Sandra
Inka meneliti wajah pria di depannya ini, masih belum percaya jika Alves saudara suaminya.
Inka menghembuskan nafasnya perlahan banyak sekali kejutan saat ia menjadi istri seorang William.
" Maaf, aku kemarin mengagetkan mu. Siapa dia, kenapa dia mencoba untuk melenyapkan bayi mu."
"Apa maksudmu Alves..?"
Alves dan Inka kaget , menoleh ke arah Sean. Inka menelan ludahnya cekat, sementara Alves sendiri mengangkat sebelah alisnya.
Sean tidak tau jika wanita itu ingin membunuh Riana
"Salah satu penggemar mu, ingin melenyapkan istri dan anak mu."
Sean mengeratkan giginya emosi, jadi tanpa sepengetahuan nya Bella ingin melenyapkan istri dan anaknya.
Bella, aku bersumpah akan mengejar mu di alam baka sana. Dan Nico pria itu, awas saja ku beri kau pelajaran.... Rubi aku tau semua ini kau lah dalang yang sesungguhnya.....
Sean mendesah kasar..
Apa ini ada kaitannya dengan Lincoln...
"Untuk apa kau datang ke Mension ku..." Nada tak bersahabat di tunjukan pada Sean.
Alves sendiri bingung, kejadian di hotel tempat dirinya menginap menghantuinya. Rasanya Alves butuh bantuan William untuk menemukan wanita itu. Boy sendiri ia kirim pulang untuk urusan pekerjaan.
Dan rencananya ia akan menyusul pulang sekertaris nya. Tapi siapa sangka dirinya justru meniduri gadis perawan.
"Aku hanya ingin bertemu dengan kakak ipar."
Sean menipiskan bibir nya, ia tau ada yang di sembunyikan dari Alves.
"Baby... Kita akan pergi ke dokter,"
Inka mengangguk, memang ia harus sering mengontrol jagoannya. Hari ini Sean akan mengajaknya ke rumah sakit. Belakangan ini Inka sering merasakan panas di bagian punggungnya. Tapi Inka tak mau Sean mengetahui nya.
"Ayo..."
Sean menuntun Inka berjalan, Alves melihat wanita cantik itu memang pantas untuk Sean. Pria temperamen seperti Sean takluk dengan wanita mungil itu.
"Dimana Kenzo..?"
Sean melirik ke arah Alves "Biar aku yang mengantar kalian." Tambahnya lagi, saat tak melihat Kenzo bersama mereka.
*
Mobil yang di kendarai Alves melaju dengan kecepatan sedang. Alves sesekali melirik ke kaca spion melihat ada dua mobil yang mengikuti mereka.
Sean sendiri sudah mengetahuinya, ia hanya bersikap tenang seperti biasanya. Ia tak mau Inka takut dan akhirnya shock.
Alves melirik ke arah Sean, dan Sean sendiri hanya membalas dengan lirikan matanya.
Dor....
" Arg...."
"****...."
Inka mengeratkan pelukannya pada Sean, mendengar ada suara tembakan. Ia pikir mereka tak akan berani mengingat ini jalan yang cukup ramai. Sean Mengeratkan gigi nya, ia mengambil pistol di pinggang nya.
"Baby duduk dengan tenang, Ok... "
"Siapa mereka, " Bibir Inka bergetar hebat menahan sakit yang luar biasa di bawah perutnya.
"Kendalikan mobilnya, buka kacanya Alves."
Alves sendiri mengangguk, ia juga mengambil pistol di pinggang nya seperti yang di lakukan Sean. Inka menatap tak percaya pada keduanya.
Dor....
Inka menutup mata dan telinga nya, sungguh ia shock sekaligus, menahan sesuatu yang membuat nya sakit.
"Apa aku akan melahirkan sekarang?" Inka bergumam lirih.
Alves melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, ia tau mereka semua banyak. Sebisa mungkin Alves menghindari mobil mereka.
"By..."
Mata Inka berkaca kaca, keringat dingin sebesar biji jagung bercucuran di dahinya.
Sean shock melihat istri cantik nya pucat pasi. Ia segera merengkuh Inka, Sean tambah shock lagi melihat darah segar mengalir dari ************ Inka.
"Baby.. Sayang, kau..." Tangan Sean bergetar hebat menahan sesuatu yang membuat nya panik sekaligus takut.
"Sean..."
Sean terkesiap mendengar teriakkan Alves, ia melotot kan matanya melihat mobil di depannya siap menerjang mobil yang di tumpangi nya.
Brakk....
Sean berguling-guling membekap tubuh mungil Inka. Mobil hitam yang di kendarai Alves berguling dan terseret truk tangki. Sean sendiri melompat sambil membekap istrinya.
