Cemburu
Inka yang mendapat pesan singkat dari Bosnya, menggerutu. Ia sebal dengan Bosnya itu kalau saja tidak Tampan sudah dia tendang bokongnya.
Inka mengambil dompetnya ia lapar. Perutnya dari tadi keroncongan.
Inka menoleh kanan kiri,Ia mencari tenda yang menjual makanan. Ia menyebrang jalan raya. Di lihatnya ada penjual nasi goreng.
"Mas satu ya.. Di bungkus."
"Ya Neng.."
Setelah mendapatkan sebungkus nasi goreng. Inka berbelok ke Indomaret. Ia akan mencari kebutuhan selama tinggal di kost nya. Mie instan makanan kesukaan nya. Berbagai jenis Rasa Inka beli. Sepertinya ia akan bersahabat dengan jerawat. Sudah di pastikan jika mengkonsumsi mie berlebih musuh para cewek datang tak di jemput. Ah bodo yang penting saat ini dia makan. Kalau bukan mie apa yang harus di beli sementara di kost-an belum ada kulkas.
Setelah makan nasi goreng yang di belinya. Inka merebahkan tubuhnya pada ranjang mini. Ia mencoba menghubungi Siska sahabatnya. Ah sepertinya tak usah jangan buat Siska panik biarkan Ia menikmati liburannya. Ia harus bisa beradaptasi dengan kehidupan barunya. Menyandang status baru, ah Inka tadinya tak pernah berpikir bahwa dirinya salah satu yang mendapat julukan Janda.
.
.
Bagas mengurung dirinya sendiri di kamar tamu. Kamar yang sebulan yang lalu menjadi tempat tidur Inka.
Clarisa sudah dari tadi membujuk suaminya. Tapi Bagas mengabaikan Clarisa.
Bagas tak mau mengambil resiko jika ia keluar kamar. Sudah pasti tak bisa mengontrol emosinya. Dia tak mau kandungan Clarisa kenapa-napa.
Bagas marah dan juga kecewa, Clarisa membuat suasana hatinya semakin hancur. Sepulang dari pemakaman Bagas baru menyadari jika semua foto dirinya dan juga Inka sudah tak ada satupun. Foto pernikahan juga tak luput hilang. Seperti nya Clarisa membuang semua foto nya.
Saat Ia bertanya pada mbok Darmi foto pernikahan nya dan juga foto kebersamaan nya kemana? Dia bilang tak tau. Mbok Darmi hanya menurunkan dan mengumpulkan nya. Setelah nya Clarisa lah yang membereskannya.
Dan lagi foto foto itu berganti dengan foto dirinya dan Clarisa saat ijab Kabul.
Apakah Clarisa membakar nya lalu mengganti nya dengan foto mereka. Bagas tak tau....
.
.
"Selamat pagi Tuan"
Inka memberikan salam paling manis pada Bosnya yang baru saja tiba. Inka sudah bertekad, masalah rumah tangganya jangan sampai berimbas pada pekerjaannya. Ia harus menyingkirkan sakit hatinya jangan sampai di pecat gara gara perceraian nya.
Inka tau mencari pekerjaan itu sangat sulit.Di tambah lagi perusahaan besar ini. Pasti sulit mendapatkan posisinya yang sekarang. Tentu saja jika dia tak becus bekerja sudah di pastikan banyak yang akan menggantikan posisi ini.
Sean yang menyadari bahwa Inka lah yang menyapanya mengangkat sebelah alisnya.
Inka yang mendapat tatapan mata Bosnya mengeryit bingung.
Sean melangkah lagi menuju Ruangan nya berada.
Inka mengikuti Bosnya
"Tuan jam sepuluh nanti akan ada meeting. Klien anda yang dari Singapura dan Malaysia. Mereka ingin mempercepat pengerjaannya tuan."
"Hmm..."
Inka mendengus Mendengar nada dingin dan singkat itu. Ia lalu berbalik pergi meninggalkan Bosnya dan Asisten nya yang kaku. Seperti robot. Ia tak mau berlama-lama di antara singa yang galak dan Rusa yang kaku. Inka terkikik geli...
Membayangkannya bukankah Rusa itu makanan singa lalu kenapa mereka justru sangat lengket. Apa mereka Homo?...
Ha...
Inka menutup mulutnya sendiri memikirkan hal konyol.
Sudah lebih dari dua puluh menit Sean menahan amarah dan gejolak nya. Ia ingin sekali menghajar dan mencongkel bola matanya. Pria itu yang dengan lancangnya memandang wanita yang duduk di sampingnya. Relasi bisnisnya, sejak dia masuk ke mari. Dia tak mengalihkan pandangan nya dari wajah cantik Inka.
Sean mengumpat jika bukan karna Ayah nya, Albert. Sean tak sudi bekerja sama dengan pria itu.
Meeting selesai Inka membereskan map yang ia bawa.
Ia menoleh ke samping mendengar deheman seseorang.
Hemm...
Pria bule berpawakan Tinggi tersenyum padanya. Inka menoleh kanan kiri tak ada yang lain. Bosnya sedang berbicara dengan klien dari Malaysia.
