda itu tergantung di atas laptop yang ada di meja.
Apa yang tuan lakukan di kantor?
Kenzo mengumpat Sean, gara gara dua benda ini, otaknya jadi traveling kemana mana. Dan yang lebih parahnya lagi Kenzo jadi salah tingkah dengan wanita yang di samping nya, ia membayangkan bagaimana jika dia dan Nola melakukan nya. Burung yang anteng di tempatnya seketika menunjukkan reaksinya.
Kenzo berjalan duduk pada sofa di sudut ruangan. Sebisa mungkin ia menghindari Nola, jangan sampai wanita itu menyadari ada perubahan dalam dirinya.
Clek...
Sean berjalan santai mengambil dua benda yang menjadi penyebab kedua orang itu menjadi kikuk.
Kenzo memijit kepalanya yang berdenyut, sudah bertahun-tahun lamanya dirinya bisa menahan diri. Lalu kenapa sekarang harus bereaksi membayangkan dia yang akan bergelut dengan Nola.
Inka mengkerutkan keningnya melihat Kenzo dan Nola. Mereka berdua seperti sedang tertangkap basah.
" Ken, aku akan pulang bersama istri dan anakku. Xanders tidak boleh terlalu lama di keluar."
Memang Sean sengaja membawa mereka berdua ikut bersamanya. Selain ia ingin memperkenalkan putranya pada karyawan nya. Sean juga ingin putranya ada di dekatnya.
Sean tau Xanders masih suka rewel, itu sebabnya Sean mencari baby sister untuk putranya. Tadinya Inka kekeh akan merawatnya sendiri. Tapi Sean tak tega, ia tau istrinya lelah.
"Dan lagi carikan aku sekertaris,"
Nola yang mendengarnya mematung, ia ingin menangis kala mendengar dirinya akan digantikan. Itu artinya dia akan di pecat, tapi apa salahnya?.
"Ya tuan.." Jawab Kenzo..
"Tuan apa salah saya.." Sambil segukan Nola memberanikan diri bertanya apa salahnya?
Sean mengangkat sebelah alisnya ia lupa belum mengatakan jika Nola yang akan menjadi baby sister nya Xanders.
" Nola pulanglah kemasi pakaian mu, mulai hari ini kau akan tinggal di Mension menjadi baby sister nya Xanders. "
Nola menoleh pada wanita cantik bertubuh mungil. Seolah ia belum percaya, bukan tak mau menjadi baby sister dari penerus perusahaan ini. Tapi yang ia tau tak ada seorangpun yang sembarangan dan berani masuk ke dalam apalagi ini akan tinggal.
Inka mengangguk membenarkan ucapan suaminya.
"Terima kasih Nona, anda mempercayai saya.?"
"Ya aku yakin Xanders akan senang bersamamu. Dan masalah gajih, suamiku akan memberikan tiga kali lipat dari ini." Nola menganga tak percaya,tiga kali lipat.
Inka yakin Nola gadis yang baik, dari semenjak bertemu Inka sudah menginginkan Nola menjadi pengasuh putranya.
Nola sendiri masih tak percaya, gajih tiga kali lipat. Ia akan memegang kepercayaan majikannya. Ini adalah kesempatannya, neneknya membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
*
Malam harinya, di kamar suami istri itu sedang bergumul di atas kasur. Sean langsung melancarkan aksinya pada istrinya saat putranya bersama pengasuh barunya.
Padahal jam masih menunjukan pukul delapan malam. Tapi sepulang kantor tadi Sean merengek seperti Xanders.
Sudah lebih satu jam lamanya Sean masih belum menunjukan bahwa akan mencapai puncaknya. Padahal Inka sudah lemas di bawah kungkungan nya.
Suara ******* saling bersautan, Sean seolah baru pertama kali mendapatkan jatahnya. Sean melepaskan miliknya dan membalikkan tubuhnya membawa Inka untuk berada di atasnya.
"By.." Rengekan Inka di telinga Sean adalah alunan merdu yang membakar gairah nya.
Lenguhan panjang Sean kala benda panjangnya bersemayam pada rumah nya.
Inka bergerak naik turun ia akan membuat suaminya sampai pada puncak pelepasannya.
Ia tau posisi seperti ini yang Sean gilakan, itu sebabnya Inka bergerak naik turun dengan cepat.
"Baby... Uh..."
Lenguhan panjang Sean saat menyemburkan bibit unggul nya pada ladang gembur milik Inka. Inka ambruk di atas dada Sean yang mengkilat karena peluh.
Nafas keduanya saling memburu, Inka bahkan belum melepaskan diri di bawah sana.
Cup...
"Kau hebat sayang.."
Inka mencebik modus pikir nya.
Sean bangun, masih dalam keadaan menyatu ia menggendong istrinya masuk kedalam kamar mandi.
"By, kau mau apa.. Ah.."
Inka mendelik tajam saat merasakan di bawah sana berkedut bangkit.
Sean terkekeh geli melihat wajah istrinya, ia buru buru mencium bibir mungil itu.
"Ya..ya.. Kita hanya mandi tidak lebih, tapi ingat malam nanti aku akan menagihnya lagi."
"Tidak.."
Sean semakin terbahak mendengar penolakan Inka. Wajah cantik Inka yang semakin cabi membuat Sean makin gemas.
Mereka berdua mandi bersama, Sean menepati janjinya hanya mandi tak ada yang lain.
Dengan telaten Sean menyabuni tubuh mungil Inka. Sudah menjadi kebiasaan dirinya, semenjak Inka koma waktu itu, ini sudah menjadi kebiasaan untuk Sean.
Sean bersyukur saat Inka melahirkan baik baik saja. Padahal Sean setengah mati takutnya, melihat sebelum nya Inka sudah pendarahan. Sean juga begitu sangat terpukul karna salah satu jagoannya pergi lagi dari nya.
Sean sadar mungkin inilah karmanya telah banyak membunuh orang. Sehingga kedua putranya sendiri tak ingin di asuh oleh tangannya. Itu sebabnya ia menyerahkan tanggung jawab Red Blue miliknya. Ia ingin hidup normal dengan wanita yang dicintainya dan anak anak tentunya. Sean tak ingin Inka yang mendapat kan sakit akibat kesalahannya.
Ia hanya ingin menghabiskan waktu nya bersama istri dan anaknya.
Updated 165 Episodes
Comments
@shiha putri inayyah 3107
ya ampun Sean ga dimana pun dan kapan pun... gempur terus INKA....
2022-06-18
4
Dwi Apriyanti Ningsih
witing tresno jalaran Soko kulino ya ken.....🤣🤣🤣🤣
2022-06-20
2
Pia Palinrungi
tdk ada cela u tdk mengempurx...
2022-06-20
2