Keputusan Alicia
Brakk...
Cello berjengit kaget mendengar pintu di dobrak. Ia berdiri hendak melayangkan makian nya. Matanya terbelalak melihat Sean William datang ke perusahaan nya. Di tambah lagi wajahnya yang kurang bersahabat.
Sudah bertahun tahun lamanya, ia baru melihat pria paruh baya itu. Tak ada yang berubah dari William. Tak disangka pria itu datang ke perusahaan nya.
"Om...."
Cello mengalihkan pandangannya pada gadis belia di samping William.
"Om lihat, Daddy ku marah karna om yang menyelidiki Alice."
William menatap putrinya tak percaya. Kenapa putrinya berfikir dia marah kerena itu. Hah.... ia jadi menyesal, telah memanjakan Alicia. Gadis itu terlewat polos dan tak tau apa apa?
"Tuan William, maafkan saya yang tidak menyambut kedatangan anda."
Cello menunduk kan wajahnya memberi hormat. Biar bagaimanapun pria itu yang berjasa dalam hidupnya. Ia sangat menghormati pria paruh baya tersebut.
Alicia bingung, ia melihat ke arah Cello lalu Daddy nya. Wajah mereka berdua bertolak belakang.
"Dad.. Om Cello sudah minta maaf, Alice juga kemarin marah banget sama Om. Tapi ga lama Alice maafin Om Cello. Karna kemarin Alice numpahin kopi."
Alicia berceloteh tentang kejadian kemarin. Cello masih tak berani menatap wajah garang William.
"Jangan temui putriku lagi...?"
Cello terkesiap mendengar suara menggelegar William. Mungkin kah Alicia mengadukan tentang dirinya. Tak lama Radika masuk menyerobot masuk. Ia melihat pria paruh baya sedang bersitegang dengan CEO nya.
Mungkin saja pria ini tak terima putrinya kemarin di bentak oleh Cello.
"Maaf tuan, anda siapa? Tak sepantasnya anda marah dan mendobrak pintu di perusahaan ini. Putri anda yang bersalah."
Radika mencoba membela Cello. Radika tak tau jika dia salah dan mencari penyakit.
Cello mengepalkan tangannya. Radika sungguh membuat nya malu dan berang.
"Aunty, kenapa harus marah. Bukankah kemarin aunty sendiri yang bohong jika Om tak ada. Lagi pula Alice tak sengaja menyenggol nya."
Alicia membela diri nya.
William tersenyum mengejek Cello. Pria paruh baya itu menggenggam tangan putrinya. Ia lalu berbalik keluar. Tapi Alicia menghentikan langkahnya. Ia lalu berbalik melangkah pada Radika. Alicia tersenyum miring, ia lalu naik ke atas kursi kebesaran Cello. Dan mencium bibir Cello di depan Daddy dan Radika.
Cello shock, ia mematung di tempatnya berdiri. Lagi lagi Alicia berbuat di luar dugaannya. Sementara Sean melotot tak percaya melihat anak gadisnya bertingkah agresif.
Sepertinya ia harus pergi ke dokter jantung. Putrinya membuat ia jantungan sekaligus struk.
Radika mengepalkan tangannya melihat gadis belia itu lagi lagi mencium Cello.
"Om Alice cinta sama Om..."
Mendapatkan bisikan Alicia di telinga nya membuat ia meremang. Cello menoleh dan tak sengaja hidungnya menyentuh pipi mulus Alicia.
Cup....
Setelah mencium bibir Cello lagi.
Alicia turun dan menyenggol lengan Radika. Ia lalu membisikkan sesuatu pada wanita sihir itu. Wajah Radika merah padam, mendengar Alicia mengatainya tua.
Alicia menggandeng tangan Daddy nya. Sean yang masih shock di tempatnya berdiri mengikuti langkah putrinya.
Sementara Cello menatap tajam pada wajah Radika. Giginya gemerutuk menahan emosi yang di timbulkan Radika. Radika membuatnya malu sekaligus.
"Kemasi barang barang mu Radika!"
"Cel.."
Brakk...
