Terbongkar
"Kenapa buruk sekali masakannya....Oh ya ampun Sean.. Wanita mu sungguh menggelikan"
"Bisa ataupun tidak. Jangan macam macam"
Sean melirik tajam. Albert mendengus.....
"Kenapa harus janda..... Bagaimana jika dia tau kau juga ikut serta campur tangan perceraiannya. Ku pikir pasti dia akan marah.."
"Tidak...Dia tau..."
Albert mengangkat sebelah alisnya. Sean mengedihkan bahunya.
"Baby kita pulang...?"
"Dia tak akan kemana-mana. Jangan gila Sean kalian belum menikah."
"Lalu...Apa maksudmu tak boleh kemanapun."
"Lebih baik dia tinggal di sini..? Aku yang akan menjaganya. Kau tau maksudku Sean....?"
Sean menimbang nimbang yang di katakan ayahnya.
Benar juga saat ini Inka dalam bahaya? Selain ada orang yang mengincar nyawanya, Bagas.. mantan suaminya itu juga sedang mencarinya. Untuk rujuk kembali...
Dan di sini lah Inka. Di kamar yang luasnya hampir sama dengan kamar nya yang ada di apartemen.
Sebenarnya Inka tau jika mantan suaminya itu sedang mencarinya. Karna dia tidak terima dengan perpisahan mereka berdua.
"Huh... Seandainya kamu tak menduakan cinta ku mas. Mungkin saat ini aku masih milikmu."
Inka membayangkan ketika dirinya masih menjadi istri Bagas. Semua terlewati dengan suka cita hingga akhirnya orang ke tiga masuk. Semua tak lagi sama, langit yang cerah penuh warna berubah jadi mendung pekat.
.
.
.
.
"Mas... Apa maksudmu.?
Kau masih belum melupakan mantan istri mu mas.
Ingat mas....Aku hamil! Jangan sampai wanita sial itu membuat kau berubah."
"Cukup Clarisa...."
Bagas membentak Clarisa. Ia sudah muak dengan sandiwara yang di mainkan Clarisa.
"Ingat Clarisa, kau pikir aku bodoh...? Aku tahu sebelumnya kau pernah mengandung bukan.
Dan kau telah menggugurkan kandungan mu,bukan begitu Clarisa."
Clarisa shock dan ia gemetar.
Dari mana suaminya tau. Jika dulu dirinya pernah mengandung dan menggugurkan nya.
Clarisa pucat pasi wajah nya.
Bagas tersenyum sinis. Ia tak menyangka detektif yang di sewanya untuk menyelidiki, Apakah Clarisa sebelumnya memang tidak pernah tidur dengan orang lain, selain dirinya atau tidak.
Justru kemarin sore ia di kejutkan, detektif itu mengatakan bahwa Clarisa, tiga tahun lalu pernah mengandung dan menggugurkan kandungan nya.
"Benar begitu Clarisa,.... CK ternyata kalian pintar menyembunyikan nya....Apa kau yakin bayi yang kau kandung itu milikku Clarisa, atau milik orang lain....
Kau akan berterus terang sendiri atau aku yang akan mencari tau sendiri Clarisa.."
Bagas mencengkeram dagu Clarisa.
Bagas melihat bagaimana Clarisa yang bergetar ketakutan.
"Katakan Clarisa...Siapa ayah baby yang kau kandung itu...?" Mata Bagas menyalak tajam.
"Mas...Le..paskan dulu...sakit."
"Aku tidak akan pernah melepaskan nya. Sebelum kau memberikan jawaban nya Clarisa.."
"A..ku tidak tau mas...Aku tak mengenalnya. Tapi aku yakin bayi ini milikmu mas..."
Clarisa terbata bata bibirnya bergetar menahan takut.
Bagas mencengkeram lebih erat lagi dagu Risa.
Matanya menyalak tajam. Lalu ia menghempaskan tangan nya. Clarisa tentu saja tak menyangka Bagas akan menghempaskan nya.Clarisa terhuyung jatuh...
Esstt..
Ia meringis merasakan ngilu pada perut bagian bawahnya.
Bagas tidak perduli. Ia meluapkan emosinya..
Membanting semua yang ada di hadapannya.
Prang.....
Clarisa memejamkan matanya. Takut serpihan keramik mengenai dirinya.
