Memalukan
Patuhi hukum yang berlaku😁🤭
di bawah umur bintitan kalau ngintip 🤣
.
.
Nafas Alicia memburu dadanya naik turun. Ia mengumpat Cello yang dengan beraninya mempermainkan dirinya.
Alicia membenci dirinya sendiri yang dengan mudah, termakan oleh bujuk rayunya. Rasa marah dan benci seketika menguap begitu saja. Ia memang tak bisa mengabaikan cinta nya pada Cello.
Alicia tak sadar saat ini berada di mana. Dan bagi Cello ia harus memberikan pelajaran pada istrinya yang nakal. Telah membuatnya cemburu buta. Dengan aksinya sore tadi yang beraninya di depan matanya mencium pria lain di depan matanya.
Cup...
Wajah berkeringat Alicia mendapat kecupan bertubi tubi. Bibir Cello juga berlabuh pada bibir yang sedari tadi berisik. Mencoba membangkitkan gairah Alicia yang sempat mereda. Alicia tersenyum kecut, di sela sela ciuman nya. Cello tau di mana titik sensitif nya.
Dan ya tak lama juga ia terseret arus.
Kali ini bukan hanya Cello yang melakukan aksinya. Alicia juga membalas nya.
Mendapatkan serangan balik Cello melepaskan ikat tangan Alicia.
Mata yang semula tertutup kini terbuka. Alicia memandang mata Cello yang berkabut. Cello melabuhkan kembali bibirnya pada bibir mungil Alicia. Menyesapnya lembut, tangan kanannya mengarahkan miliknya pada Alicia. Sudah sebulan lebih Alicia menghilang dari pandangan nya. Dan kali ini Cello akan membuat istrinya tak bisa berpaling dari dirinya.
Alicia memejamkan matanya. Pusat inti bawahnya ternyata masih sakit. Padahal penyatuan kali ini untuk kedua kalinya. Tapi masih sakit dan juga perih. Ah ia lupa jika pria yang di kuasai oleh amarah akan sangat kasar melakukan nya.
Masih di posisi yang sama, setelah Alicia tenang ia melepaskan tautan bibir nya. Dan bergerak dengan ritme sedang.
Padahal mereka berdua tak sadar jika saat ini sedang di rumah mewah Melvin. Sedangkan di luar sana mungkin saja Melvin mendengar nya.
Suara ******* Alicia dan suara manja membakar gairah Cello. Ia semakin bersemangat memacu miliknya. Hingga satu jam lamanya Alicia menyadarkannya.
"Om...."
"Ya sayang.... Tunggu aku"
Suara berisik yang saling bersautan dan nafas yang memburu menjadi musik tersendiri bagi keduanya menggapai puncak yang tinggi.
Tubuh Alicia bergetar kala gelombang menghampirinya. Begitupun dengan Cello, tau jika Alicia akan sampai, ia mempercepat gerakannya. Hingga tiba keduanya mengerang bersama sampai pada puncak yang sebenarnya.
"Alicia...."
Alicia lemas di bawah kendali Cello. Hari ini sepertinya lebih ekstrim dari yang pertama kali mereka lakukan. Entah karna cemburu dan takut kehilangan, atau apa. Cello menggila menggempur istrinya habis habisan. Tak memberinya jeda sedikit pun. Dan tak membiarkan miliknya pelan apalagi istirahat sejenak.
Cello ambruk di samping Alicia. Lalu menarik selimut menutupi tubuh polos keduanya.
"Tidurlah sayang..."
Cup...
Alicia tak menyahut, badannya sakit semua. Lelah mendapatkan serangan dari Cello membuatnya dengan cepat memejamkan matanya. Apalagi malam semakin larut dan dingin. Ia tak perduli dengan Cello yang sibuk dengan selimut dan kaki yang sesekali menarik selimut.
Grisa bahagia sekaligus senang bukan main. Ia yakin tak hanya pertunangan yang pura pura. Tapi pernikahan yang ia impikan akan segera terwujud. Ia yakin jika Cello sangat membenci Alicia. Wanita itu sudah membunuh ibunya bukan.
*
Pagi menjelang, Alicia mengerjapkan matanya. Ia menggeliat saat punggung polosnya di sapu oleh lidah panas Cello.
"Om..."
"Satu kali lagi sayang.."
Alicia menghembuskan nafasnya kasar. Semalam saja yang dua kali ia dibuat sakit semua badannya. Apalagi sepertinya tulang tulang nya mau rontok akibat di gempur sampai dirinya pingsan.
Dan pagi pagi sudah meminta lagi, dia pikir ia robot apa?
"Gak Om.."
