Salah tingkah
Sementara di rumah sakit terbesar di kota Jakarta. Sean, pria dewasa itu marah mendengar anak buahnya mengatakan, jika Inka sengaja di dorong kedalam ruangan penyimpanan itu. Sean mengepalkan kedua tangannya serta mengeratkan giginya. Saat ia juga mendengar bahwa ada yg mencoba menjebaknya dengan obat sialan.
"Bawa gadis itu ke gudang, ikat dia jangan biarkan dia lolos"
Sean tau siapa yang sudah membuat wanita pujaannya itu terbaring lemah.
Clek....
Suara pintu di buka dari dalam. Sean segera menghampiri dokter tersebut.
"Bagaimana dengan keadaannya?"
"Semuanya baik, untung saja dia tidak terlalu lama menghirup nya. Dan tuan langsung membawanya ke mari, jadi tidak terlalu parah,"
" Apa dia sudah sadar?"
"Iya sudah tuan"
Sean langsung menerobos masuk ke dalam, melihat keadaan wanita itu. Di lihatnya Inka sedang duduk bersandar.
Sean lalu mendekat.
"Kenapa gak tidur, ini masih jam dua malam. Sebaiknya kau tidur lagi,!!"
Inka menggeleng, mengedarkan pandangannya mencari keberadaan seseorang.
"Kenapa...?Apa kau mencari suamimu?"
Inka menoleh ke arah Sean. Dia menunduk sambil meremas ujung Selimut putih.
"Suamimu belum tau kau masuk rumah sakit. Kenapa kau sampai terjebak di dalam?. Apa kau tidak lihat, jalan yang kau lalui itu berlawanan arah, dengan tempat pesta. Apa kau memang sangat bodoh hah.... Dan juga kemana suamimu. Kenapa dia tak mencari mu?,"
Inka semakin menunduk, matanya berkaca-kaca. Mendengar nada bicara Sean yang tinggi. Sebenarnya bukan karna Sean yang membentak nya. Tapi Inka sedih dengan dirinya sendiri. Kenapa suaminya tak mencarinya?. Harusnya Bagas datang mencari keberadaan nya bukan. Bahkan sekarang sudah hampir subuh, suaminya belum juga menelponnya.
"Tidur.. Jangan pikirkan macam macam, agar kau cepat pulih. Suamimu tak akan mencari mu sekarang ini!,"
Jatuh sudah air mata Inka mendengar jika suaminya tak perduli dengan nya. Apa ini yang selama ini suaminya sembunyikan. Apa dia punya yang lainnya, sehingga dirinya yang tak pulang Bagas tak mencarinya.
Sean pria itu berjalan menuju sofa disudut ruangan. Dia mendudukkan tubuhnya lalu berbaring. Sebenarnya dia tak tega mengatakan ini. Tapi dia tak mau Inka jadi bodoh. Karna suaminya telah mengkhianatinya. Terlebih lagi Bagas, pasti sedang memadu kasih dengan istri keduanya.
Huff... Sean benci ada penghianatan dalam rumah tangga. Sean menoleh Inka, dia berjanji akan merebut Inka dari tangan Bagas. Sean akan membahagiakan Inka seperti Ratu di istana megah nya. Ada anak ataupun tidak. Sean mencintai istri Bagas itu dari pandangan pertama nya.
Inka wanita itu membelakangi Sean. Tubuhnya bergetar menahan tangis. Benarkah Bagas tak mencarinya, kenapa ? Apa selama ini firasatnya benar... Mengingat itu Inka menangis tersedu sedu. Jika Bagas memang mempunyai yang lainnya. Inka tidak akan mampu berbagi dia tidak Sudi di madu.
Sean membiarkan saja wanita itu mencurahkan hati nya. Hingga akhirnya dia melihat tubuh itu berhenti bergetar. Inka tidur karna lelah menangis.
Sean berjanji hanya untuk malam ini saja. Ia membiarkan wanita pujaannya itu menangisi suami bejatnya. Sean berdiri melangkah ke arah ranjang kecil itu. Di lihat nya mata bulat cantik itu bengkak. Dan masih ada sisa sisa air mata yang jatuh. Sean mengusap pipi Inka dengan sayang. Merapikan rambutnya dia berjanji akan membahagiakan Inka. Seperti Ratu di istana megah nya. Sean akan merebut Inka dari pria brengsek seperti Bagas.
Pagi menjelang Inka mengerjapkan mata bulat nya. Menghalau sinar matahari yang masuk ke dalam, melalui celah gorden.