Inka menoleh lagi,Membalas senyuman pria tampan itu. Duh.. ko dia jadi salting gini sih dapat senyum manis dari pria tampan. Dan lagi lesung pipinya menambah kadar ketampanan nya.
Pria bule yang dominan Indo itu mendekat. Yang di yakini salah satu rekan bisnis Bosnya itu.
"Hi how are you what's your name"
Pria itu mengulurkan tangannya pada Inka.
Inka tersenyum malu pada pria bule itu.
"You are so beautiful,"
Tambah merah wajah Inka di puji. Ingin sekali Inka bersorak kegirangan mendapatkan pujian itu. Inka tambah gugup saat pria itu hendak meraih tangan nya. Karna sedari tadi Inka tak menyambut tangannya.
"Ah...Tuan Brian senang bertemu dengan Anda kembali,"
Bukan Inka yang membalasnya tapi sean. Pria itu sudah gerah dengan tatapan tajam Brian yang selama meeting tak mengalihkan pandangannya dari Inka.
Inka melongo, iya bingung dengan tingkah Bos nya. Ada apa dengan nya?
"Ah Ya senang juga bertemu dengan Anda mister."
Brian tersenyum paksa, Ia masih mencuri pandang pada wanita yang dari tadi menyita perhatian nya.
Sean yang masih melihat arah pandang Brian mengumpat. Kenapa juga kucing nakalnya tak segera pergi. Justru ia sengaja tersenyum manis pada Brian.
"Ah maaf kami permisi dulu. Ada yang ingin kami kerjakan"
Sean menarik tangan Inka.Ia menyeret Inka keluar dari ruang meeting. Inka yang mendapat perlakuan seperti itu bingung. Salah apa lagi coba?
Brak...
Sean menutup pintu dengan keras. Hah lama lama pintu itu pasti pindah. Kenzo bergumam sendiri menyadari Tuan nya yang marah. Jelas saja pintu itu pindah ke tempat sampah. Setiap hari di banting tidak tuannya tidak juga Nona Inka. Mereka senang sekali membanting pintu. Tapi bodohnya lagi Nona Inka tak tau bahwa dirinya lah yang membuat mood Tuannya buruk.
"Ishh..Dia kenapa sih? Lagi pms kali. Gak tau apa tanganku merah,"
Inka mengumpati Bos-nya.
Ia kembali duduk di kursi sambil sesekali menggerutu tak jelas.
Di dalam ruangan pribadinya Sean William sedang meluapkan amarahnya pada Kenzo.
"Apa kau sudah hilang kemampuanmu, Hah ...
Kau liat wanita itu dia kecentilan sekali tadi.
Apa memang dia sengaja hah...
Ingat besok surat cerai itu harus keluar. Dan jangan lupa bisa tidak bisa suaminya itu harus menandatangani surat cerai nya. Kau mengerti Ken,"
Dadanya naik turun menahan emosi melihat tingkah kucing nakalnya.
Hah...
Kenzo menghembuskan nafasnya perlahan. Kenapa tuannya jadi bodoh sih... Seminggu itu sudah paling cepat. Dan itu hanya bisa dilakukan dengan orang berpengalaman. Apalagi ini. Besok yang benar saja.
Sean melotot melihat Kenzo yang diam dan hanya melamun.
"Ken..."
Pekikan keras Sean menyadarkan Kenzo ke dunia nyata.
"Ya Tuan..."
Kenzo gelagapan mendapat bentakan keras. Jangan sampai dia jadi samsak tinju Tuannya. Wajah tampannya bisa berkurang nanti.
Sementara Bagas dia tak fokus pada meeting kali ini. Ia seperti raga tanpa jiwa, Pandangannya kosong memikirkan nasib pernikahannya.
Baru sehari Inka pergi dan dia seperti zombie tak terurus. Ia juga mengabaikan makannya.
Romi menatap iba pada Bosnya,Ia tau selama ini Bagas hanya mencintai Inka. Yang sebentar lagi akan menjadi mantan itu.
Romi sebenarnya menyayangkan pasangan romantis itu. Akhirnya bercerai.
Rupanya pengaruh orang ketiga lebih kuat di bandingkan ekonomi.
Romi adalah salah satu saksi mata yang melihat bagaimana romantis nya Bagas dan Inka. Romi sendiri kadang suka iri melihat Bagas yang mendapat kan Nona Inka. Selain bertubuh mungil, Cantik, Bahkan tutur katanya sangat sopan. Inka tak membeda bedakan status sosial seseorang. Berbeda dengan Clarisa wanita itu sedikit angkuh. Kadang tak sedikit dari karyawan yang mengeluh karena di bentak.
Updated 165 Episodes
Comments
Khasanah Mar Atun
brian mantannya clarisa bukan ya? sekarang dia udah kaya po?
2022-06-13
6
Cha cha
biasanya aku kalau cerita tentang poligami tuh suka gregetan trus mundur gak baca...lha ini Sean sama inka buat q ketawa tapi kadang greget
2022-06-22
2
Vhiea Rachma
bagus ceritanya, walau bertema poligami tapi gak ngebosenin...
sukses selalu buat penulisnya👍👍
2022-06-14
3