Pingsan
"Tuan kita mau kemana...? "
Sudah ke sekian kalinya Inka bertanya, pada Sean dan pria itu hanya diam saja tak menjawab apalagi menoleh.
Inka mendongak saat mobil berhenti melaju.
Ia menoleh ke arah Sean.
"Tuan mau apa kita kesini,"
Sean acuh tak menghiraukan perkataan Inka.
Ia keluar dan berjalan menuju Resepsionis.
Inka mengikuti langkah Sean dengan menghentakkan kakinya.
Kenapa ada manusia dingin dan kaku sih. Awas saja kali aku punya kerja yang lain ogah gue kerja sama dia!.
"Inka Riana tidak bisa kah kau cepat sedikit"
Sean gemas menunggu Inka berjalan seperti semut.
"Besok kau harus beli susu pertumbuhan. Lihatlah badan mu sangat kecil sekali. Apa kau memang kena gizi buruk"
Inka mendelik mendengar penghinaan terhadap dirinya. Gizi buruk enak saja...
Inka sudah mangap hendak protes. Tapi pintu lift terbuka.
Sean melangkah dan menempel kan asescard nya. Sedangkan Inka hanya melongo iya mengintip dari luar....
"Wah mewah sekali,"
Hanya melihat dari luar saja Inka sudah kagum apalagi jika masuk ke dalam.
"Nona mari silahkan masuk"
Inka berjengit menoleh kearah Kenzo yang mengagetkan nya. Lalu mendelik tajam,
Kenzo acuh melihat reaksi wanita tuannya.Ia masih sama memasang wajah datarnya.
Inka takut takut masuk ke dalam,Ia melirik ke arah pintu yang tertutup. Jantung nya Dak Dik Duk. Apa aku akan di perkosa oleh mereka. Ha bagaimana jika aku di mutasi dan di ambil ginjalnya.
Koper ...
Inka meneliti koper berwarna pink itu.
Seperti nya ia mengenali koper tersebut. Tidak mungkin kan mereka berdua yang punya masa iya laki laki kopernya pink. Inka terkikik geli dan.
Ha ha ha.. Ups buru buru Inka mendekap mulutnya yang kelepasan.
Sean memicingkan matanya ia tau wanitanya itu sedang memikirkan hal konyol.
"Jangan berpikiran macam-macam aku bukan waria,"
Inka nyengir kuda. Bosnya itu memang cenayang ia tau isi kepala nya.
"Itu adalah koper mu. Kau akan tinggal di sini,"
Inka hendak melayangkan protesnya. Ia shock tinggal di sini kenapa.
"Jangan berani membantah ku"
Sean tau wanita nya itu hendak melayangkan protesnya.
"Mantan suamimu sedang mencari mu. Dia keberatan dengan keputusan mu. Dia akan menceraikan Clarisa dan mempertahankan mu,"
Inka masih di posisi yang sama. Ia tak tau harus bagaimana. Bagas tak mau melepaskan nya,Rasanya Inka ingin berteriak keras. Menumpahkan rasa sesak di dadanya, Cinta yang ingin di kubur nya. Masih bertahta walaupun rasa itu tidak lah sebesar sebelumnya.
Suaminya sendiri yang perlahan membunuh rasa cinta nya.
Sean yang menyadari bahwa Inka melamun,Ia pergi ke dapur dan membuka pintu kulkas.
Sementara Kenzo, dia sibuk menata makanan yang di bawanya.
Inka makan dengan lahap. Ia masih terbayang dengan kejadian kemarin lusa. Saat Bagas bercumbu dengan Clarisa di ruang tamu.
Ting Ting Bunyi sendok beradu dengan piring.
"Aku selesai.."
Inka berdiri dan pergi ke kamar yang katanya tempat tidur nya.
Inka merebahkan tubuhnya. Mengingat kebelakang di mana dia dan Bagas saling mencintai.
Hah... Kenapa masih saja sesak ...
Inka bahkan tak perduli dengan dua orang pria dewasa yang bersamanya.
Inka duduk, Kenapa Bosnya melakukan ini semua. Bahkan dia meminta Inka tinggal di apartemen ini. Dan lagi milik siapa apartemen ini. Apakah milik Bosnya.?
Ah jangan peduli milik siapapun asal kau tenang Inka,!
.
.
.
Pukul delapan malam Bagas masih menunggu istrinya keluar dari gedung tersebut.
Tak lama sekuriti menghampiri nya. Mereka pikir Bagas pencuri sedari tadi mobilnya mencurigakan.
Tok tok tok
"Tuan ...Ada yang bisa saya bantu..?
