Sandiwara
Cello meremas cincin pertunangannya. Istri nya sama sekali tak datang mencegahnya untuk bertunangan dengan wanita lain. Apakah Alicia memang tidak mencintai nya? Apakah cinta nya pada Alicia bertepuk sebelah tangan?.
Cello menyugar rambutnya frustasi. Alicia telah mempermainkan dirinya? Gadis itu telah melukai perasaannya. Cintanya yang tulus tak berarti apa-apa bagi Alicia.
"Tuan...Nona Grisa mencari keberadaan anda?"
Alex datang membuyarkan lamunan Cello. Pria itu prihatin dengan kondisi tuannya. Cello sangat hancur telah kehilangan Alicia. Pria itu sengaja bertunangan dengan dokter Grisa. Seminggu yang lalu Grisa datang menawarkan tuannya untuk bertunangan. Agar tuannya melupakan gadis itu.
Tanpa berpikir dua kali Cello mengiyakan pertunangan itu. Ia ingin memancing Alicia. Ia ingin melihat bagaimana gadis itu datang dan marah marah jika miliknya di rebut orang lain. Tapi nyatanya gadis itu sama sekali tak menampakkan batang hidungnya.
"Kita pulang Lex.."
Alex mengangguk mengerti dan ia mengikuti langkah tuannya. Dari arah berlawanan Grisa tersenyum lebar melihat calon suaminya. Alex melirik ke arah tuannya. Sebenarnya ia ingin sekali protes pada tuannya. Kenapa harus bersandiwara bertunangan jika akhirnya akan merepotkan.
"Cel, aku mencari mu dari tadi. Kenapa kau pergi meninggalkan pesta?"
Cello tak menjawab ia berjalan lurus meninggalkan Grisa. Grisa yang merasa dirinya di abaikan Cello, mengejarnya dan menarik tangan nya.
"Setidaknya jangan pergi sebelum pesta nya berakhir."
Cello menyentak tangan yang di pegang Grisa. Ia menatap wajah cantik wanita yang berstatus sebagai tunangan nya. Sama sekali Cello tak merasa jika ia mencintai wanita di depannya ini. Grisa memang cantik, Cello tak memungkiri jika wanita itu memang sangatlah cantik dan tubuh nya proposional. Tapi cinta Cello hanya untuk Alicia. Tapi sayang nya gadis itu memanfaatkan kepolosan nya untuk mengelabuhi nya.
"Menyingkir dari hadapan ku nona!"
"Cel..."
Cello mencengkram erat dagu Grisa. Ia sudah muak melihat wajah wanita ini dari tadi. Grisa yang mendapat kan perlakuan seperti ini kaget. Ia menatap tak percaya pada Cello.
"Jangan campuri urusan ku nona, kau sendiri yang membuat pertunangan ini. Aku sama sekali tak tertarik. Dan kau mengatakan pertunangan ini hanya untuk pencitraan mu saja bukan. Jadi jangan coba coba mengambil kesempatan untuk mendekati ku nona. Camkan itu!"
Grisa mematung mendengar Cello berbicara. Pria itu bertunangan dengan nya, hanya karna ingin melihat bagaimana reaksi Alicia. Sedangkan Grisa bertunangan dengan nya dengan sungguh sungguh. Dia mengatakan jika untuk pencitraan nya saja, semua itu hanya agar dia tak malu.
*
Melvin melihat Alicia yang menuruni anak tangga. Gadis itu sepertinya akan pergi.
Sudah sebulan lebih Alicia mengurung dirinya. Saat ini ia harus mencari tentang di mana markas Blood black milik Lincoln. Pria itu memang sudah mati tapi tidak dengan sekutunya.
Itu sebabnya bisnis Ling Jung kerap kali lolos dan menyebar. Karna pembuatan obat obatan terlarang itu masih berlanjut.
"Alice kau mau kemana?"
"Jika aku mengatakan pergi ke taman kota, apa kau akan percaya lagi Om?"
Gadis ini benar benar membuat Melvin darah tinggi. Tidak usah balik bertanya, tinggal jawab saja apa susah nya. Melvin mendengus, Alicia yang dulu, sama sekali tak tertinggal dengan Alicia yang sekarang. Sifatnya bertolak belakang. Seperti bawang merah dan bawang putih. Padahal dia adalah orang yang sama.
"Ya tunggu aku.."
Melvin mengamati Alicia. Bicara dengan nada rendah dan dingin pada seberang telpon. Dan lagi dengan siapa dia menelpon.?
*
"Nona, markas Blood black ada di ujung kota. Tuan Cello sudah menghanguskan markas utama Ling Jung nona. Saya yakin markas itu juga tuan Cello mengetahui nya."
