Berbuat ulah
Cello berjalan melangkah menghampiri Alicia. Tak ada yang mencurigakan darinya. Hanya ada tatapan lugu dan polos.
Siapa kau sebenarnya?
Tentu saja tak ada yang bisa mengetahui, siapa Alicia. Daddy nya, Sean William lebih dulu memalsukan data diri Alicia. William tau, jika Alicia memakai data asli. Dia yang akan di incar oleh musuhnya.
"Kau tak takut, di apartemen milik seorang pria?"
Alicia melirik kearah Cello, pria ini sudah berganti pakaian. Dan mandi tentunya.
" Om Alice itu anak yang pintar. Alice tau sedari tadi om mencurigai siapa Alice. Alice tidak takut, justru Alice akan senang jika om mau menikah dengan Alice."
Alicia nyengir kuda, dia sama sekali tak menghiraukan tatapan mata elang milik Cello.
Cello tak percaya jika Alicia bisa menebak pikirannya. Cello juga tak percaya, jika Alicia akan senang berduaan dengan seorang pria.
"Apa itu sudah menjadi kebiasaan mu. Berduaan dengan pria!. Gadis seperti mu, pintar sekali mencium pria dewasa seperti ku."
"Om mau lagi??"
Cello tercengang mendengar kata Alicia. Gadis ini benar benar.
Cello menatap tak percaya pada gadis yang terbungkus selimut. Sehabis makan Alicia kembali lagi ke kamar nya, dan melanjutkan tidurnya.
Cello memijit pelipisnya yang pusing, tak tau bagaimana caranya agar gadis ini pulang ke apartemen miliknya.
Alicia justru sudah pergi ke alam mimpi, tak berpikir bagaimana dengan nya. Cello menyandarkan punggungnya pada sofa empuk di sudut ruangan. Ia mencoba memejamkan matanya. Dua hari ia mengenal Alicia, dua hari hidupnya tak tenang.
Sementara Alicia tersenyum penuh kemenangan. Ia akan menjerat pria dewasa itu. Ia harus bisa merayunya, ya dia akan merayu pria itu. Liburan nya hanya menghitung hari bukan. Alicia tidak boleh menyianyiakan waktu liburannya.
Cello mengerjapkan matanya, ia tersenyum tipis. Melihat wajah gadis yang semalam tak bisa membuat nya tertidur. Bagaimana Cello mau tidur?. Gadis itu suka menendang selimut nya. Alhasil dalaman gadis itu terlihat. Sementara baju atasan nya sudah di lepasnya terlebih dahulu. Alicia hanya memakai rok mini dan kemeja ketat khas anak remaja umumnya. Saat ia membawa kemari....
Cello mengedip ngedipkan matanya. Ia terlonjak kaget melihat Alicia tersenyum lebar padanya. Ia pikir dirinya mimpi, ternyata semua itu benar adanya.
Cup.....
Alicia menempelkan bibirnya pada bibir Cello, dan sedikit menyesapnya. Cello kaget, dengan tingkah Alicia. Dadanya naik turun menahan hasrat yang melambung di pagi hari.
Sebelum Cello memperdalam ciuman nya, Alicia lebih dulu menyudahinya.
"Pagi Om...!"
Cello masih tak bergeming, ia di buat shock dengan Alicia. Alicia lagi lagi menggoda pria dewasa seperti nya. Sepertinya dia juga sudah mandi. Dan lagi, Alicia memakai kemeja miliknya. Gadis itu tak memakai dalaman juga. Terlihat dari tonjolan di dadanya. Cello menelan ludahnya cekat. Bagian bawah tubuhnya bereaksi.
"****..."
Cup...
" Bersihkan dirimu dulu om,!"
Cello linglung, bagai kerbau di cocok hidungnya. Ia menurut dan masuk kedalam kamar mandi.
Alicia mengekor di belakang Cello, pagi tadi terjadi perdebatan antara mereka berdua. Alicia memaksa Cello untuk menemaninya jalan jalan. Sementara Cello yang harus ke kantor nya.
Alicia berjalan sambil menundukkan kepalanya. Ia masih malu dengan kejadian kemarin. Kejadian yang mencium Cello di depan umum.
Hah... Tidak boleh, tidak boleh... Kenapa harus malu. Lagian dia tidak lama lagi pulang ke negaranya. Dan ciuman seperti kemarin di negara ini tuh hal yang wajar.
Alicia kembali menegakkan kepalanya. Ia tak perduli dengan tatapan mata karyawan yang melihat nya.
Dari jauh ia sudah melihat si nenek sihir Radika. Alicia terkikik geli, melihat wajah masam Radika.
Alicia melengoskan wajah nya ketika berpapasan dengan Radika. Ia masih sebal, dengan wanita itu karna dia yang mendorongnya. Keningnya harus ada plester yang menempel. Mengganggu pemandangan wajah cantik nya.