Tapi sayangnya tangannya terlepas pada istrinya. Inka meringis merasakan nyeri yang hebat, kala perutnya berbenturan dengan aspal.
Cit....
"No.. Baby...."
Sean berteriak memanggil nama istrinya, melihat Inka di bawa mobil hitam.
Sean bangkit dan berlari mengejar mobil dimana istrinya berada.
Dor...Dor...
"****.." Sean menegang bahu kirinya yang terasa panas. Ia melihat mobil lainnya, dan Hap...Sean bergelantungan pada belakang mobil.
Dor...
Buk...Buk...Duel antara Sean dan salah satu dari mereka,
"Arg.." Brakk...
"Brengsek.." Salah satu teman nya mengumpat melihat rekannya di lempar keluar oleh Sean.
Dor.. Sean menubruk pria itu dan mencekiknya, ia mengarahkan pistol itu ke atas dan menyikut wajah pria itu. Terang saja pria itu kesakitan dan mobil yang di kendarai nya kehilangan kendali.
Brakk... Sean menendang pria itu, dan tak lama mobil lain menyambar tubuh nya.....
Sean mencengkram erat setir kemudi. Matanya menyala penuh dengan dendam.
Cit....
Sean menginjak gas pedal nya penuh, ia harus menyelamatkan istrinya. Dadanya naik turun menahan amarah yang menguasainya. Mengingat keadaan istrinya,...
Sean mengemukakan mobil itu dengan kecepatan tinggi. Tak perduli dengan keadaannya yang di pikirnya adalah istri dan anaknya.
*
"Tuan Alves.." Kenzo dan anak buahnya datang, ia melihat keadaan Alves yang terjepit badan mobil.
"Sean..."
"Kita akan menyusul tuan bersama sama.."
Kenzo membantunya keluar dari mobil, Kenzo melihat mobil yang mengeluarkan api. Sepertinya sebentar lagi akan meledak.
Kenzo menarik paksa Alves dan membawanya terjun ke sungai.
Dom...
Byur...
*
Rubi meremas rambut pria yang berada di bawah kakinya.
Rubi mencengkram erat sudut kursi yang diduduki nya. Kala lidah pria itu mengoyak lubang sempit miliknya.
Sang pria berdiri lalu menyatukan penyatuannya pada wanita yang tergolek di atas kursi.
"Ah..."
Permainan mereka berdua sangatlah brutal dan panas. Mereka berdua bahkan tak menghiraukan adanya perempuan lain yang sedang menatapnya jijik.
Lama keduanya berpacu dalam penyatuan dan tak lama sang pria mencabut paksa miliknya dan mengarahkan miliknya pada wajah Rubi.
Rubi sendiri tau, ia segera menyambar permen berukuran jumbo tersebut. Tak lama sang pria mengerang menyemburkan cairan kental miliknya pada wajah Rubi.
Mata Inka memerah merasakan sakit yang luar biasa. Perut dan pinggang nya seperti ada yang menusuknya dengan jarum. Rasa jijik seketika menambah sakit di pinggang nya.
Bagaimana tidak Rubi menjilati cairan kental itu dan menelannya,
Tanpa rasa malu Rubi masih mengangkang membuka lebar pahanya.
Shett...
Ha ha ha Inka mendongak menatap wajah cantik wanita di depannya. Wanita itu mengulurkan dua jarinya pada dagu Inka. Rupanya Rubi sudah menurunkan dress nya kembali.
"Wanita seperti mu, tak pantas untuk nya."
Inka diam seribu bahasa, rasa sakit dan rasa jijik seketika hinggap di pikirannya. Tanpa kompromi perut yang tadinya sakit luar bias seketika menjadi kram.
"Ku mohon lepaskan aku..Aku akan melahirkan sekarang, selamat kan anakku.?"
Bibir Inka bergetar lirih, tenaga nya sudah hilang merasakan panas dan sakit yang luar biasa.
Updated 165 Episodes
Comments
Elin Nisa
sean hanya bisa mendumel aja tanpa cepat bertindak, duluan orang yg mencelakai istri mu kn, coba dr kemaren2 menghabisi si rubi itu kn ngak begini istri mu
2022-06-16
5
Pia Palinrungi
mukin author nggak suka inka kalee yah, kok sampai skrng inka menderita terus atau author akan menunda kebahagian inka dgn mengujix cobaan bertubi2🤣🤣🤣🤣🤣🤣
thor selamatkan.inka sm baby twins
2022-06-20
2
nengsindi
sampai sini makin banyak pemerannya ya kaa,,,
2022-06-18
5