Memancing musuh
Cello bangun dengan tubuh polosnya masuk ke dalam kamar mandi. Alicia yang melihat tingkah Cello geram sekaligus panas. Benda itu masih berdiri tegak, padahal setengah jam yang lalu, mereka baru saja mengakhiri pergulatannya di kasur.
"Cello sialan.. Tidak tau malu"
"Jangan mengumpat ku sayang"
Alicia berdecih mendengar Cello yang mendengar dari kamar mandi. Ia bangkit lalu melilitkan selimut dan pergi meninggalkan kamarnya. masuk ke dalam kamar di sebelah. Malas sekali dia harus menunggu Cello. Lebih baik ia mandi di kamar yang lain.
*
"Alex apa tuan mu belum juga kembali?"
Grisa datang mengagetkan Alex. Alex berdecih dalam hati. Sungguh wanita itu sangat tidak sopan masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Saya tidak tau nona?"
"Bagaimana kau tidak tau, kau asisten nya. Bagaimana seorang asisten tak tau kemana tuannya pergi.?"
"Ada apa kau datang mencari ku?"
Cello datang dari belakang mengagetkan dua orang yang sedang berargumen. Ia melangkah duduk di kursi kebesarannya. Pagi tadi ia baru saja sampai pulang setelah empat hari lamanya berada di villa. Sebenarnya ia belum ingin kembali. Tapi Alicia berontak mogok makan jika tak pulang. Gadis itu benar benar sudah menguasainya.
" Cel, pernikahan kita di percepat,"
Cello mengeratkan giginya emosi, sejak kapan ia menentukan tanggal pernikahan nya dengan Grisa.
"Waow.."
Alicia datang berdecak sambil mengucapkan selamat pada Grisa. Sedangkan Cello terkesiap melihat Alicia ada di sini. Jangan sampai istrinya salah paham lagi tentang ini. Wajah nya merah padam. Wanita itu ingin membuatnya bertengkar lagi dengan Alicia.
"Grisa kapan a_"
"Kapan itu di gelar nona Grisa."
Bibir Cello terkatup kembali mendengar Alicia bertanya. Istrinya dengan santainya duduk dan sofa tamu dan mengangkat sebelah kakinya.
Grisa mengepalkan tangannya melihat tingkah Alicia. Ia seperti ratu di sini. Padahal ia lah calon ratu yang sebenarnya. Tak masalah sebentar lagi ia sendiri yang akan menendang gadis itu dari sisi Cello.
"Apa kau mengundangku tuan Cello?"
Cello masih bergeming di tempat nya duduk. Matanya mengawasi tingkah Alicia. Apa yang sebenarnya ingin ia lakukan.
"Sebagai istri pertama Cello aku berhak tau kapan dan di mana pesta itu di gelar. Bukan begitu tuan Cello.....
Ah nona Grisa jangan lupa undang juga mantan suami mu."
"Wanita sialan.."
"Jangan berani berteriak pada istriku, apalagi memanggilnya sialan. Sebaliknya kau lah yang sialan."
Cello menodongkan senjata api nya pada Grisa. Ia geram istrinya di bentak oleh perempuan lain. Ish... Suaminya benar benar akan menghancurkan rencananya.
"Cel... Kau membela wanita itu, aku adalah calon istri mu. Kenapa kau melakukan ini padaku. Bukankah wanita itu sendiri yang meninggalkan mu dan pria lain. Lalu kenapa kau memaafkannya dengan mudah. Kita sudah bertunangan Cello. Sebentar lagi kita akan menikah."
"Sejak kapan aku ingin menikahi mu nona!"
"Apa maksud mu Cel"
Alicia meniup kuku kuku cantiknya. Grisa yang melihatnya menatap benci pada Alicia. Gadis itu untuk apa lagi datang kemari. Sedangkan Alicia sama sekali tak menghiraukan tatapan mata benci dari Grisa. Ia asik dengan kuku kuku cantiknya.
"Permisi...."
Alicia tersenyum tipis melihat kedatangan pria yang ia tunggu. Alicia bangkit dan melangkah melewati Cello.
"Kau..."
Semua orang yang berada di dalam ruangan kaget melihat Alicia yang bergelayut manja di lengan kirinya. Apa lagi Cello.... Pria itu mengeratkan giginya. Apa lagi yang istrinya lakukan.
"Hai sayang.."
Neil lagi lagi di manfaatkan oleh nona muda nya. Pria itu mematung di tempatnya berdiri. Wajah nya belum sembuh, jangan sampai di tambah lagi. Begitu pikirnya....