"Apa semua karyawan belum pulang semua Pak. Saya menunggu istri saya.,"
"Oh maaf Tuan mereka semua sudah pulang dari tadi. Dari jam tujuh tadi Tuan karna ini hari Jumat. Jadi semua karyawan pulang tinggal kami saja yang berjaga."
Bagas mengangguk mengerti ia lalu berpamitan pergi.
Kemana istrinya itu apa dia tak bekerja, Lalu kenapa dia tak melihatnya keluar. Bagas melajukan mobilnya pulang.
Di rumahnya sudah ada Ibunya sedang bercengkrama dengan Clarisa.
Bagas hendak melangkah menuju kamarnya mendengar suara ibunya memanggil nya.
"Gas Kamu dari mana, Clarisa bilang kau pulang dari tadi."
Monik menyelidik. Jangan sampai Bagas menemui Inka.
Bagas jengah dengan pertanyaan ibunya. Ia melangkah lagi dan Monik mengancamnya.
"Ingat Bagas jangan sekali kali kau mencari keberadaan Inka. Clarisa sedang mengandung jangan buat dia stres. Bukankah Inka yang meninggalkan mu. Dia juga yang menggugat cerai kamu. Apa yang kamu harapkan dari perempuan man..."
"Stop Bu.. kumohon jangan sebut Inka wanita mandul lagi. Dia tidak mandul Bu ..Inka sehat.
Mungkin memang kami berdua belum di kasih kepercayaan memiliki anak,"
"Apa.. !! Kalau bukan mandul apa namanya. Kau lihat Clarisa. Kalian belum genap dua bulan menikah bukan. Dia sudah mengandung anakmu."
"Ibu yakin Clarisa mengandung anakku,"
Bagas melirik sinis ke arah Clarisa.
Sedangkan Clarisa gugup, Ia meremas kedua tangannya yang basah.
Tidak ini anak Bagas bukan laki laki itu.
Clarisa mengingat dua hari setelah ijab qobul nya dengan Bagas. Ia pergi ke Club malam, Saat itu ia kecewa dengan suaminya. Kecewa di malam pertama nya Bagas tak mau menyentuh nya. Ia melampiaskan dengan minum minuman beralkohol tinggi.
Ia juga kaget saat pagi dirinya terbangun dalam keadaan tak sehelai benangpun. Dan lagi bersama seorang pria yang di yakini berumur hampir setengah abad.
Clarisa menggeleng, wajah nya pucat pasi.
"Apa maksudmu Bagas,"
Monik shock ia lalu menoleh kearah Clarisa. Clarisa sendiri menggeleng kan kepala nya. Ia gugup setengah mati.
"Ti ..tidak Bu anak ini milik mas Bagas. Mas kenapa kau berpikir demikian aku kecewa dengan sikap mu mas,"
Lagi lagi jawaban Clarisa menjadi tanda tanya besar untuk Monik. Apa maksudnya anak ini milik Bagas. Bukankah memang harusnya seperti itu. Apakah Clarisa sebelumnya bukan... Ha..Monik menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Pikiran buruk tentang Clarisa pun seketika melayang layang di kepalanya.
"A..pa maksudmu Risa.."
Monik berseru keras. Membentak Clarisa.
Clarisa lagi lagi menggelengkan kepalanya. Matanya berkaca-kaca, Ia sendiri takut hal yang tak di inginkan menjadi kenyataan.
Tidak mungkin anak ini milik pria itu.
Clarisa tak sanggup membayangkan nya dan
Bruk.. Clarisa pingsan
"Risa.."
Monik kaget melihat Clarisa tiba tiba saja terjatuh pingsan.
Monik segera meraih tubuh Clarisa
"Gas.. Apa yang kau lakukan. Ayo cepat bawa Clarisa ke rumah sakit"
Bagas terkesiap mendengar ibunya berteriak .. Ia segera membopong tubuh Clarisa.
Membawanya ke rumah sakit terdekat.
Selama dalam perjalanan menuju rumah sakit
Baik Bagas maupun Ibunya tak mengeluarkan sepatah kata pun. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.
Updated 165 Episodes
Comments
Tjitjik Juni Supriyati
Syukurin kau nenek lampir Monik. Biar kena bully clarissa. Rasain lu Monik mertua yg g tahu diri. Ini baru senang aq kl Monik kena karma karna ulah nya sendiri yg bikin hati inka terluka.
2022-06-12
5
princess purple
rasain tu, cucu gak dpet.. harta bentar lagi jga ilangg..
kualat ihh
2022-06-14
4
Pia Palinrungi
yah yah yah..apakah perang dimulai thor..??
2022-06-17
1