Radika melotot tak percaya, melihat Alicia yang hanya memakai kemeja kebesaran. Kemeja itu hanya di pakaikan ikat pinggang. Radika melihat kaki Alicia yang terpampang nyata. Gadis ini membuat mata para karyawan Cello memandangnya.
Alicia tak perduli, sudah bukan hal yang aneh jika dia memakai kemeja kebesaran seperti ini. Alicia sering memakai punya Daddy nya. Alicia sangat menyukainya. Dan Daddy nya mengijinkan, karna baju itu masih menutupi paha mulus Alicia.
Radika mengekor di belakang mereka. Ia berjalan dengan asisten Alex di sampingnya.
Sesekali Alicia akan berlari mengejar Cello yang seperti jerapah berjalan.
Clek....
Cello menoleh ke belakang ia hendak membuka mulutnya agar Alicia duduk dan tak mengganggunya.
"Alicia..."
Cello sungguh di buat geram hari ini. Alicia tak ada di belakangnya. Kemana gadis itu?
"Di mana gadis itu?"
"....."
" Biarkan saja, awasi jangan sampai gadis itu berbuat ulah."
Tut Tut
Cello memijit kepalanya yang berdenyut. Entah kenapa ia tak bisa mengusir Alicia. Gadis itu sungguh membuatnya darah tinggi.
"Kau mau kemana..?"
"Ke kantor lah Om, ikut Om! "
Jawab Alicia usai perdebatan tadi.
Cello melihat penampilan Alicia. Memakai kemeja kebesaran miliknya, dan akan ikut bersama nya.
"Kau hanya memakai selembar kain dan akan pergi ke kantor bersama ku, Alicia..?"
"Kita singgah dulu ke butik penjual pakaian dalam ya Om.!"
Alicia bahkan tak malu membicarakan pakaian dalam miliknya pada seorang pria dewasa.
Cello memijit pelipisnya yang pusing. Perdebatannya pagi tadi belum juga reda. Alicia kekeh tak mau mengganti bajunya. Ia bilang hanya perlu membeli pakaian dalam saja. Sekarang gadis itu sudah membuat ulah lagi.
Alicia berjalan sambil mengarahkan kamera handphone nya.
"Hay, gays..." Sapa Alicia
" Ca ....Sumpah Lo tega sama kita. Lo ga pernah pergi, sekali nya pergi njir....." Nikita heboh.
" Lo sama Daddy Lo Ca..." Tanya Dodit.
"Sendiri"
"Pantas Lo kayak burung lepas kandang.."
Percakapan mereka mengalir begitu saja. Seperti remaja pada umumnya, jika salah satu sedang berada di tempat yang bagus dan menarik akan pamer dengan teman temannya.
" Hay gays gue tutup dulu bay... emmuah"
"Eh...Eh..."
Nikita melotot tak percaya, Alicia menutup telponnya.
Alicia menoleh pada Radika yang menampilkan wajah tak bersahabat.
"Kau pikir perusahaan ini untuk bermain main dengan teman teman mu begitu....
Kampungan.... Kau lebih pantas menunggu di dalam hotel. Bukan berkeliaran di perusahaan ini."
Alicia maju melangkah, dan tangannya mengibaskan rambutnya yang panjang. Radika mengepalkan tangannya, melihat gaya gadis cilik ini seolah ia sedang mengejeknya.
"Kenapa aunty...Takut tersaingi dengan ku...
Ouh..... Lihatlah wajahmu yang sudah mengeriput....."
Alicia menunjuk wajah Radika.
"Kau harus melakukan perawatan mahal jika ingin menggoda Cello.."
"Kau...."
Alicia ngacir berlari sambil menjulurkan lidahnya. Wajah cantik nya merah padam.
Brukk....
Alicia terhuyung kebelakang,. Hap .... Refleks tangan Cello melingkar di pinggang ramping Alicia.
Alicia refleks mengalungkan tangannya ke leher Cello. Ia mengerjapkan matanya berulang kali. Kenapa ia baru sadar, jika Cello sangat lah tampan.
Lama mereka berdua saling bertatapan, hingga
Cello mendekatkan wajahnya pada Alicia. Ia ingin mencicipi bibir mungil yang sempat ia sesap itu. Alicia tersenyum tipis, ia tau Cello akan menciumnya lagi.
Updated 165 Episodes
Comments
Maya Khauw
knapa Alicia seperti cewe murahan main cium bibir saja dengan laki" ...astaganaga 😳
2022-06-17
4
Katherina Ajawaila
bocah liar juga org dewasa di isengin. ketahuan dadynya. kapok
2022-06-16
4
Tjitjik Juni Supriyati
Alicia lebih brutal ternyata......
2022-06-15
3