Terbongkar
Bagas melajukan mobilnya kembali mencari istrinya. Setelah perdebatannya dengan Clarisa. Yang berujung Bagas mengusir istri keduanya dari apartemen nya. Lalu dia kembali mencari istrinya.
Bagas pria itu menyesali perbuatannya yang meniduri Clarisa. Seharusnya itu tak terjadi. Meskipun itu semua sah sah saja. Tapi Bagas sudah berjanji tak akan menyentuh Clarisa. Tapi semalam karna obat sialan. Dirinya hilang kendali dan menyerang Clarisa.
"Brengsek..."
Bagaiman jika yang di katakan Clarisa benar. Benih yang ia tanam berkembang.
Bagas mengusap wajahnya kasar. Dia pusing memikirkan perbuatan nya. Ia menyesal, di tambah lagi sang istri belum juga ketemu.
"Argh...Inka kamu di mana sayang. Mas mencari mu. Kumohon pulanglah jangan hukum mas ,"
Bagas kalut kehilangan istri nya. Sekarang bagaimana jika Inka tau, kalau dirinya menghianati nya. Sudah pasti akan pergi selamanya.
Di kamar VIP Inka lelah menangis.
Bagaimana jika benar suaminya menikah lagi. Bagaimana dengan dirinya, mengingat itu semua air matanya mengalir kembali.
Apa karna dia belum juga hamil. Maka nya Bagas menikah lagi untuk memiliki keturunan. Tapikan Inka tidak mandul.
"Untuk apa kau menangisi suamimu terus!"
Suara Bas dan berat itu menyapa gendang telinga Inka.
"Aku ingin pulang..."
Sambil segukan Inka melepaskan selang infusnya.
"Hey ...Apa yang kau lakukan. Suster..."
Sean kaget dan shock. Melihat darah Inka yang keluar. Pria itu berteriak memanggil suster. Hingga terdengar keluar. Kenzo yang melihat tuannya itu berteriak menerobos masuk kedalam.
"Ken... Panggilkan dokter. Tangannya berdarah..?"
Kenzo berbalik memanggil dokter. Dia ikutan panik melihat tuannya yang berteriak. Seperti terjadi sesuatu yang besar.
Sementara Inka wanita itu hanya menatap wajah Sean. Dia hendak protes karna gendang telinga nya sakit. Mendengarnya berteriak, tapi dari arah pintu masuk beberapa pria berpakaian putih dan Kenzo.
"Huff..."
Inka menghela napas. Ia sudah lelah menangis tadi. Sekarang di tambah lagi. Sean yang berteriak keras, seperti dia mau mati saja.
Padahal cuma darah sedikit yang keluar. Itu pun tak sakit. Karna ia mencabut paksa selang infus nya.
"Dokter.. Dia berdarah lagi tangan nya. Cepat kau obati dia...,"
Dokter tersebut melihat wanita yang duduk di atas ranjang rumah sakit. Sepertinya dia baik baik saja. Tak ada yang sakit. Lalu kenapa tuan Sean berteriak keras memanggil semuanya.
Kenzo pun demikian tak melihat adanya tanda tanda wanita itu kesakitan.
"Apa kau tak melihat tangan nya berdarah...,?"
Nada suaranya masih terdengar khawatir.
Semua orang yang ada di ruangan itu kompak menghela nafas panjang. Cuma karna infus yang lepas dan mengeluarkan darah sedikit. Sean pria berkuasa itu seenak jidatnya berteriak seperti Tarsan. Dan lagi, semua teman seprofesi nya kalang kabut. Takut mereka di pecat dari rumah sakit ini.
"Apa yang kalian tunggu. Obati dia.. Jangan sampai dia pingsan lagi?,"
Mereka kaget, mendengar bentakan dari penguasa tersebut. Dengan cekatan mereka mendekat.
"Tidak usah.. Aku baik baik saja. Aku ingin pulang,"
Suara Inka menghentikan perdebatan para pria dewasa itu. Sean melirik ke arah wanita cantik itu.
"Apa kau bilang pulang..Kau belum sembuh, mana bisa pulang,"
"Dokter.. Kapan saya bisa keluar dari rumah sakit ini. Bukankah saya sudah sembuh?,"
Dokter Gibran pun mengangguk.
"Anda bisa pulang Nona... Anda sudah baik baik saja. Anda juga tak terlalu banyak menghirup gas itu. Hasil dari pemeriksaan semua baik,"
Sean pria itu tak langsung percaya begitu saja. Apa yang di katakan oleh Dokter.
"Tidak... Baru semalam kau di rawat. Kau belum sembuh benar,"
Inka memutar bola matanya jengah. Sebenarnya yang sakit dia atau siapa.?
"Terima kasih Dokter ..,"
"Hey..."
Sean hendak melayangkan protesnya. Tapi ia melihat Inka yang melotot tajam padanya mengurungkan niatnya.
"Kalau begitu kami permisi, Tuan...,"
Setelah membereskan alat alat nya, mereka pamit undur diri. Kenzo hanya menggeleng kenapa tuannya jadi bodoh sih.
