Cara licik sean
Inka mengerjapkan mata cantik nya.
Sementara mulutnya masih menganga. Sean yang melihatnya gemas. Ingin sekali ia membungkam bibir yang terbuka itu dengan mulutnya.
"Tuan ....Bilang apa..?"
"Kita menikah besok.." Jawab Sean mantap.
"Me... nikah.,"
Inka tergagap ia menunjuk dirinya sendiri. Lalu menunjuk ke arah Sean. Sean mengangguk...
"Tidak..." Setelah sadar dari keterkejutannya.
"Tuan bilang mau menikah, dengan saya. Gak salah,"
"Tuan jangan bercanda,... Surat cerai saya saja baru keluar. Dan mungkin belum di tandatangani sama suami saya. Anda pikir saya mau menikah karna keuntungan salah satu pihak. Tidak akan ..... Dan lagi menikah bukan untuk main main," Inka berapi api mengatakan nya.
Inka tak mau terjebak lagi dalam pernikahan semu. Cukup dengan sekali ia merasakan pahitnya di madu. Jangan sampai terulang kembali. Mana sudi dia.....Inka yakin Sean bukan lah pria sembarang. Pasti banyak perempuan yang berlomba-lomba untuk mendapatkan nya. Mungkin dia juga punya kekasih. Tak mungkin kan secara dia tampan. Jangan sampai dirinya jadi mainan.
"Tidak ada bantahan, besok kita harus menikah."
"Yang benar saja tuan, tidak bisa.!"
Inka kekeh
"Baiklah,....Ken"
"Ya.. Tuan"
Tak lama Kenzo datang bersama seorang pria paruh baya.
" Selamat pagi Tuan...."
"Hmm..."
"Dia siapa Tuan..."
"Ken ...Mana cincin nya..."
Cincin Inka bingung sekaligus shock. Cincin untuk apa?
Belum hilang Inka dari keterkejutannya. Sean meraih tangan nya dan memasukkan cincin ke jari manisnya.
Ia tersenyum lebar, untung sudah tak ada lagi cincin yang melingkar di jari manis Inka. Jadi dia bisa memakaikannya.
"Sayang sekarang giliran mu" Inka masih diam
"Sayang... Baby.." Ia gemas sekali menunggu Inka memakai kan cincin padanya. Ia maju dan mengecup bibir Inka dan **********, Guna menyadarkan wanitanya ini.
Pak Rahman jadi salah tingkah. Melihat kelakuan duo sejoli di depannya ini.
Kenzo melirik kearah pria yang ia bawa tadi bersamanya.
Pak Rahman mengangguk mengerti.
Inka refleks sadar dari lamunannya. Pipinya bersemu merah merona karna ulah Bos nya ini.
Inka menunduk malu, ia sepertinya ingin menceburkan dirinya ke laut saking malunya.
Sean.. Pria itu tak tau malu mencium bibirnya di depan orang lain.
"Sayang ... Giliran mu."
"Hah.."
Inka bingung giliran apa.? Sean tau wanita nya ini masih shock dan bingung. Ia lalu menuntun tangan Inka. Memakaikan cincin pada jari nya.
Sean tersenyum lebar bahkan saking senangnya, Ia mencium Inka berkali-kali. Dari mulai pipi, kening, hidung dan tak lupa bibir yang selalu menggodanya.
Inka kaget dengan perlakuan Sean.
"Tuan ..Nona.. Selamat ..?
"Ah ya. Ken... Antar Bapak ini pulang ke rumah nya."
"Baik Tuan.."
"Tunggu.." Inka sadar, nyawanya sudah terkumpul semua. Saat ia merasakan adanya cincin di jarinya yang melingkar.
"Ini apa maksudnya..?" Inka mengangkat tangan menunjukkan maksudnya.
"Oh Nona Inka, sekarang anda sudah bertunangan dengan tuan Sean William Nona."
"Apa .. Tunangan," Pak Rahman mengangguk.
"Dan saya adalah RT di kompleks sini Nona."
Seketika kepala Inka sakit. Mendengar dirinya sudah bertunangan,baru saja. Rasanya Inka habis makan buah kedondong lalu tersangkut bijinya.
Dan apa tadi pak RT. Seketika Inka tersenyum lucu. Kenapa harus bawa pak RT segala...