Dari jauh mbok Darmi merasakan apa yang Tuan nya rasakan. Mbok Darmi kasihan pada anak majikan nya.
Mbok Darmi tak pernah melihat anak majikan nya itu seperti ini.Ia hanya menghembuskan nafasnya perlahan. Menyesal itu memang belakangan.
Di ruang kerja banyak botol kosong yang pecah.
Saat ini Bagas sudah menghabiskan beberapa botol minuman beralkohol.
"Sayang...Inka. Kau kemana ,jangan tinggalkan mas... Mas mencintaimu. Pulang lah...Maafkan mas, Sayang..."
"Kenapa Tuhan tidak membiarkan kau hamil Inka. Sehingga aku tak harus menikahi wanita ular itu. Ha ha ha... Kau tau sayang, aku di tipu olehnya ku pikir anak itu milikku ternyata bukan....
Dan lagi...Akulah yang membunuh ayahmu Inka. Aku yang tak sengaja menabrakkan mobil ku dengan mobil ayahmu....Tapi itu tak sengaja... Aku baru belajar mengemudi mobil.
Ayahmu sendiri juga yang tak melihat mobilku yang berjalan sangat kencang.."
Mbok Darmi menutup mulutnya shock mendengar pengakuan anak majikannya. Saat ini Bagas sedang meracau tak jelas mengungkapkan semua isi hatinya.
Mbok Darmi kembali ke kamarnya.
Pantas saja dulu saat ayahnya Inka meninggal Bagas mengurung dirinya di kamar berhari-hari. Jadi inilah alasannya.
Uh....Inka mengerjapkan matanya. Saat sadar ia membuka matanya lebar-lebar dan mendudukkan dirinya.
Inka baru ingat ini di mana.
Buru buru Inka melangkah ke kamar mandi.
Inka mondar-mandir sambil menggigit jari tangan nya. Saat ini ia bingung harus memakai baju apa.
Tok tok tok...
"Siapa..."
"Saya Nona.... Mengantarkan pakaian ganti untuk anda.."
Inka melangkah dan memutar kunci
Clek...
"Ini pakaian anda Nona..."
"Terima kasih.."
Inka mengedarkan pandangannya mencari keberadaan seseorang.
"Tuan Albert.. tidak ada di sini Nona..." Pelayan mengagetkan Inka.
"Kemana...."
"Beliau pagi pagi sekali kembali ke Jerman...."
Inka mengangguk mengerti.
"Hemm..."
"Panggil saja Berta, Nona!...Nama saya Berta...!"
"Ah ..ya... Berta, apa kau tau siapa Tuan Albert...Dan apa hubungannya dengan Sean William..?"
Berta tersenyum kecil. Rupanya calon istri Tuan mudanya ini sangat lah polos.
"Mereka berdua adalah ayah dan anak Nona..."
"Oh..." Inka mengangguk mengerti. Tapi kemudian.
"Apa..... Jadi Tuan Albert ayahnya Sean... Pria kaku itu."
Inka berteriak kaget. Berta mengangguk mengiyakan.
"Oh My God..Kenapa tak ada yang memberi tahu ku. Bagaimana jika Tuan Albert mengadu pada Sean.? Aku menjelekkannya...Ya ampun mati aku..!"
Inka mengutuk bibir nya yang sembarang bicara. ya semalam setelah Sean pulang ke Mension nya. Albert bertanya tentang Sean bagaimana karakter nya dan bagaimana sifatnya. Tentu saja Inka menjawab,Sean itu pria kaku dan menyebalkan.
Inka juga menceritakan tentang perceraian nya dengan mantan suaminya itu. Inka bersyukur bahwa Sean membantu nya lepas dari pernikahan semu.
Dertt ..dertt..
"Baby...Nico sudah menjemputmu. Aku tunggu kau di kantor.."
Tut Tut Tut Sebelum Inka menjawab nya, Sean mematikan telpon nya.
"Tuh kan, dia suka seenaknya sendiri." Berta menggeleng kan kepala nya.
Updated 165 Episodes
Comments
Tri Susanti
sumpah dmi apapun inka jgn smpe rujuk
2022-07-09
0
moenay
INKA nomaden... ga jelas tinggalnya dimn🤭🤭🤭🤭🤭
2022-07-01
0
Fay
lanjut
2022-06-18
3