Permintaan Inka
Bella, wanita itu semakin hari semakin tak terkendali. Ia sangat murka terhadap pria yang selama ini ia panggil Daddy. Ternyata pria itu sudah lama menghianati ibunya. Itu artinya saat ibunya yang jatuh koma karna kecelakaan, pria itu bermain api.
Bella tak menyangka pertemuan nya dengan Rubi membuka tabir yang tersembunyi selama ini. Pantas saja jika ibunya yang semakin hari semakin kurus. Rupanya ibunya mungkin saja tau kelakuan pria brengsek itu.
"Jangan macam macam kau Bella, jika kau sampai melukai Mario. Aku tak akan pernah menganggap mu sebagai putri ku."
ibunya mengancam akan menghapuskan namanya dari silsilah keluarga.
"Bunuh wanita itu dan anaknya, mungkin ibu bisa tenang."
Bella mengalihkan pandangannya pada ibunya, Ada nada sedih di dalamnya.
Lain halnya dengan Mario, pria dewasa dan matang itu yang sedang menyakinkan Rubi.
Pria tua yang bernama Robert justru meregang nyawa di dalam apartemen nya bersama dengan wanita malam yang ia bayar.
Ellie dan ibunya meraung keras memanggil nama ayahnya. Ellie tak menyangka jika ayah nya akan berakhir seperti ini. Polisi sudah memeriksa TKP, Robert di nyatakan over dosis tinggi. Sehingga ia meregang nyawa bersama wanita bayaran nya.
Dari sudut lain pria paruh baya itu tersenyum tipis, ia sudah membalaskan dendam putrinya yang di buat gila olehnya. Seto... semenjak kejadian itu, ia mencari informasi tentang nama yang selalu Clarisa sebut.
Dan Seto juga baru tau jika pria itu adalah penjahat kelamin yang sesungguhnya. Robert memang memiliki penyakit hiperseks.
Seto telah mencampurkan alkohol kadar tinggi yang di pesan Robert dengan obat kuat. Tapi siap sangka wanita yang bersama Robert juga bernasib sama.
Seto diam diam pergi dari sana, ia tersenyum telah menghabisi pria brengsek yang memanfaatkan putrinya.
*
Brukk...
Bagas mematung melihat wanita yang ada di depannya. Ia sampai menjatuhkan barang yang di pegang nya.
Sean melingkarkan tangannya pada pinggang Inka saat tak sengaja bertemu dengan mantan suami Istrinya.
" Sayang...."Bibir Bagas bergetar saking shock nya melihat perubahan Inka. Mantan istrinya telah hamil, dan perutnya sangat besar. Tak sebanding dengan tubuhnya yang mungil.
"Dia istri ku.... "Nada lirih sarat akan peringatan, Bagas terkesiap. Ia menunduk dan mengepalkan tangannya, masih terbayang jika karna pria inilah yang merebut Inka darinya.
"By...." Inka menggelengkan kepalanya, "Apa kabar kak Bagas." Inka tersenyum lebar pada mantan suaminya. Bagas melihat senyum terkembang di bibir merah alami Inka.
"Jangan coba-coba membayangkan milik orang lain." Sean menodongkan senjata nya pada Bagas.
"By..."
"Biar bagaimanapun kau yang telah merebutnya dari ku."
Bagas masih membela diri nya, sungguh ia membenci pria yang telah merebut Inka darinya. Semenjak perceraian nya dengan Inka hidup Bagas seperti tak berarti.
Sean tersenyum sinis, "Aku tidak pernah merasa merebutnya darimu. Tapi kau sendiri yang melepaskannya. Jangan serakah ingin memiliki keduanya. "
"Lepaskan Inka....."
Dor..
"By..." Jerit Inka...
Bagas meringis merasakan panas di lengan kirinya.
"Jangan coba-coba merebutnya dari ku, walau hanya dalam mimpimu sekalipun. Anggap saja itu balasan dari istri ku, selama ini?"
Sean menyimpan lagi senjata di pinggangnya. Lalu melingkarkan kembali tangannya pada pinggang Inka dan pergi meninggalkan Bagas.
Inka merasa bersalah atas apa yang Bagas terima.
"By... Bisakah aku bicara berdua dengan nya." Inka melihat mata tajam Sean dengan memohon.
"Untuk terakhir kalinya," Sean mendengus tak bisa menolak keinginan istrinya. Lalu ia pergi meninggalkan Inka sendiri. Inka tersenyum tipis, melihat suaminya yang pergi, ia tau Sean tak bisa menolak permintaan nya.