Radika gemetar di tempatnya berdiri. Ia tak menyangka Cello akan memperlakukannya seperti ini. Selama ini ia sudah bersabar menunggu Cello. Walaupun Cello sering mengacuhkannya. Tapi Radika tak patah semangat. Ia ingin Cello menoleh padanya.
Tapi hari ini, Cello sangat marah padanya. Hanya gara gara dia membelanya tadi. Apa tak berarti sama sekali dirinya di hadapan Cello.
Sean memijit kepalanya yang berdenyut. Putrinya membuatnya menjadi cepat tua. Bagaimana mungkin Cello memanfaatkan kepolosan putrinya. Ingin sekali ia menghajar Cello. Tapi Sean tak ingin menunjukan dirinya. Ia tak ingin musuh melihatnya. Ia ingin hidup tenang bersama keluarga nya.
"Kita pulang sayang.."
Inka yang mendengarnya mengerutkan keningnya. Kenapa suaminya berubah lagi. Labil seperti Alicia.
"Kenapa...?"
"Tidak..Ada, Alicia harus sekolah bukan."
Alicia tertawa cekikikan melihat film kesukaannya. Sean yang melihatnya mendesah frustasi. Anak gadisnya itu otak nya masih balita tapi tingkahnya seperti orang dewasa.
Cello mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Hari ini anak buahnya mengatakan jika Sean William membawa Alicia pulang ke negaranya.
Cello tak menyangka dengan William. Pria itu tak ada kata sama sekali. Datang langsung membawa putrinya kembali. Padahal Cello berharap William akan datang ke markas besar miliknya. Entah apa yang di pikirkan pria paruh baya tersebut.
Alicia tak mungkin meninggalkan dirinya tanpa bicara sedikit pun. Cello kadang gemas dengan Alicia. Gadis itu sungguh gampang sekali berubah. Kadang Alicia akan bertingkah laku seperti wanita dewasa. Kadang juga akan bertingkah seperti anak kecil.
Brakkk.....
Cello mengumpat mobil yang sedari tadi mengikutinya. Cello menarik pelatuk pistol nya dan...
Dor....
"****..."
William menghembuskan nafasnya perlahan. Dari sebrang telponnya, anak buahnya mengatakan jika Cello menyusulnya ke bandara. Yang lebih membuat ia ingin segera pergi. Cello di hadang oleh musuhnya.
Sean harus segera pergi meninggalkan Las Vegas. Ia tak ingin keluarganya kembali masuk dunia hitamnya. Sudah cukup ia trauma dengan kejadian sebelumnya. Yang mengorbankan kedua anaknya pergi, ya mereka adalah saudara Xanders.
Alicia mengepalkan tangannya mendengar Daddy yang di telpon anak buahnya. Alicia memang bukan gadis yang harus lari dari kenyataan.
Cello sedang menuju ke Bandara menyusulnya. Dan dia saat ini sedang dalam bahaya.
"Mom.. Alice mau ke kamar mandi."
"Ya mommy temani sayang.."
"No mom' hanya sebentar saja."
Alicia langsung berlari kecil. Ia mengamati pengawal Daddy nya, berharap mereka tak tau dirinya pergi meninggalkan bandara.
Alicia masuk ke dalam taksi, ia menoleh ke arah belakang. Dan bergumam, semoga Daddy nya akan memaafkannya kali ini. Ya Alicia akan keluar sebagai putri William.
Sean terduduk di lantai dingin. Ia tak menyangka Alicia akan membuka jati dirinya. Sean yakin Alicia datang kemari dengan maksud tertentu. Ya Sean yakin itu...
Sementara Inka menangisi nasib putrinya. Sudah bertahun tahun lamanya suaminya meninggalkan dunia nya. Kenapa justru sekarang Alicia yang akan masuk ke sarang musuh.
Updated 165 Episodes
Comments
Pia Palinrungi
wah mdh2 alice nggak kenapa2 yah thor...
2022-06-21
0
Erlinda
Alice jadi wanita jalang
2022-06-20
0
Maya Khauw
knapa Alice d bikin jdi cewe liar dan murahan Thor 😢😢😢
2022-06-18
4