Taktik Alicia
"Kau..."
Radika mengepalkan tangannya melihat gadis belia berjalan ke arahnya dan tersenyum mengejek padanya.
Fiuh....
Alicia mengambil selimut dan melemparkannya pada pria polos yang terkapar tak bernyawa.
Ia berjalan anggun mendekati Radika.
Radika melirik kearah jendela. Sejak kapan mereka berdua ada di sini.
Ia lalu mengalihkan pada Alicia. Tak lama kemudian ia terkekeh geli. Ia sangat puas telah membuat Cello marah pada gadis sialan itu.
Alicia yang melihat senyum terkembang di bibir Radika melayangkan tamparannya.
Plakk...
Tangan Radika terkepal erat, matanya menyalak tajam pada Alicia.
"Brengsek, wanita sialan? Argh..."
Neil menjambak lagi rambutnya dan menginjak luka Radika. Radika berteriak keras meminta maaf. Ia mengumpat dimana anak buahnya yang lain.
Alicia mendengar dari anak buahnya yang lain. Jika Cello sudah semakin dekat.
"Kau ingin menjebak ku Radika. Kalau begitu aku juga akan menjebak mu.?"
Neil mengerutkan keningnya, apa maksud nonanya? Gantian menjebaknya?..... Dia memang pantas di sebut putri William. Alicia tersenyum misteri berdiri meninggalkan Radika di ikuti oleh Neil.
Radika mengumpat gadis sialan itu, ia melihat Tomi yang kaku di ranjangnya. Buru buru ia memakai pakaiannya. Ia akan mencari keberadaan anak buahnya yang lain. Kemana mereka semua.
Radika menggeser pintu dan keluar mencari keberadaan anak buahnya. Tak ada?...
Apa gadis sialan itu sudah membunuh semua nya. Ia lalu kembali lagi ke kamar nya dan mengambil senjatanya.
Brakk....
"Kau..."
*
Cello mengerutkan keningnya mendapati tak ada seorangpun di markas Blood black. Kemana mereka semua?
"Apa ada orang yang datang sebelum nya Lex"
"Seperti iya tuan, mereka sangat cerdik. Tak meninggalkan jejak sama sekali? Lihat ini, tuan!"
"Alicia.."
Cello semakin tak mengerti dengan semuanya. Alex mengangguk mengiyakan ucapan Cello. Nona Alicia lebih dulu datang kemari. Dan gadis itu sungguh bermain apik. Markas itu seperti tak berpenghuni sama sekali. Masih bersih seperti tak ada pertumpahan darah. Barang barang seperti tabung dan alat alat lainnya tersimpan rapi. Padahal yang ia tau markas ini pembuatan obat obatan terlarang.
Tak mungkin mereka berhenti beraktivitas.?
Dada Cello semakin berdetak kencang, mungkin kah istrinya masih ada di sini. Ia mengamati sekitar berharap menemukan istrinya.
Brakk....
Cello menendang pintu kamar yang di yakini ada orang di dalamnya. Matanya terbelalak melihat Radika di kerubuni anak ular dan lagi tubuhnya terpasang Bom.
"Ku mohon maafkan aku, singkirkan ular ular ini tuan....Akh...."
Radika menjerit saat salah satu ular mematuk nya. Cello dibuat shock dengan semua ini. Siapa yang melakukan perbuatan ini. Apakah istrinya Alicia?
Alex bergidik ngeri melihat banyaknya ular mengerubungi Radika. Ia tak menyangka, ada orang yang tega menyiksanya dengan binatang menjijikan itu.
"Singkirkan mereka tuan?"
Radika tambah menjerit tertahan kala salah satu ular itu masuk ke dalam mulutnya. Alex yang melihatnya muntah di tempatnya. Melihat binatang melata masuk ke dalam rongga mulut Radika. Seketika perutnya seperti di aduk. Ya binatang itu memang masih kecil kecil. Baru seukuran satu jari.
*
"Nona apa yang akan anda lakukan?"
Neil bingung melihat nona mudanya. Setelah membantai habis para anak buah Ling Jung. Alicia meminta anak buahnya mengambil sarang ular yang baru menetas.
Alicia tak menghiraukan Neil, dia sibuk mengumpulkan anak-anak ular itu. Memasukan ke dalam wadah.
" Banyak sekali Neil..."
Girang Alicia, Neil memandang tak percaya pada nonanya ini. Untuk apa binatang menjijikan itu. Jika nonanya ingin wanita itu mati di lilit ular, kenapa harus yang kecil bukan yang besar.
