Suara asing
Setelah mengambil SIM card milik inka. Sean segera memasang nya dengan yang baru. Sean mengganti ponsel nya lalu menyodorkan pada Inka. Inka hanya mengamati ponsel yang Sean sodorkan padanya.
"Apa itu juga termasuk hutang?"
Sean hanya menghela nafas.
Sebelum Sean menjawab Inka lebih dulu bicara.
"Kalau begitu tidak usah. Aku tidak mau menambah hutang terlalu banyak. Nanti, tuan pasti memeras ku lagi"
Inka cemberut sambil memonyongkan bibirnya
tidak setuju.
Sean gemas sekaligus kesal pada wanita cantik itu.
"Bukankah kau harus menelpon suamimu!,"
Inka mengangguk. Dia mengambil ponsel yang mirip dengan milik nya. Lalu menekan no milik suaminya.
Tut... Tut ...Tut..
Terdengar nada bahwa ponsel bagas sedang sibuk. Inka mencoba menekan lagi dan hasilnya sama.
"Apa mas Bagas benar benar tak mencari ku,"?
Dia lagi lagi meneteskan air matanya.
Kenapa tak biasanya Bagas begini ada pa?
Sementara Bagas pria itu mengemudikan mobilnya dengan perasaan kalut. Inka istrinya itu belum juga ketemu. Dia takut jika semalam benar ada yang mencoba mencelakai istrinya. Bagas tak sanggup membayangkan saja, Bagas tak berani apa lagi kalau sampai terjadi.
Bagas merogoh ponsel nya di saku celana.
Dia melihat no baru lalu menolaknya dia masih tak ingin di ganggu. Fokusnya hanya Inka mencari istrinya. Yang tak pulang semalaman karna dirinya yang bodoh.
,"Yah sebentar lagi kita akan punya cucu ,"
Monik antusias memberitahukan pada suaminya.
"Apa maksudmu, Inka hamil?,"
Harry berseru semangat mendengar kabar menantunya itu hamil.
"Siapa yang bilang Inka hamil,?"
"Kamu ,"
Harry mengerutkan alisnya.
"Aku bilang kita sebentar lagi akan punya cucu. Bukan Inka yang hamil,"
"Lalu apa maksudmu. Jangan berbelit-belit, bicara yang jelas,"
,"Clarisa,"
"Clarisa"
" Ya dia yang akan kasih kita cucu"
Harry masih belum mengerti hingga Monik berdecak.
"Bukankah semalam Clarisa tidur di kamar Bagas. Dan semalam Bagas pulang. Aku yakin mereka menghabiskan malam berdua,"
Harry menghela nafas panjang. Kenapa istrinya itu tidak pernah menerima Inka sebagai menantu. Justru wanita yang berpakaian tak sopan yang di terima nya.
Harry menggeleng tak habis pikir dengan istrinya itu. Apa yang di cari, jika yang di cari hanya cucu. Inka pasti suatu saat nanti akan memberikan cucu. Menantunya itu tidak mandul hanya belum di kasih saja.
Harry tau monik tak menyukai Inka. Bahkan seluruh keluarga besar nya tak ada yang suka.
Apa karna latar belakang nya
Padahal jika saja mereka tau, jika perusahaan yang di pimpin Bagas. Adalah perusahaan milik mendiang orang tua Inka.
Apa mereka masih berlaku tak suka padanya?
Dulu sebelum mendiang temannya meninggalkan. Dia mewariskan padanya dengan syarat harus menjaga putrinya. Dan Harry yang saat itu sedang krisis ekonomi. Hingga Harry menjual perusahaannya yang belum seberapa itu. Dan ayahnya Inka lah yang membelinya. Dan tak lama dia mengganti nama perusahaan tersebut dengan nama sang istri. Karna sebagian besar adalah uang sang istri dari mendiang ayahnya. Tapi tak lama ibu dari Inka meninggal dunia. Sehingga otomatis perusahaan itu milik Inka. tapi Inka masih kecil waktu itu. Hingga Rendra lah yang memegangnya.
Tapi tak lama kemudian Rendra juga meninggal dunia. Karna penyakit yang di deritanya. Asam lambung, sepele memang. Tapi karna penyakit yang di anggap sepele itu Rendra meninggalkan putrinya Inka. Ia kambuh saat mengemudi. Dan akhirnya mobil yang di kendarai nya menabrak pembatas jalan. Karna tiba tiba saja sesak napas.
Inka wanita itu kecewa karna suaminya menolak panggilannya.
