Pesta yang di adakan di hotel mewah itu semakin meriah. Saat datang nya tamu yang istimewa. Yang sangat berpengaruh di kota ini. Sean yang di temani Kenzo sang tangan kanannya. Tak lupa menyambut jabatan tangan dari pemilik pesta tersebut. Dokter Wira Tama selaku pemilik pesta pernikahan ini ayah dari Farrel.
"Senang sekali, akhirnya tuan sudi menghadiri acara pernikahan anak kami. Tuan Sean"
"Sama sama"
"Mari silahkan"
Dokter Wira mempersilakan Sean untuk duduk di kursi depan. Kursi di mana hanya orang tertentu yang duduk. Sebelum sampai di tempat duduknya. Beberapa rekan bisnisnya datang menyapa.
"Selamat malam, tuan Sean"
Sean hanya mengangguk,.Dia malas meladeni orang orang yang menurutnya seperti penjilat. Ia paling benci itu
"Tuan.. Saya dengar perusahaan anda sekarang sedang sedang mengembangkan lagi. Ke manca negara apa itu benar?"
" Ya ....Itu benar. Perusahaan ku bukan hanya sedang mengembang. Tapi memang perusahaan ku sudah mengepakkan sayapnya di seluruh dunia. Ah kalau anda ingin bekerja sama dengan perusahaan kami. Silahkan hubungi sekertaris saya, permisi"
Bukan sombong Sean sengaja. Karna ia tau siapa pria paruh baya tersebut.
Sean berlalu pergi menuju tempat duduknya.
"Tuan anda datang juga. Bolehkah saya ikut bergabung,"
Sean melirik ke arah wanita itu. Dia malas menjawabnya. Tidak perduli dia mau duduk di mana. Ia hanya fokus melihat sepasang pengantin baru. Yang berdiri menyalami banyak nya tamu undangan.
Sean jadi teringat dengan wanita mungil itu. Bagaimana jika saat ini mereka yang di sandingkan. Sean akan membuat pesta mewah sepuluh kali lipat dari ini. Ia tersenyum sendiri membayangkan jika dirinya di sandingkan dengan Inka. Pasti akan lucu, mengingat postur tubuh Gadis mungil itu. Dengan dirinya besarnya bisa tiga kali lipatnya. Jangan lupa pendek nya di bawak ketiak. Sean tersenyum membayangkan saja membuat dia bahagia. Apalagi jika nyata. Ia yakin akan menjadi kan Inka ratu dan bidadari nya.
"Selamat malam om,.. Wira,"
Inka wanita itu menyapa pemilik pesta pernikahan tersebut. Dengan nada yang khas nya cempreng dan merdu. Mengulurkan tangannya memberi salam.
"Malam Inka, Bagas,.. Wah paman pikir kalian tidak akan datang. Mengingat acara nya yang dadakan ini,"
Dokter Wira menyambut jabatan tangan Inka dan Bagas.
"Dateng dong,"
Dokter Wira hanya mengangguk tersenyum. Mempersilahkan mereka untuk menikmati acara ini.
Sean langsung menoleh mendengar suara Inka. Dia terkesima melihat penampilan asistennya itu. Wanita itu tidak biasanya berdandan. Dan malam ini dia berdandan sangat cantik. Sean tersenyum hendak bangkit menuju ke arah wanita cantik itu.
Kenzo yang melihat tuannya bereaksi segera mencegah nya. Dengan memegang pundak sang tuan. Sean melirik ke arah Kenzo. Dan menoleh ke arah wanita cantik itu. Huh Sean hampir saja malu. Bagaimana bisa ia yang terkenal milyarder dan gonta ganti wanita setiap malam nya. Hampir saja mempermalukan dirinya sendiri. Karna tidak bisa mengontrol diri. Untuk menyambut kedatangan wanita yang sudah memporak porandakan hidup dan hatinya.
Sean memperhatikan Bagas yang dengan bangga nya memperkenalkan Inka sebagai istrinya. Apa dia lupa istrinya bukan hanya inka. Mengingat itu, ia seketika mengepalkan kedua tangannya.
Naura menatap perubahan wajah Sean. Ikut menolehkan kepalanya. Melihat siapa yang membuat Sean sampai terlihat kesal. Naura melotot kan matanya melihat wanita kampung itu. Di gandeng oleh tangan seseorang yang menurutnya sangat tampan.
Siapa dia, ?Apa pria itu sudah memboking nya.
Ia mengepalkan tangannya. Tidak suka saat menyadari bahwa pria yang bersama Inka. Adalah CEO dari perusahaan Berliana. Perusahaan yang bergerak di bidang jasa Fashion.