Uhg...Inka mengedarkan pandangannya mendengar suara gemericik air. Tak lama kemudian...
Clek...
Sean, pria dewasa itu dan galak menurut Inka keluar dari dalam.
Inka memperhatikan tubuh Sean dia melihat perut sixpack kotak kotak. Dan tetesan air diperut. Ah pasti liat dan keras, Inka menggeleng kan kepala nya. Kenapa dia membayangkan menyentuh perut itu.
"Sudah kau mengagumi nya, kau bisa memegangnya,"
Inka kaget Sean menyadari bahwa dirinya memperhatikan perut Bosnya. Bisa bisa Bos-nya berpikir dia mesum. Menyadari hal itu wajah Inka bersemu merah.
"Tidak.."
Sean mengangkat sebelah alisnya tersenyum. Melihat Inka yang salah tingkah.
Sementara Inka tambah malu saja.
"Aku mau ke toilet panggilkan suster,"
"Hahaha"
Tawa Sean pecah tak bisa menahan senyum nya. Melihat wanita cantik pujaannya salah tingkah.
"Aku bilang panggilkan suster. Aku mau ke kamar mandi,?"
"Ya ya baiklah,"
Pria itu langsung membungkukkan badannya. Meraih tubuh kecil itu untuk ke kamar mandi.
"Hei...Apa yang tuan lakukan, turunkan saya. Saya bisa sendiri,"
"Diam dan jangan banyak bergerak, kalau tidak tangan mu yang di infus akan berdarah,"
Sean memberi isyarat pada Inka supaya memegang infusnya. Inka hanya nurut mengambil infus yang tergantung di tiang nya.
Sean melangkah ke kamar mandi. Mendudukkan tubuh kecil Inka di Kloset. Inka wanita itu melotot tajam ke arah Sean.., Sedangkan Sean cuek saja.
"Panggil aku... Jika kau sudah selesai"
Inka diam saja. Jengkel dia, apa apaan dia pikir Inka lumpuh apa. Harus sampai kloset, dia bisa sendiri. Memalukan...
Sean keluar, berdiri di pinggir pintu.
Menunggu Inka dia tahu Inka masih lemas.
****
Sementara di mobil Bagas kalut. Penampilan nya sudah tak beraturan. Sudah hampir siang dia belum juga menemukan istrinya. Bagas menjambak rambut nya sendiri,.
"Argh ... Sayang Inka kamu kemana, maafkan mas?"
Bagas menundukkan kepalanya pada setir kemudi. Dia bingung harus mencari Inka kemana. Sementara Bagas tau Inka tak banyak bergaul. Teman dekatnya hanya Siska. Sementara Bagas sudah menghubungi Siska bahwa Inka tak ada. Lalu harus kemana Bagas mencari lagi. Ponsel Inka juga di luar jangkauan.
Bagas mencoba menelpon kembali no Inka. Dan jawabannya tetap sama....
Kembali melajukan mobilnya, Bagas menyisir setiap tempat yang mereka datangi.
Setelah Sean mendudukkan dirinya kembali ke ranjang rumah sakit. Inka baru mengingat dengan handphone nya. Dia menoleh kearah kanan dan kirinya. Mencari cari benda tersebut.
Sean yang menyadari hal itu langsung menyodorkan tangan nya. Memberikan handphone Inka pada pemilik nya.
Inka yang menyadari nya langsung menyambar handphone nya. Dia mencoba membuka dan lowbat handphone itu juga retak.
"Tuan ,"
Dari arah pintu Kenzo datang membawa dua paper bag.
"Hemm,"
Inka melirik Sean. Bisa ya ada manusia dingin begitu. Inka tak habis pikir bagaimana jika dirinya setiap hari ada di hadapan Bos nya. Sudah galak dingin lagi. Pasti hari hari nya akan membuat nya naik darah terus.
"Aku tidak seburuk yang kau pikirkan"
Inka berjengit menoleh, apa dia cenayang. kenapa bisa tau,?
Inka bergidik...
"Ke sini kan handphone mu ,"
"Untuk apa?"
"Bukankah kau mau menelpon suamimu!"
Inka mengangguk dan memberikan ponsel nya pada Bos nya.
Updated 165 Episodes
Comments
Siti
kasian Bagas thor
2022-06-26
1
Eka Kurnia Sari
d rumah sakit hampir subuh di bagas msh siang
2022-06-22
3
Ririen Iien Alatas
Oke thor
2022-06-22
0