"Apa SIM-card ku tak bisa di perbaiki?. Suamiku tak mengangkat telponnya jika no baru?,"
"Tidak,...Kau pikir aku tukang servis ponsel!!."
Ya Sean ketika mengambil SIM card milik Inka. Dia sengaja merusaknya. Licik memang? Sean sengaja mengganti no baru. Dan ponsel baru berharap dia tau apa saja yang di lakukan wanita pujaannya. Benar Sean sudah merancang semuanya.
"Tuan apa sekarang anda tidak ke kantor,? ,"
Dilirik nya sudah menunjukan pukul sebelas siang. Tapi pria dewasa itu bilang katanya nanti.
Betah sekali dia aku yang ga betah serem.
Inka kembali mendial no suaminya. Berharap kali ini Bagas mengangkatnya.
Benar baru deringan ke dua terdengar suara
"Ya Hallo.."
Inka mematung mendengar suara perempuan di sebrang sana.
Dia melihat kembali layarnya. Apa benar ini no ponsel suaminya?.
Dan ternyata benar, lalu siapa perempuan yang mengangkat telpon suaminya?.
"Hallo... Mas Bagas sedang mandi
Jadi aku yang mengangkatnya "
"Ini siapa"
Inka sambil bergetar menahan sesak. Mencoba bertanya mungkin ini sekertaris nya.
Walaupun Inka tau suara ini bukan suara sekertaris nya.
"Aku istrinya"
Clarisa buru buru menyudahi mematikan telpon nya. Saat melihat Bagas keluar dari kamar mandi.
Sementara itu Inka shock. Mendengar suara perempuan yang mengaku sebagai istrinya bagas. Bukan kah dia istrinya Bagas.? Lalu siapa wanita yang mengaku itu. Inka menggelengkan kepalanya tidak mungkin jika mas Bagas menghianati nya.
Pasti tadi hanya orang iseng.
"Apa yang kau lakukan di apartemen ku ?"
Ya Risa datang ke apartemen milik Inka dan Bagas. Risa memang sengaja mencari Bagas. Dengan alasan pria itu meninggalkan jam tangan nya.
Padahal jika di pikir, meskipun ketinggalan jam itu ada di rumah orang tuanya. Di kamarnya pula.
Tapi Bagas tidak mengerti kenapa istri sirinya sampai mencarinya. Dengan alasan yang tak masuk akal.
"Mas aku ingin tinggal di sini,!!"
Bagas melotot kan matanya mendengar permintaan Clarisa.
"Mas aku juga istrimu. Apa salahnya!,"
"Jangan melebihi batasan mu Clarisa,"
"Mas... Bukankah Inka tinggal di rumahmu. Jadi biarkan aku yang tinggal di apartemen ini"
Bagas menatap nyalang ke arah Clarisa.
"Mas apa kau tak ingin mengulanginya lagi"
Clarisa menggoda Bagas dengan bergelayut di lengannya.
"Sebentar lagi kau akan jadi papa. Aku pasti akan hamil mas. Dan aku akan jadi ibu,"
"Apa maksudmu Risa?"
"Ya... Tentu saja mas. Waktu di malam pengantin kita. Ibu membelikan ku obat penyubur kandungan. Sampai sekarang pun aku masih meminumnya"
"Ibu sudah ingin sekali menimang cucu. Jadi aku rutin mengkonsumsi nya ,"
Bagas mengeratkan giginya.
"Ya... Aku akan jadi papa. Tapi tidak dengan mu,!"
"Apa maksudmu mu mas. Aku itu istri mu kemungkinan benih yang semalam berkembang mas. Dan lagi mas melakukannya berulang kali,....
Mas bukan kah ibumu yang meminta aku untuk jadi istri keduamu. Ibumu juga yang menyarankan aku untuk segera hamil. Lagi pula Inka itu._"
"Stop..."
Mata Bagas merah menahan amarah.
"Jangan sekali kali kau hina istri ku Clarisa.
Jaga batasan mu, aku tak mencintaimu. Cintaku hanya untuk Inka, camkan itu. Dan untuk semalam ku rasa, bukan yang pertama kali kau melakukannya. Jadi anggap saja semalam tak terjadi apa apa,"
Updated 165 Episodes
Comments
Ririn Danayanti
malu2 in Clarisa mau tinggal di apartemen,harta Bagas semuanya itu milik INKA
2022-07-07
2
Anita Kumala Sari
gila sekali celu bunting... uwaw...
2022-06-21
1
Fay
seruuu
2022-06-18
1