Cincin
"Selamat pagi Tuan Sean..."
Clarisa datang ke perusahaan Sean.
Sean hanya melirik wanita yang menyapanya.
"Ah... Maaf tujuan saya kemari hanya untuk membahas tentang produk yang saya promosikan kemarin.Apa akting saya kurang bagus Tuan...Dan bagaimana tanggapan masyarakat mengenai produk ini Tuan...?"
"Apa hubungannya dengan mu Nona..?"
Telak, Clarisa diam.
"Ah maaf saya pikir Anda membutuhkan jasa saya tuan Sean."
Clarisa tersenyum menggigit bibir bawahnya. Ia berjalan menuju tempat dimana Sean William duduk di kursi kebesarannya.
"Apa anda ingin bekerja dengan ku tuan...Aku akan memberikan anda yang terbaik." Perlahan tapi pasti Clarisa membelai lengan Sean.
Melihat tak ada penolakan, Clarisa memberanikan diri. Meraba dada bidang Sean.
Bruk...
"AW.."
"Tubuhku terlalu mahal untuk kau sentuh Nona.." Sean menyeringai sinis mengibaskan tangannya pada dadanya yang di sentuh Clarisa.
Clarisa melotot tak percaya pada pria ini.Ia pikir CEO perusahaan besar ini bisa di rayu dengan tubuh nya.
Clarisa tersenyum misteri
"AW...Tuan tolong saya,perutku sakit,"
Sean menyipitkan matanya. Dia pikir bisa mengelabuhi ku. Tersenyum sinis...
"Ken..."Sean berteriak keras memanggil asisten nya.
"Ya Tuan...."
"Urus perempuan itu,jangan sampai dia datang lagi kemari apalagi sampai aku melihat wajahnya.?"
Clarisa melotot tak percaya.
"Tuan...Apa apaan anda, saya datang ke sini dengan niat baik menawarkan jasa saya.."Clarisa berdiri tertatih.
"Oh ya ... Benarkah. Apa kau juga menawarkan tubuhmu untuk melahirkan anak. Dengan cara kau menjadi istri kedua,begitu...CK, tapi aku harus berterima kasih kepada mu. Berkat kau yang masuk kedalam rumah tangga Inka dan suami sirimu itu. Aku tak harus bersusah susah merebutnya dari tangan suaminya. Karna suaminya sendiri yang berkhianat. Ha...aku seperti menang undian ." Sean tersenyum lebar menampilkan deretan giginya yang putih.
Brakk...
"Hubby..."
Inka menautkan kedua alisnya. Untuk apa Clarisa datang kemari.Apa mereka berdua punya hubungan...
Pikiran buruk Inka berkecamuk.
Clarisa tersenyum, ini saatnya kau hancur Inka!.
"Sayang... Bagaimana jika nanti malam seperti biasanya. Kita akan menghabiskan malam berdua bukan. Aku kangen dengan permainanmu." Suara Clarisa mendayu. Ia cepat mendekatkan dirinya pada Sean. Dan berbisik keras, agar Inka mendengarkan suara nya.
Inka mengepalkan tangannya,melihat Clarisa yang menempelkan tubuhnya pada kekasihnya.
Set...
"Argh..."
"Brengsek lepaskan aku..."
Clarisa berteriak meminta Inka melepaskan tangannya dari rambutnya.
Inka mendorong tubuh Clarisa. Menjauhkan nya dari tubuh kekasihnya.
"Kenapa kau gatal sekali,merayu kekasih orang.
Apa memang sudah menjadi kebiasaan mu tak puas dengan satu pria."Sean tersenyum sendiri, melihat wanita nya melawan perempuan itu.
"Baby...Ada apa Hmm, ...Kau merindukanku?
Sean memeluk tubuh kecil Inka. Lalu menggendongnya ala koala,mendudukkan di meja kerjanya setelah ia menyingkirkan berkasnya.
Inka mengalungkan tangannya pada leher Sean.
"Aku ingin menunjukan ini..."Inka membuka layar ponselnya.
"Apa ini terlalu mahal dan berlebihan.." cicit Inka pelan, takut jika Sean tak setuju dengan pilihannya.
Cup...
"Apapun pilihanmu...Aku tak keberatan.... So kau harus memberiku hadiah jika aku menyetujuinya."Sean menaikkan sebelah alisnya. Inka mencebik, modus....
Clarisa tak percaya apa yang di lihatnya. Sean.. Pria kaku yang terkenal sangat dingin bisa selembut itu pada Inka. Apa hubungan mereka berdua sudah sejauh itu?