"Sayang satu kali lagi..."
"Awas menyingkir Om"
Cello tersenyum masam, nada ketus Alicia kembali lagi. Setelah semalam bibir mungil itu mendesah dan menjerit tanpa ampun.
"Aw.. Kenapa kau menggigitku"
Cello tersenyum lebar, ia berhasil membuat satu karya lagi di tubuh polos Alicia.
Mata Alicia terbelalak kala mengingat sesuatu.
Ia bangun dari tempatnya dan mendudukkan dirinya di ranjang empuk.
Ia menoleh kesana kemari. Tak lama ia menautkan kedua alisnya. Bukankah ini rumah Melvin. Dan dengan gilanya semalam penuh ia menjerit dan mendesah bersama Cello. Dan itu semua di rumah orang.
Oh ya ampun Alicia, kau memalukan. Mau di taruh di mana wajah mu jika bertemu dengan duda tampan itu.
Tapi tunggu, ... Seperti berbeda...
Cello menarik lengan Alicia kembali dan menindihnya lagi.
Cup....
"Lepaskan.."
"Ya tapi setelah ini.."
Cello melancarkan aksinya lagi. Ia menggempur istrinya kembali. Sementara Alicia pasrah dengan perlakuan Cello. Nyatanya ia juga menikmatinya, meski badannya rasanya mau copot persendiannya.
Mengingat istrinya itu sangat nakal dan pecicilan. Ia tak mau Alicia berpaling darinya. Cello tak ingin Alicia memilih pria lain.
Apalagi Melvin adalah seorang duda. Ia yakin pria itu memiliki rasa terhadap istrinya. Dan lagi dia itu duda, sudah banyak pengalaman. Itu yang membuat Cello harus ekstra pintar. Agar istri pecicilan nya ini tak berpaling ke lain hati. Apalagi dirinya sama sekali tak punya pengalaman. Beda dengan duda tentunya, yang banyak pengalaman.
Di tambah lagi pria yang sempat di cium oleh istri nya saat di jalan raya. Tentu itu membuat ketakutan tersendiri bagi Cello. Pria itu jauh lebih tampan sepertinya dari Melvin. Mungkin dirinya juga kalah tampan dengannya.
Ah mengingat pria itu seketika darahnya mendidih.
"Om..."
Alicia merasa jika sesuatu akan datang menerjangnya. Ketika Cello tak memberinya jeda sedikit pun.
Hingga pagi yang menjelang siang ini, Cello baru mengakhiri pergulatan mereka.
Cello mengangkat tubuh polos Alicia ke dalam kamar mandi. Ia yakin istrinya tak akan mampu sekedar untuk berjalan.
Seperti yang pernah ia lakukan, ia memandikan Alicia seperti orang tua yang memandikan bayi nya.
Alicia diam saja, tubuhnya lemas tak bertulang. Bibirnya juga malas untuk protes apalagi untuk berdebat. Terserah dengan suaminya, mau di apakan dia yang penting mandi bersih.
Cup...
"Tidurlah..."
Ya Alicia langsung melanjutkan tidurnya. Ia tak perduli dengan perut nya yang kosong. Nyatanya rasa lelah dan lemas lebih menguasai dari pada rasa laparnya.
Cello ikut membaringkan tubuhnya, ia meraih ponsel yang di atas tempat tidur. Memesan makanan untuk mereka berdua. Ia yakin jika Alicia lapar.
Semalam setelah pertempurannya yang ke-dua kali. Cello membopong istrinya yang tidur nyenyak. Membawanya pergi dari rumah Melvin. Tak lupa ia juga mengganti seprei milik Melvin. Ia tak mau jika pertempuran panasnya semalam di bayangkan oleh duda kembang.
Tentu Cello tak terima istrinya menjadi bahan angan angan seseorang. Meski ia tak yakin seratus persen jeritan keduanya tak terdengar oleh pemilik rumah mewah Melvin.
.
Bunda hadiah ku ga nambah 😡😡
padahal aku ngetiknya ikutan merinding juga 🤧🤧
.
.
Kacau revisi banyak 🤣🤭 ayo bunda dukung OTOR. like komen dan juga hadiahnya.
VOTE juga perlu🤣🤣
Updated 165 Episodes
Comments
Eli sa,adah Elsa
lanjuttt thorrr
2022-07-04
0
moenay
geeeeerrrrrrrrrrrrrkkkkkkkkk🥶🥵🥶🥵🥶🥵🥶🥵🥶
2022-07-03
0
Katherina Ajawaila
dua2 nya mengong aja, ngk tau diri ko bisa bersetubuh di rmh org. pusing bacanya
2022-06-17
3