"Ya tentu saja, dia mengetahui. Karna wanita yang menembak ibunya sedang bersembunyi di sana."
"Tuan Cello tau.."
"Tidak.."
Pria yang ada di sampingnya bingung. Apa maksud nya? Jika Cello sudah lebih dulu mengetahui bahwa markas Blood black ada di ujung kota. Lalu kenapa dia membiarkannya.?
"Pria itu ingin mengetahui di mana saja jaringan keluarnya obat itu."
"Lalu kenapa anda tak mengatakan jika bukan anda yang menembak ibunya nona?"
"Biarkan saja?"
Pria di sampingnya itu menghembuskan nafasnya perlahan. Ia juga tak tau apa yang ada di pikiran nona nya ini.
"Ayo kita pergi?"
Alicia dan para anak buahnya pergi ke ujung kota. Hingga tengah malam menjelang, Alicia baru sampai.
*
Alicia tersenyum tipis melihat wanita yang menembak mertuanya sedang bergelut di atas ranjang.
Ah....
"Tomi, lebih cepat lagi?"
Sang pria menurut, ia mempercepat gerakannya semakin liar. Radika mendesah dan menggeliat penuh kenikmatan. Saat bagian tubuh bawahnya di tumbuk oleh benda yang tumpul.
Ah.....Uh....
Sesekali Tomi meremas dan menghisap benda yang menonjol ke depan. Radika di buat gila oleh permainan pria yang berstatus pengawalnya. Pria itu sungguh membuat Radika ******* berkali kali.
******* dan jeritan Radika membuat kuping Alicia akan pecah.
Tak hanya itu, sang pria membalikkan tubuh Radika dan menyodok nya dari belakang. Tentu saja semua itu terlihat jelas di mata Alicia.
Ia mengumpat Neil yang buru buru mengajaknya kemari. Harusnya satu jam lagi, setidaknya sampai mereka selesai dengan aktivitas nya. Jadi tak perlu ia melihat adegan panas mereka.
"Ku pastikan akan ku tembak kepalamu Neil"
Pria yang di sebut namanya bergidik ngeri. Ia juga tak tau, jika wanita itu akan bergelut di atas ranjang sekarang. Mana dia tau?, kalau tau jelas saja ia juga tak sudi.? Apalagi saat ini dia juga memakai earphone. Jelas saja ia bisa mendengar juga. Earphone nya tersambung dengan nonanya. Bagaimana dia juga tak mendengar.
Dor...
Radika berjengit, ia berusaha melepaskan diri dari Tomi. Tapi sepertinya Tomi tak akan melepaskannya.
"Tomi lepaskan.."
"Tunggu sebentar lagi nona"
Radika tambah mencengkram erat seprei putih. Yang menjadi saksi bisu antara dia dan sang pengawal nya. Ia mendesah sambil bibirnya menyuruh pria itu menghentikan nya. Tapi Tomi justru menikamnya lebih dalam lagi dan brutal. Ia mempercepat gerakannya mengejar kepuasan.
"Oh... Tomi..."
"Ya... Nona, aku akan sampai."
Bunyi kecipak kulit yang bergesekan, membuat wanita yang bersembunyi di balik gorden murka. Alicia sungguh benar benar akan menembak mati Neil.
Ah.....
Tomi tumbang di punggung Radika. Sementara Radika menggeser tubuhnya meraih baju yang berserakan dimana-mana.
Dor...Dor...Dor...
Argh....
"Brengsek..."
Alicia mengumpat Neil yang menembak Radika. Apa pria itu tak melihat jika Radika belum berpakaian lengkap. Alicia mengeratkan giginya sebal dengan Neil. Pria itu senang atau apa melihat wanita bugil dan naket tanpa busana.?
Sementara teman ranjang Radika terkapar dengan darah di sekujur tubuhnya.
"Kau siapa.?.."
Argh...
"Lepaskan aku brengsek..."
Neil menjambak rambut Radika hingga wanita itu mendongak. Radika melotot tak percaya melihat Alicia berdiri di depannya.
Masih pagi udah up tiga kali BESTie
Mana VOTE dan hadiah nya🤧🤧
bantu otor receh ini Napa😭😭
kalau VOTE dan hadiah nya banyak besok OTOR tambah lagi anu anu nya🤣🤣
.
.
Updated 165 Episodes
Comments
nt_dianty144
di genapin jadi 5 juga gak papa uthor 🤭✌️
2022-06-01
3
Diana Laili
lanjut thor suka deh❤
2022-06-01
3
Tjitjik Juni Supriyati
Ah.... Uh..... Ah..... Uh..... Yeeeaaahhh...... Itu lagi ngapain thor. 🤣🤣🤣
2022-06-16
2