Wanita gila
Brian mengepalkan tangannya, hari ini ia benar-benar ingin menghabisi Clarisa. Satu jam yang lalu dia baru saja memperistri wanita ular itu.
"Jangan berani menunjukan wajah tak sukamu padaku Brian. "
Dan tak lama Clarisa tertawa terbahak bahak, mulai hari ini ia akan menjadi ratu di istana.
"Kau yakin dengan niatmu Clarisa,? aku yakin sebelum kau berhasil, kau lebih dulu keluar menjadi bangkai."
"Brengsek.."
"Jangan berani berteriak padaku Clarisa, aku tau niat busuk mu."
" Benarkah..."
Clarisa menampilkan senyum nya, Brian yang melihat nya menautkan alisnya.
Apakah Clarisa gila, ya tuhan bagaimana jika benar Clarisa gila. Brian bergumam dalam hati.
"Ya aku gila, aku ingin di cintai Brian, Bagas sama sekali tak mencintai ku. Dihatinya hanya ada wanita sial itu....Ha ha ha aku akan menggantikan posisi wanita kampung itu di Mension ini."
Brian mengusap wajahnya kasar, apa yang harus ia lakukan pada Clarisa. Wanita itu tak hanya menakutkan tapi juga membahayakan.
"Apa yang kau lakukan Clarisa..?"
Brian terkesiap melihat Clarisa membuka kebaya yang di kenakan nya.
"Aku tau kau hanya pria lumpuh Brian, aku akui usaha mu untuk sembuh sangat lah besar. Tapi apa kau tau, sebelum kau berjalan normal aku akan mengubur ayah mu jika kau berani macam-macam padaku."
"Apa yang kau inginkan Clarisa."
" Tidak ada,.... Aku hanya ingin kau jangan pernah ikut campur dengan ku, jika kau masih ingin bertemu dengan ayah mu."
Brian mengumpat Clarisa dalam hati, ia bersumpah jika menemukan ayahnya akan membunuh wanita ini.
Clarisa berjalan hanya menggunakan ********** menuju lemari yang berada di sudut kamar.
*
"Brengsek.."
Kenzo menunduk, ia sudah mengira ini yang terjadi. Tidak mungkin rasanya wanita itu datang tanpa tujuan.
"Huh... Bagaimana mungkin aku memasukkan wanita gila ke Mension ku...
Dimana istri ku..."
"Nona sedang belanja tuan"
"Kita pulang,"
Sean geram rasanya, bagaimana dia dengan kebodohannya memasukkan wanita gila ke Mension milik nya.
Satu jam yang lalu Brian menikahi Clarisa di kantor KUA, istri dan Nola yang menjadi saksi pernikahan mereka. Tapi tidak dengan dirinya, ia pergi ke perusahaan dan Kenzo mencari tahu tentang Clarisa tentu nya.
Clek...
Ia tersenyum saat sampai di kamarnya, rupanya istrinya belum pulang. Sean membuang asal jas dan kemeja nya.
Ia melangkahkan kakinya ke kamar mandi, dan menyegarkan tubuhnya terlebih dahulu sebelum menyusul istrinya.
"Ah...."
Sean menautkan alisnya mendengar suara *******. Ia lalu melilitkan handuk pada bagian tubuh bawahnya dan keluar dari kamar mandi menyudahi mandinya.
Sean melotot kan matanya melihat wanita tanpa busana berbaring di ranjangnya. Dan yang lebih bikin ia naik darah wanita itu membuka pahanya lebar-lebar.
"****.."
Ia pikir wanita itu tidak akan bertindak jauh di luar perkiraan nya. Ternyata orang gila tetap lah gila.
" Brengsek keluar dari kamar ini."
"Ah...."
Gigi Sean gemerutuk menahan emosi yang luar biasa. Wanita itu tak mengindahkan nya dan justru mendesah seperti cacing kepanasan.
Sean jijik melihatnya, wanita itu memuaskan dirinya sendiri dengan jarinya sendiri.
"Keluar..."
Sean geram ia mendekat dan menarik tangan Clarisa.
Brukk...
Clek...
Sean mendongak melihat ke arah pintu, ia melotot kan matanya melihat istrinya datang bersama Nola dan putranya. Ia lalu mendorong tubuh polos Clarisa.
"Au..."
"Baby, ini tidak seperti yang kau lihat, dia yang tiba-tiba ada di kamar kita. Aku tak tau jika dia membuka bajunya dan_"
Kalimat Sean menggantung, melihat istrinya masuk melewati dirinya.
Plakk...
"Au...Kau..."