"Apa?"
Inka menyentak galak pada Sean.
Sean tuannya itu hanya diam saja. Melihat wanita itu yang melotot tajam kepadanya.
"Dengar ya Tuan... Aku mau pulang. Aku bukan patah tulang, yang harus berhari hari di rumah sakit. Kemarin itu saya hanya shock saja karna takut. Dan lagi ruangan itu horor. Di tambah bau yang aneh,"
Inka bergidik ngeri membayangkan dirinya yang terkurung di dalam ruang kosong. Ia tak tau saja, jika lama ia di temukan mungkin sekarang ini tinggal nama. Karna gas tersebut jika lama kelamaan menghirupnya, orang itu akan keracunan dan meninggal.
"Terserah.."
Inka melongo mendengar tuannya itu.
Lalu menggeleng tak habis pikir. Seperti anak TK saja yang ngambek.
Pukul tujuh malam. Inka sampai di rumahnya dan suaminya. Kenzo mengantar wanita incaran tuannya itu sampai depan pintu. Begitu sampai Inka tak lupa berterima kasih kepada Kenzo. Ia melangkah menuju rumahnya. Di lihatnya pak Joko sudah bekerja lagi.
"Pak Joko... Buka pintu pagarnya?,"
Joko, pria tiga puluh lima tahun itu kaget. Mendengar nyonya rumah berseru.
"Loh nyonya... Dari pagi tuan mencari Nyonya. Nyonya kemana saja, seharian tuan mencari Nyonya."
"Kesasar pak Joko "
Sambil masuk Inka menjawab.
"Ya udah Inka ke dalam ya...,"Joko mengangguk.
Inka melangkahkan kakinya. Ia menautkan kedua alisnya. Ada sepasang sepatu perempuan, yang jelas jelas bukan miliknya. Ia mengurung kan niatnya. Saat hendak berteriak mengucapkan salam. Hanya dalam hati ia mengucapkannya.
Melangkah masuk Inka berjinjit sambil menoleh kanan kiri. Apa ada orang lain kemana mas Bagas .Inka melangkah menuju kamarnya. Sambil sesekali menggelengkan kepalanya. Tak mungkin. Inka samar samar mendengar dua orang sedang berdebat. Dia memelankan langkahnya. Menuju asal suara itu. Ruang kerja, suara itu berasal dari sana.Ada apa...?
"Mas apa salahnya jika aku menginginkannya jika benar dia berkembang"
"Jangan pernah bermain main dengan ku Clarisa. Sudah ku katakan, aku belum bisa..!,"
"Mas.. Semalam kita sudah melakukan nya, tanpa pengaman. Dan lagi pula aku juga istrimu,"
"Clarisa,..."
Prang...
Sebuah vas bunga keramik pecah. Saat Inka hendak meraih pegangan tangan. Karna shock mendengar pengakuan suami dan wanita cantik itu.
Inka wanita malang itu menutup mulutnya. Tak percaya dengan yang di dengar nya.
Bagas dan Clarisa kompak menolehkan kepalanya. Mendengar suara pecahan. Bagas shock melihat Inka yang berdiri di depan pintu. Istrinya nya itu berurai air mata. Inka mendengar pembicaraan ia dan Risa.
"Sayang.."
Bagar melangkah kan kakinya. Hendak menjelaskan bahwa semua tak seperti yang di bayangkan. Dia hendak memeluk istrinya yang seharian penuh di carinya.
Langkahnya seketika berhenti melihat penolakan Inka.
"Sayang .. Semua ini bukan seperti yang kau pikirkan,"
"Jelaskan? Apa benar perempuan itu istri mu,"
Bagas menunduk tak tau harus bagaimana.
"Inka tidak seperti yang kau bayangkan. Kami menikah karna terpaksa,"
Hancur sudah harapan Inka. Bahwa suaminya yang di percaya begitu mencintai nya. Tapi nyatanya semua itu hanyalah hayalan nya saja. Nyatanya suaminya menikah lagi.
Updated 165 Episodes
Comments
Kristina Rante
COBA KLO BAGAS TEGAS K IBUNYA TDK INGIN MENIKAH,KLO PRLU IBUNYA D ANCAM DIKIT BOLEH....DEMI PERNIKAHANNYA,BGAS MCAM KERBAU D CUCUK HIDUNGNYA....MAU SJ MLAKUKN HAL GILA YG D KATKAN IBUNYA.... SPRTI CRITA D SEBLAH....COBA SPRTI KISAH RAFAEL & ALISHA...RAFAEL TEGAS & TANGGUH....
2022-06-17
3
Jupilin Kaitang
rebut perusahan kamu balik inka biar mentua mu tau rasa
2022-06-11
8
Zaimar Simatupang
tho buat inka bercerai..
bantu inka ambil lgi prusahaan milik nya.
biar jdi gembeltu satu keluarga bagas.
biar mampustu ibunya bagas..
2022-06-14
5