"Nona Grisa kenalkan dia calon suami ku, Danneil. Setelah kami bercerai aku juga akan menikah dengan kekasihku. Begitu pun dengan kau nona. Tapi mungkin kau dulu yang akan naik ke pelaminan. Kau harus mengundangku nona"
"Alice, aku masih suamimu"
"Ya bukankah kau akan menikah dengan nona Grisa. Aku juga akan menikahi Neil."
Grisa tersenyum lebar melihat Alicia bersama dengan pria yang di yakini memang kekasihnya.
"Ya aku akan mengundang mu dan calon suamimu itu."
Alicia mengangguk mengiyakan ucapan Grisa. Tak lama ia mengedipkan matanya sebelah pada Cello yang menahan amarah.
"Ah nona Grisa apakah kau punya obat yang kuat untuk calon suami ku nanti?"
Wajah Cello merah padam mendengar Alicia berkata demikian. Berani nya dia menanyakan hal memalukan pada orang lain. Apalagi ada pria itu.?
"Ya ayahku, memang membuat obat seperti itu. Aku bisa memberikan kau nomernya. Kau bisa bicara langsung dengannya. Obat apa yang kau inginkan?"
Saking bahagianya Grisa tak sadar telah membongkar rahasia tentang ayah nya.
"Nona Grisa bukankah ayahmu seorang dokter. Apakah dia juga membuatnya sendiri."
Grisa mengangguk mengiyakan ucapan Alicia. Tak lama ia memberikan nomor ayahnya untuk Alicia.
"Terima kasih.."
"Ah kekasih ku pasti akan sangat bersemangat di ranjang nona Grisa, terima kasih."
Wajah Cello bertambah merah. Apa yang ada didalam pikirannya.
*
Argh...
"Apa yang kau lakukan Cello brengsek. Turunkan aku sialan, aku mual."
Bukk...
Cello membanting tubuh mungil Alicia di ranjangnya. Seharian ini ia di buat berang oleh istrinya. Apa maksudnya mengundang pria itu dan menanyakan obat laknat itu. Di tambah lagi dengan pria tempo hari. Alicia mengumpat Cello. Seketika ia melempar bantal pada wajah suaminya.
"Apa yang kau lakukan dengan pria itu tadi. Jangan memancing kemarahan ku Alicia."
" Tidak ada"
Tidak ada, yang benar saja tidak ada. Lalu apa yang tadi dia lakukan di kantor. Bergelayut manja dengan pria yang dia cium. Dan mengatakan jika pria itu akan lebih perkasa. Lagi lagi Cello di buat geram. Jika ingin memancingnya tak harus membuatnya cemburu.
"Kau tau tujuanku, jadi jangan terlalu di pikirkan. Bukankah aku sangat hebat. "
"Ya kau sangat hebat, tapi sayang nya aku yang akan mengikat kedua kakimu itu. Sudah ku bilang, jangan bertindak konyol. Aku sudah memperingati mu jangan mendekati Grisa. Dia bisa saja mencelakai mu. Tuan Grisam sangat berbahaya."
"Kau tidak mau kehilanganku, lalu kenapa dulu kau mau membunuhku. Tidak tau malu?"
Alicia melangkah pergi meninggalkan Cello yang mematung.
Hah benar juga, istrinya itu selalu saja mengungkit saat ia bodoh. Cello mendengus mengingat Alicia sekarang selalu membantahnya. Tidak seperti dulu, penurut dan lemah lembut. Ia membuka jas dan melemparkannya asal.
Tak lama ia menyusul istrinya. Matanya melotot melihat pria yang selalu membuat nya cemburu sedang bersama dengan Alicia.
"Alicia, kau berani membawa masuk pria kemari."
Cello mengambil senjata yang ada dipunggung nya. Alicia yang melihat Cello mengarahkan senjatanya pada Neil langsung berbalik. Menatapnya garang...
"Kau berani membawa masuk pria kemari. Dan kau pria brengsek berani mendekati istri ku"
"Nona.."
Cello menautkan kedua alisnya. Pria itu memanggil istrinya tak seperti biasanya. Siapa dia?.
.
.
Maaf ada bab yang baru lulus rievew silahkan cek kembali tiga bab ke belakang 🤣 Karna banyak anunya jadi lulus belakangan. Yang merasa tidak nyambung mari baca lagi. Mundur tiga bab dari yang bab ini pasti ketemu.
.
.
Updated 165 Episodes
Comments
Pia Palinrungi
cello cello krn br takluk sm cewek hanya sm alicia mkx cemburux menggila😀😀😀😀
2022-06-21
1
Katherina Ajawaila
Cello cemburuan, tapi mancing Alice, udh tau elice mengong, ABG labil demenya berantem
2022-06-17
3
uups
memang si cello gila,,, tukang marah ,,,, untung Alice cerdik
2022-06-16
2