"Wanita gila, Bukankah suami mu adalah Brian lalu kenapa kau harus menggoda suamiku."
Nafas Inka memburu melihat pemandangan yang membuat dadanya sesak. Bagaimana mungkin saat ia tak ada justru wanita itu datang ke kamar nya dan menggoda suaminya.
"Maaf Inka suami mu sendiri yang mengundangku kemari..."
Sean mengeratkan giginya emosi, wanita gila ini menguji kesabaran nya. Inka sendiri masih tak bergeming sedikitpun, antara marah dan benci jadi satu. suaminya berduaan di kamar dan wanita itu telanjang bulat. Ia lalu memandang wajah suaminya dan pergi meninggalkan kamarnya. Nola yang menggendong tuan mudanya hanya menunduk mengikuti langkah nonanya.
"Arg..."
"Rupanya kau memang wanita gila nona, aku salah telah membawa wanita gila seperti mu masuk ke Mension ku."
"Le_paskan..."
Wajah cantik Clarisa membiru di tangan William.
"Hubby, apa yang kau lakukan.."
Brukk...
Uhuk Uhuk
Clarisa menghirup udara sebanyak banyaknya mengisi rongga dadanya yang sesak.
"Baby, kenapa kau mencegahku membunuh wanita gila itu."
"Ya jika kau membunuh nya kau sama saja gilanya....."
Sean melotot kan matanya tak percaya, kenapa begitu..!
"Mension ini bisa berhantu oleh perempuan itu by... Dan kau Clarisa, apa tujuan mu sebenarnya datang ke mension kami."
" Kau tidak pantas berada di sini, akulah yang pantas di sini wanita ******.."
Sean geram dengan wanita ini, ia maju lalu mengayunkan tangannya.
Plakk...
"Au lepaskan aku, Inka tolong aku. Bukankah aku sudah pernah menolong mu waktu itu. Kau tidak akan selamat jika aku tak menolong mu"
"Setidaknya biarkan dia berpakaian dulu tuan,"
Sean mendengus pada Brian, ia menghadang langkahnya saat akan menyeret Clarisa keluar.
"Brian tolong aku, aku tidak mau pergi dari sini. Bukankah seorang suami akan menolong istrinya."
"Maaf Clarisa, aku memang membawamu ke kantor KUA Tapi tidak untuk menikah. Surat itu palsu, kita sama sekali tak menikah. Terima kasih Ken, kau sudah membantuku menemukan Ayah ku. Sembuh lah Clarisa jangan seperti ini.
Brian memakaikan baju pada Clarisa lalu ia
pergi begitu saja tak mengindahkan Clarisa, malam ini ia akan pergi meninggalkan mension William. Kenzo mengatakan jika ayahnya saat ini sedang tidak baik baik saja, akibat Clarisa yang telah menyekapnya.
"Brian..."
"Ken bawa pergi wanita gila ini dari Mension ku.."
Kenzo maju menarik Clarisa membawanya keluar dari mension.
Nola datang setelah menidurkan tuan muda Xanders. Ia melirik ke arah Kenzo, belakangan ini memang Kenzo bersikap dingin padanya. Mungkinkah memang Kenzo memiliki masa lalu yang sakit. Sehingga sampai saat ini Kenzo masih kekeh dengan egonya.
"Ark...."
Nola bergetar hebat menahan rasa takut, Clarisa menodongkan pisau buah yang ada di meja. Ia bergerak sedikit saja pisau yang di tangan Clarisa pasti menggores lehernya. Brian menoleh dan betapa terkejutnya dia melihat leher Nola berdarah karna ulah Clarisa.
"Nola...."
Clarisa tertawa terbahak bahak melihat semua orang mengawatirkan Nola. Bukankah dia ini hanya pembantu di mension ini. Lalu kenapa Nola begitu spesial di mata Brian.
"Clarisa lepaskan Nola, dia tidak bersalah."
"Benarkah, lalu siapa yang telah bersalah sudah menipuku, kau atau kau asisten Kenzo."
Sementara Sean membekap istrinya, trauma kejadian masa lalu yang menimpa Inka saat hamil Xanders.
"Clarisa.."
Jleb....
"Argh...."
Updated 165 Episodes
Comments
Linda Lestari
cerita nya sangat berbelit belit
2022-06-15
7
Zahfira Khairani
lemah x inka..trauma2 aja kerjanyaa..
2022-06-17
6
Erlinda
aneh seorang Sean yg super hebat dlm kesadisan nya bisa kalah oleh seorang Clarissa..yg benar aja Thor klo bikin cerita
2022-06-20
1