Inka berbalik arah melihat mantan suaminya, ia menghampiri Bagas.
Inka mengambil sapu tangan di dalam tasnya, dan mengikatkan pada tangan Bagas yang terluka.
Bagas menatap wajah cantik Inka tanpa berkedip. Bagas sungguh menyesal telah menyakiti hati wanita yang sangat di cintai nya. Bagas tak bisa membuang rasa cinta nya pada wanita hamil ini.
"Maaf kan suamiku kak....",Bagas melihat bibir mungil Inka yang memanggil namanya dengan sebutan kakak. Bagas masih bergeming, masih betah memandang wanita cantik yang dulu pernah menjadi miliknya.
"Hiduplah dengan baik... Clarisa mencintaimu kak, jangan sia-siakan kesempatan untuk yang kedua kalinya. Aku tau Clarisa sangat mencintaimu, hiduplah dengan bahagia. Jangan seperti ini, kita memang sudah tidak berjodoh. Aku tidak pernah menyesal pernah menikah dengan mu. Mungkin saja Tuhan hanya ingin kita sebagai saudara, bukan yang lainnya." Inka tersenyum lembut...
"Kau hamil..." Inka mengangguk mengiyakan.
Bagas tersenyum masam, mungkin inilah alasannya. Dulu ia pernah menjadi penyebab kematian ayahnya. Sehingga menikah tiga tahun lamanya Inka tak kunjung hamil juga. Dan orang tuanya mencapnya mandul, sehingga mau tak mau Bagas harus menerima perjodohan orang tuanya dengan Clarisa untuk mendapatkan keturunan.
Tak di sangka semua hanyalah kebohongan nyata. Clarisa membohonginya dengan pura pura hamil. Mungkin inilah karma telah melenyapkan ayahnya Inka.
" Maafkan aku, dan ibuku yang telah menyakiti mu... "
Inka tersenyum manis, ia sama sekali tak mendendam dengan mantan mertua nya.
"Hidup lah bahagia kak... Aku juga sudah bahagia, maafkan Clarisa dia sangat mencintai mu."
Inka berbalik dan menatap wajah Sean dari kejauhan yang melihat nya bersama mantan suaminya. Inka tersenyum lebar, berjalan sedikit berlari menuju suaminya.
Sean yang menyadari bahwa Inka berlari tak urung juga ia berlari menuju istrinya.
" I Love you "
Sean mematung mendengar kalimat yang selama ini ia nantikan. Ia mengeratkan pelukannya pada istrinya sungguh Sean sangat bahagia. Cinta nya terbalas sekarang, istrinya mencintai nya.
*
Sean menggelepar di kursi kebesaran nya, ia menggerutu sepanjang masuk ke dalam ruang meeting. Sudah tiga kali ia keluar masuk ruang meeting. Saat ini ia asa di ruang pribadi nya, ia tak perduli jalannya meeting pagi ini. Perutnya tak bisa di ajak kompromi.
"Apa kau tak bisa memberiku resep yang ampuh,huh..."
"Maaf tuan, tidak ada.."
Sean mendengus mendengar jawaban dokter Gibran. Sudah hampir bulan ke delapan kehamilan istrinya. Dan dia masih saja mengalami morning sicknees.
"Gejala yang anda alami ini, hingga Nona Inka melahirkan tuan.."
"What.."
Dokter Gibran sampai memegang dadanya, mendengar suara keras Sean.
"Kau, yang benar saja... Jangan mengada ngada."
Dokter Gibran menggeleng, Sean lemas melihat dokter Gibran menggeleng. Itu artinya dua bulan lagi ia harus merasakan tersiksa sepanjang pagi. Hah... Sean sepertinya kapok jika Inka harus kembali lagi hamil. Sepertinya cukup kali ini saja. Lagipula dapat dua.....
"Awas saja kalian berdua jika sudah menikah lebih parah dariku, sudah membuat ku menderita sepanjang pagi." gerutuan Sean masih terdengar di telinga Kenzo dan dokter Gibran. Mereka berdua hanya mengangkat sudut bibirnya geli.
Mana ada seorang Daddy menyumpahi anaknya sendiri.
Updated 165 Episodes
Comments
Jessica melody junior
ya ampun kok malah nyumpahin anaknya sendiri wkwkwk 😁😁😁😁
2022-06-15
7
Jade Meamoure
hahaha ya ampun Sean anak napa d sumpahin 😅😅😅
2022-06-13
7
@shiha putri inayyah 3107
aduh Sean,,, mana ada seorang ayah yang nyumpahin anak nya...🤭🤭🤣🤣🤣🤣
2022-06-18
4