Salah paham
Nola melihat pria yang baru saja masuk kedalam Mension bersama tuannya.
Ia bertanya tanya, sepertinya ia pernah melihatnya tapi dimana?
"Nola siapkan kamar untuk Brian, mulai malam ini ia akan tinggal di sini."
Nola mengangguk mengerti dan pergi meninggalkan tuannya dan pria yang duduk di kursi roda.
"Brian, sepertinya aku pernah melihatnya. Lalu kenapa dia duduk di kursi roda, dan apa hubungannya dengan tuan dan nona?" Gumam nya lirih.
" Tuan Sean"
"Brian, ingat aku membawamu kemari karna istri ku."
"Yah aku tahu."
"Jangan sekali kali kau mencari kesempatan mendekati istri ku lagi. Jika masih ingin menghirup udara bebas." Dengusnya...
Brian sebenarnya keberatan juga berada di sini. Selain Sean yang selalu mengintimidasi dirinya, ia juga bukan siapa siapa di Mension ini. Hanya karna dia pernah menolong istri pemilik Mension ini, ia harus tinggal di sini.
Satu tahun lamanya dirinya koma dan empat bulan yang lalu dia dinyatakan sembuh oleh dokter. Banyak yang Brian lakukan, dari operasi beberapa kali ia sudah pintar berjalan sedikit demi sedikit.
Kejadian ia yang menolong Inka membuatnya koma sekaligus lumpuh. Brian tidak menyesal telah mengorbankan dirinya untuk melindungi Inka. Karna pada dasarnya selain Brian menaruh hati padanya. Brian juga sudah menganggap Inka saudara perempuannya. Brian tak ingin egois merebut Inka dari tangan Sean, Brian lebih baik menganggap Inka saudara nya.
Ayahnya yang melarang Brian kembali lagi ke sini. Ayah Brian memang sudah mewanti-wanti agar tak berurusan dengan William. Tapi dua hari yang lalu Sean datang ke Mension kecilnya.
Entah ada angin apa Sean membawa nya kemari, yang jelas mungkin saja Inka yang meminta.
"Kak Brian..."
Brian tersenyum, wanita mungil itu sudah mempunyai anak dan dia jadi semakin cantik.
"Kondisikan matamu,"
Sean gemerutuk melihat Brian memandang Inka tanpa berkedip. Hah... Ia harus mengurangi rasa cemburunya kali ini. Jangan sampai ia memenggal kepala Brian, akibat cemburu buta.
Sean mendengus kenapa juga kemarin ia harus membahas tentang Brian bersama Kenzo. Yang akhirnya istrinya jadi tau jika Brian sudah sembuh, dan istrinya ingin Brian mengunjungi Mension nya.
"Wah ada jagoan tampan di sini, sini gendong uncle",
Sean melirik sengit ke arah Brian, entah kenapa ia sangat menyesal telah membawa Brian kemari.
"Kau harus jadi pria yang baik, jangan jadi pria yang sukanya marah dan cemburu, Ok.."
Sean mendengus lagi, Bria sengaja menyindirnya. Inka hanya mengulum senyumnya. Sudah bukan hal yang baru jika suaminya merasa cemburu.
*
Kenzo mengeryit kan kedua alisnya melihat seseorang yang di kenal nya. Ia berjalan mendekati mereka berdua, dan betapa shock nya ia melihat Nola bersama Brian sedang berdua di taman.
"Nola.."
Kenzo berteriak memanggil nama Nola, sementara Nola yang namanya di sebut mengalihkan pandangannya.
" Tuan Brian apa masih ada yang bisa saya bantu.?"
"Tidak terima kasih atas bantuannya, maaf jika aku merepotkan mu."
"Tidak sama seka_"
"Nola"
Set... Kenzo menarik paksa tangan Nola, dan Brian pria itu juga tak mengerti ada apa dengan Kenzo.
"Maaf tuan Kenzo, bisakah anda melepaskan tangan saya."
Deg... Kenzo melepaskan tangannya, matanya tak berkedip menatap Nola. Benarkah Nola tak bisa memaafkan nya.
"Tuan Brian anda masih ingin di sini atau kedalam?. Takutnya saya di cari nona muda.."
"Pergilah dulu Nola, nanti aku akan menghubungi mu. Aku masih ingin disini sebentar."
Nola mengangguk dan berbalik meninggalkan kedua pria yang ada di dekatnya.
Kenzo tak percaya jika Nola mengabaikan nya. Dan Nola sama sekali tak melihat kearah nya.
Kenzo lalu beralih menatap Brian, dan ia tersenyum miring. Pria yang dulu di anggapnya nya tak ada harapan lagi, kini ada di hadapannya.
"Jangan pernah kau mencoba mendekati Nola, dia gadis yang baik. Jangan pernah berniat mempermainkannya."