"Wanita itu pasti akan sangat ketakutan Neil"
Alicia tersenyum misteri, ia melangkah kembali lagi ke dalam kamar tempat Radika bergelut dengan pengawalnya. Sebelum Cello datang ia harus melancarkan aksinya.
"Apa mereka melakukannya dengan halus Neil?"
"Ya nona, tanpa adanya jejak, semuanya aman,"
Ya mereka telah meracuni anak buah Lincoln dan Jung. Alicia telah mencampurkan bubuk pembuatan obat obatan terlarang itu pada makanan mereka sendiri. Dalam dosis yang tinggi dan sedikit campuran racun.
Mereka semua terkapar tak berdaya. Dan menyeret mereka semua ke dalam kamar, lalu menguncinya. Mereka tak sadar, jika bahaya mengancamnya. Seperti biasanya beraktivitas membuat obat terlarang. Sementara di ruang tersembunyi, Alicia mengunci rapat pintu dari luar. Lalu membocorkan Gas yang masuk kedalam. Ia yakin mereka semua akan mati menghirup aroma gas beracun.
Kini giliran wanita sihir yang bernama Radika. Ia akan membuat kejutan menyenangkan untuk perempuan itu.
Neil yang melihat senyum tersungging di sudut bibir nona nya bergidik ngeri. Ia membayangkan apa yang akan nonanya lakukan dengan ular ular itu?
Brakk...
"Kau..."
Alicia tersenyum mengejek pada Radika. Sementara Radika mengepalkan tangannya melihat gadis belia yang di bencinya, ia pikir gadis itu sudah pergi.
Radika melayangkan tinju dan tendangan nya. Tapi Alicia menangkisnya. Dan...
Bukk....
Radika terjengkang ke belakang hanya dengan satu kali tendangan Alicia.
"Brengsek...."
Radika murka ia melayangkan pukulan dan tendangan nya bertubi-tubi pada Alicia. Sementara Alicia hanya menangkisnya saja.
Nafas Radika terengah-engah, ia sungguh membenci gadis sialan di depannya ini.
"Apa hanya itu kemampuanmu gadis sialan?"
Alicia tersenyum miring, ia tau Radika ingin dia mengacungkan senjatanya dan melepaskan pelurunya pada nya.
" Kau ingin melihat kejutan ku?"
Radika melirik kearah pria yang datang bersama gadis sialan itu. Tak lama ia kaget mendapatkan tendangan dari Alicia.
Bukk...
Neil yang menyaksikan nya tak percaya. Apa sebenarnya yang nonanya ingin lakukan.? Kenapa wanita itu hanya di buatnya pingsan.
Alicia dengan cekatan memasang Bom di tubuh Radika. Ia mengikat wanita itu di kursi dan bom di pangkuannya.
"Nona semua sudah siap?"
Neil mengangguk dan melirik ke arah nonanya. Gadis belia itu sangat cekatan mengikat bahkan memasang Bom di tubuh Radika.
"Mereka bilang bom sudah terpasang nona"
"Aku tau,! kau pikir aku tuli!"
Ha...
Neil menganga, mulutnya terbuka lebar. Mendengar nonanya berkata sewot padanya. Gadis ini memang sangat sulit di tebak.
*
Cello tak percaya jika semua ini adalah ulah istrinya Alicia. Ia melirik ke arah ranjang di mana seorang pria tanpa sehelai benang terbujur kaku.
"Tuan, Bom nya aktif.."
"****..."
Cello mengumpat dan segera pergi dari tempat itu. Sebelum pergi ia melirik lagi ke arah Radika yang menganggap. Matanya melotot dan tubuhnya juga hampir saja membiru. Sepertinya ular ular itu berbisa.
Cello mengamati Bom di pangkuan Radika. Tapi sebelum ia mendekat Alex lebih dulu menyeretnya keluar.
"Tuan Bom nya aktif ! Kita pergi dari sini"
"****.."
Ia sampai lupa jika bom itu sudah aktif. Ia berlari keluar bersama dengan bunyi ledakan.
Bom.....
Duar.....
(Andhara Marcello#Alicia Deandra)
Updated 165 Episodes
Comments
Liana Yuberta
tu aliacia cantik ban thor
2022-07-24
0
Fany Arezta
wow keren..
2022-07-22
0
Fresi Nea Mangowal
otorr muaaac😘🥰
2022-07-15
0