"Kenapa dia bisa bergandengan tangan dengan CEO itu?. Apa dia begitu murahan nya. Sampai menjadi simpanan pria pria kaya, pantas saja. Karna suaminya tidak memberi semua kebutuhan nya. Jadi dia jual diri. Murahan sekali dia,"
Sean mencengkram erat tangan Naura.
"Sekali lagi kau sebut dia wanita murahan. Aku pastikan, akan merobek mulutmu,!"
Kenzo yang berdiri di samping tuannya itu hanya melirik wanita itu. Sambil tersenyum devil. Sudah kubilang nona. Jangan mencampuri urusan tuan muda . Begitu lah arti tatapan matanya kepada Naura.
"Maaf.. Tolong lepaskan tangan saya, tuan"
"Pergi dari hadapan ku. Dan jangan sekali kali kau sebut nama Inka, dengan mulut kotor mu itu "
Sambil menghempaskan tangan nya. Sean memperingatkan Naura dengan nada ancaman. Yang membuat siapa saja merinding mendengar nya. Naura baru kali ini mendengar nada ancaman yang menurutnya seperti bisikan iblis.
Setelah Sean melepas cengkraman nya. Naura segera pergi dari hadapan Sean.
Naura sekali lagi mengepalkan kedua tangan nya. Dia sangat benci dengan Inka. Wanita kampung itu. Dia tak habis pikir kenapa semua pria harus memuja Inka, bukan dirinya.
Lihat saja wanita kampung .Hari ini aku akan membuatmu mempermalukan dirimu sendiri.
"Selamat ka Freya.. Semoga sampai nenek kakek,"
"Terima kasih Inka. Jadi makin cantik aja. Dari tadi Bagas ga mau lepas tuh ,..tangan nya,"
"Hahaha bisa aja,.. Pasti lah liat aja mata semua pria. Melihat istri ku kaya udah mau copot,"
Bagas mencoba mencari pembelaan.
"Aduh duh... Sayang sakit tau"
Inka mencubit pinggang Bagas, yang terlalu berpikir negatif.
"Emang iya sayang... Coba kamu lihat mereka. Seperti melihat Bidadari, makanya mas mau tunjukkan, bahwa Inka milik mas,"
Dengan senyum Bagas mencium istrinya gemas.
Dan semua itu di saksikan oleh kedua pasang mata. Sean yang menahan rasa cemburunya. Dan Naura yang membencinya.
Melihat wanita kampung itu turun dari panggung. Ia berjalan ke arah belakang. Membisikkan pada seorang pelayan memberinya serbuk Ajaib.
Pelayan wanita itu mengerti. Memasukan obat ajaib itu. Dan berjalan kearah di mana sepasang suami istri itu berdiri.
"Minumnya tuan"
Pelayan itu menjalankan aksinya.
"Sayang... Kau mau minum,"
"Iya.. Mas"
Bagas mengambil minuman untuk Inka. Pelayan itu melirik ke arah Naura. Mengedipkan matanya tanda dia berhasil. Naura tersenyum senang. Sebentar lagi akan ada pertunjukan seru. Inka, pasti tidak akan bisa menahannya.
"AW...Mas gaunku kotor"
"Ya udah sayang.. Kita ke Toilet ,"
"Ga usah mas. Biar aku aja sendiri. Lagian ini hanya sedikit. Mas di sini aja tungguin,"
Bagas hanya mengangguk. Inka berjalan ke arah Toilet masuk ke dalam. Membersihkan gaun nya yang sedikit kotor. Akibat di tabrak seseorang.
Sementara itu, Bagas yang menunggu istrinya itu. Tanpa sadar meminum minuman yang harusnya buat Inka.
"Huh.. Kenapa harus ketabrak sih. Baju mahal deh ini, Kasihan kan .... ,"
Inka sambil sedikit menggosokkan tangannya, pada gaunnya. Guna menghilangkan noda jus yang lengket.
"Huh akhirnya,"
Inka keluar toilet umum sambil menundukkan wajahnya. Melihat apakah gaunnya kentara jika basah. Tapi Inka tak sadar, bahwa dia berjalan berlawanan arah. Dari jalan menuju resepsi.
Bagas yang menunggu istrinya itu seperti ada sesuatu yang aneh. Sudah hampir dua puluh menit, istrinya itu belum kembali. Di tambah sepertinya tubuhnya demam. Dia merasa suhu tubuhnya meningkat drastis.
klik like like lagi
jangan lupa komen 🤭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Imas Maela
pasti bagas lngsung pergi kerumh ibu y...
2022-06-20
0
Fay
lanjut
2022-06-18
0
Pia Palinrungi
aduh bagas lampiasanx dimana nichh...😀😀😀😀😀😀😀
2022-06-17
1