"Kau ini kenapa Kenzo, aku baru saja datang ke mari dan kau langsung menuduh ku seperti itu. Atau jangan-jangan kau telah mengecewakan nya. Dan takut jika dia nyaman dengan ku."
Kenzo tak menggubrisnya dan berlalu pergi meninggalkan Brian.
Brian hanya menghembuskan nafasnya perlahan. Drama apalagi ini pikir nya. Kenapa juga William harus membawanya kemari. Ia tak ingin terlibat lagi drama percintaan bodoh.
*
Cup... Sean menyambar bibir mungil istrinya. Sudah sejak semalam ia tak meminta jatah bercocok tanam.
"By.. Kau ini, lihatlah hari masih sore. Xanders melihat kita..!"
Sean mengalihkan pandangannya pada bayi yang ada di atas kasur. William mendekat dan menggendong Xanders, Xanders menangis tak mau di ganggu Daddy nya.
"Hay boy diamlah, kau ingin adik mu cepat tumbuh dan keluar bukan. Nah sekarang kau harus bersama Nola dulu Ok. Daddy akan menjenguk adikmu..."
Xanders diam ia melihat mata Daddy nya dan tersenyum menampilkan giginya.
"Aw.. Kenapa menggigit Daddy, kau ingin adik tidak."
"Aw, sayang sakit.."
"Kau mau mengajari putramu tak baik dan mesum seperti mu."
Ia nyengir kuda, rupanya istrinya mendengar nya.
"Nona.. "
"Ah ya Nola berikan padaku,"
"Apa itu Baby? Kaki ayam... Baby apa yang kau ingin makan."
"Kaki ayam.. "
"Aku tau itu kaki ayam, buang itu Nola apa kau pikir istri ku ini kucing. Sehingga kau beri dia kaki ayam. Daging nya kau kemanakan atau kau buang, huh..."
"Itu tuan, anu nona muda yang ingin kaki ayam nya."
Nola menggaruk lehernya yang tidak gatal, bagaimana bisa tuannya itu tidak tau itu makanan apa.
"Sayang untuk apa kau makan kakinya, lihatlah tidak ada daging nya sama sekali. apa yang mau dimakan."
"Ini namanya seblak by... Enak katanya."
"Kata siapa"
"Nola.."
Nola langsung ciut menyadari tuannya menatap nya tajam. Kenapa juga nona muda harus berkata jujur sih. Kan tadi bilang sendiri ingin yang seger.
"Benar begitu.."
"Iya, bu_kan tuan tadi nona muda bilang ingin yang segar dan pedas. Jadi saya bilang seblak tuan."
Diakhir kalimatnya Nola berkata lirih, melihat mata tuannya yang hampir keluar. Nola bergidik ngeri membayangkan bagaimana dulu tuannya menembak perempuan yang menculik tuan muda Xanders. Dan bagaimana tuannya menghajar pria yang membantu wanita itu.
"Awas saja jika istri ku sakit perut," Deliknya tajam.
Nola keluar dari kamar tuannya, ia menghembuskan nafasnya lega. Jika berhadapan dengan tuan William ia di buat spot jantung.
"Lain kali bi Ina saja, jangan sampai tuan memenggal kepala ku."
Brian mengeryitkan alisnya, mendengar gerutuan Nola. Ia tersenyum, Kenzo sangat beruntung bisa mengenal gadis itu. Tapi Brian tidak tau apa hubungan keduanya, tapi ia yakin terjadi sesuatu antara mereka berdua.
"Nola.."
Nola menoleh dan tersenyum tipis, ia lalu mendekati Brian.
"Apa kau sudah lama bekerja di Mension ini, kau seperti nya sudah tidak asing lagi di sini."
"Saya baru tujuh bulan lamanya tuan, nona Inka sendiri yang meminta saya mengasuh tuan muda Xanders."
Kenzo mengangguk sepertinya ia akan punya teman disini. Secara ia juga orang asing disini.
"Bolehkan kita berteman Nola, aku tidak punya teman disini. Kau tau sendiri aku bukanlah siapa-siapa mereka. Aku akan senang jika kau mau menjadi temanku."
"Tidak ada teman antara pria dan wanita tuan Brian. Nola sebaiknya lanjutan pekerjaan mu."
Nola segera pergi meninggalkan mereka berdua, tak lama Kenzo juga sama. Jangan sampai ia menghabisi Brian karna cemburu.
Sedangkan Brian hanya menggelengkan kepalanya.
"Jika kau cinta kenapa tak berani mengungkapkan perasaan mu. Dasar, kau dan tuanmu sama saja kaku.."
Updated 165 Episodes
Comments
Tjitjik Juni Supriyati
Ha ha....... Kaku kyk baju kena pati kanji. 🤣🤣🤣
2022-06-14
3
Zaitun
hihi
2022-06-14
4
Umi Ningsih Mujung
😘😘😘😘😘
2022-05-28
1