"Biar mantan suamimu tau dan tak lagi mengganggumu. Dia saksi nya, ingat dia saksi nya. Jika kita sudah bertunangan.Jadi jangan macam macam lagi. Apalagi menemui mantan suamimu yang brengsek itu."
Sean mendengus jika mengingat pria brengsek itu. Rasanya ia ingin sekali menghabisi Bagas.
Inka melongo mendengar kata panjang yang ia dengar, ia lalu merubah ekspresi nya.
"Kenapa anda tak meminta persetujuan saya tuan, bahkan saya be_."
Sean segera memotong perkataan Inka. Dan membekap mulutnya.
"Ah ya...Terima kasih pak RT, atas waktu anda," Pak Rahman mengangguk tersenyum.
Inka menggigit tangan Sean.
"Argh...Kenapa kau gigit Baby ,, " Sean melepaskan tangannya yang di gigit Inka.
"Tuan ... Kenapa tak minta persetujuan saya. Kenapa tuan suka sekali seenaknya sendiri sih. Dan lagi Tuan tidak serius kan."
Kata Inka berapi-api
"Tidak ...Kita akan menikah tiga bulan lagi. Dan tidak ada penolakan apalagi negosiasi. Jangan coba membantah."
Inka meneteskan air mata nya. Bukan karna apa, apa Sean benar benar dengan keputusan nya. Apa Inka tak akan terluka lagi jika ia menikah lagi. Apalagi Sean pria berpengaruh. Pasti banyak yang ingin menjadi istrinya.
Sean menangkup wajah cantik Inka, ia tau wanitanya ragu dan bimbang. Mungkin Inka masih trauma dengan namanya pernikahan.
"Dengar Baby ... Apa pun yang terjadi kita akan menikah. Dan aku sangat mencintai mu. Jangan ragukan cintaku padamu. Aku akan membuatmu bahagia dengan cintaku, meskipun nantinya kita tak memiliki Anak. Cintaku masih tetap milik mu."
Sean mengangguk seolah tau yang di pikirkan wanitanya.
" Aku tau Baby... Kita akan berusaha Hmm"
Tangis Inka pecah mendengar Kata kata Sean. Pria yang dulunya sangat menyebalkan baginya. Kini dengan tangan terbuka menyayanginya tanpa melihat kekurangan nya.
Ia sejujurnya masih ragu. Apakah keputusan nya dengan bertunangan lagi adalah salah. Sementara dirinya baru saja resmi bercerai mungkin jika Bagas sudah menandatangani surat cerai nya.
.
.
.
"Mbok ..Bisakah saya minta tolong..?
"Ya tuan.."
"Bawakan map coklat tua yang kemarin istri saya bawa ke rumah. Dan bawa sini.."
"Tapi tuan ,"
Mbok Darmi bingung harus bilang apa. Bukan kah map coklat tua yang kemarin di bawa kembali sama pria yang menginjak tuannya.
"Ada apa Mbok.."
"Hmm itu tuan...Bukan kah sudah di ambil sama pria yang kemarin tuan yang pakai jas.
"Apa mbok ... Mereka membawa kembali surat nya" Mbok Darmi mengangguk
"Sebelum mereka membawanya. Apa yang mereka lakukan mbok..?"
Mbok Darmi menegang, menyadari kesalahannya saat itu.
"Mbok..." Bagas membentak pembantu nya itu.
Mbok Darmi bergetar menahan takut. Ia tau kesalahan nya.
"Mereka menempelkan jari anda pada surat nya tuan. Dengan darah anda sebagai tinta nya."
Bagas memejamkan matanya. Sungguh dia sangat bodoh tak sadar, ketika mereka menempelkan sidik jarinya pada berkas tersebut. Ya Bagas tak sadar ketika Kenzo meraih tangan nya menempelkan jari nya pada matrei. Sungguh Bagas akan membalas semua perlakuan mereka padanya.
Kenapa di saat dirinya tak berdaya orang justru memanfaatkan peluang untuk mendapatkan keinginan nya.
Tidak...
Inka tetap milikku ...
.
.
Updated 165 Episodes
Comments
Arbaiy
kau yg bodoh bagas ,,, uhhhh greget
2022-08-01
0
Ririn Danayanti
enak ya punya uang bertumpuk,mau ngapain saja amaaan
2022-07-08
1
Wirda Lubis
menjerit kuat pun kamu sudah suami clarisa
2022-07-07
1