Cup...
Inka ******* bibir tebal Sean. Sean tak tinggal diam ia tangannya ke belakang leher Inka menahannya.Ia memperdalam ciuman nya.Tak memperdulikan tatapan mata dua orang yang sedang berdiri.
Brakk...
Clarisa menutup pintu ruangan CEO dengan keras. Amarah menguasai nya,Ia tak dapat berkata kata. Inka perempuan murahan,tak akan ku biarkan kau menang dariku. Lihat saja Bagas saja bisa berpaling darimu, apa lagi CEO perusahaan besar ini. Ku yakin hanya dengan mengajaknya making love dia akan menjadi milikku.
"Kau kenapa Baby...."Sean bingung tadi mereka berdua berciuman sangat panas. Sekarang wanita nya seperti singa yang sedang marah. Ada apa..?
"Ada hubungannya apa kau dengan ulat bulu itu...?"Berteriak keras. Saat ini Inka marah,ia sengaja mencium Sean di depan Clarisa hanya untuk mempertahankan diri.
Sean bingung,ada hubungan apa memangnya..?
"Baby..Apa maksudmu. Kau pikir aku ini murahan ,sama seperti mantan suamimu itu, huh..."
"Lalu..."Inka memicingkan matanya tak percaya.
"Dia datang untuk menawarkan jasa nya....."
Inka masih diam
"Tapi aku tidak termakan dengan rayuannya.."
Inka melotot.
Usai perdebatan mereka berdua.Inka pulang ke Mension milik Albert.
Tadinya Sean akan mengajaknya pulang ke Mension mewah nya bukan ke Mension ayahnya. Gara gara perempuan sialan itu, kekasihnya ngambek tak mau tinggal di Mension nya.Apa lagi tidur berdua.
Inka bilang jangan mimpi sebelum pernikahan. Mereka tak ada lagi saling memeluk saat tidur.
.
.
.
"Dari mana kau Clarisa....?"
"Bukan urusanmu mas..."Terang saja Bagas berang mendengar jawaban Clarisa.
Bagas mencekik leher Clarisa.
"Ku tanya sekali lagi dari mana kau..?"
"Mas...Lepaskan,sakit.."
Uhuk uhuk uhuk ...Mata Bagas menyalak tajam.
Clarisa meraba lehernya yang sakit akibat cekikan suaminya.
"Jangan pernah berbuat sesukamu Clarisa. Jika kau tak ingin ku tendang dari sini....
Sebenarnya kau hamil atau tidak Clarisa..Kenapa perutmu belum juga menunjukan perubahan nya."
Clarisa berbalik
"Dengar mas....Jika saja bayi ini bukan milikmu. Aku mungkin saja senang. Karna aku tak mau anak ku mempunyai ayah yang miskin..."
Bagas mengeratkan giginya.
"Dan lagi mas...Aku bersyukur kau tak mendaftar kan pernikahan kita ke KUA...Jadi kapan saja aku bisa lepas dari mu."
Plakk....
Clarisa memegang pipi kirinya yang terasa panas,akibat tamparan suaminya.
"Kalau begitu pergi dari sini Clarisa....!"
Clarisa tersenyum sinis
"Ya lebih baik aku pergi...Lagi pula,kau tak punya apapun mas..."
Clarisa berbalik dan berjalan menuju kamar di mana ia selama ini tidur. Tentu saja kamar milik Inka dan Bagas tapi ia berhasil merebutnya.
Argh...
"Brengsek...."
Bagas hilang kendali ia menghancurkan rumah nya dengan membanting semua perabot barang antik.
Mbok Darmi meneteskan air matanya. Tak tega dengan nasib anak majikannya yang malang.
Updated 165 Episodes
Comments
Jupilin Kaitang
itu semua ulah ibunya bagas ikut campur rumah tangan anaknya,kehancuran keluarga selalu terjadi orang ketiga begitu juga lelaki harus tegas dengan penderiannya bila tidak ingin hancur,walau memang itu orang tua sekali pun
2022-06-12
14
princess purple
pdhal bagas sebenernya baik, tapi punya ibu malah kaya begitu, menjerumuskan anaknya sendiri ke perempuan gak bener, skrg hidup bagas jdi memprihatinkan
2022-06-15
9
Netty Roida
huhuhuhu..... nasi sudah menjadi bubur, gara gara kamu tidak bisa menjaga istri mu gas gas. yg sabar ya gas
2022-06-14
3