Penculikan
"Bu_bukan nona ini di gigit semut"
Kenzo menolehkan wajahnya, wajahnya ikut bersemu merah. Mana ada semut menggigit sampai begitu.?
"Nona, tuan memanggil anda,"
Kenzo mencoba mengalihkan nonanya, ia juga merasa malu. Jangan sampai nonanya bertambah parah mencurigai mereka berdua.
Nola menghembuskan nafasnya lega. Ia juga segera pergi meninggalkan Kenzo sendiri. Malu sekali rasanya, baru merasakan berciuman harus kepergok.
"Memalukan.." Gumam Kenzo.
Sean membawa Xanders ke kolam renang, hari libur ini di manfaatkan oleh Sean menemani keluarga kecilnya.
"Kenapa hm.. Jangan seperti uncle Kenzo, dia itu tidak baik Ok. Uh pintarnya..."
Baby Xanders tertawa riang kala ujung kakinya menyentuh air.
Inka yang melihat mereka berdua hanya menggeleng kan kepalanya.
*
"Maaf Clarisa, kita sudah bercerai. Aku tidak mencintaimu, mengertilah."
Bagas harus menyampaikan kenyataan nya pada Clarisa. Ia tak mau Clarisa berharap lebih dari ini. Sudah enam bulan lamanya ia merawat Clarisa, Bagas tau bukan kewajibannya sebenarnya. Tapi Bagas hanya kasihan padanya, tak lebih. Dan sekarang Clarisa sudah bisa dikatakan sembuh.
"Mas tidak ada kah kesempatan lagi untuk ku....
Aku janji tidak akan mengecewakanmu kali ini.
Beri aku kesempatan satu kali mas... Kumohon..."
Bagas memejamkan matanya, sungguh berat rasanya. Ia tak mencintai Clarisa, tapi ia mengingat jika Inka pernah berkata demikian.
Apa ini sudah menjadi takdirnya.?
"Maaf Clarisa, jika kita berjodoh pasti kita akan di persatukan. Aku tidak mencintaimu, mengertilah.."
Clarisa mengangguk dan mengusap air matanya. Ia lalu menarik koper besar miliknya. Pergi meninggalkan rumah berlantai dua milik Bagas.
Clarisa sebenarnya juga lega bisa meninggalkan rumah itu. Selain ibu Bagas yang selalu menghinanya wanita murahan, dan pelacur dia juga mengatakan jika Clarisa beban yang menumpang oleh Bagas.
Meski Clarisa juga membenarkan tuduhan itu.
Tapi sungguh Clarisa sangat mencintai Bagas, itu sebabnya ia berharap Bagas mau menerimanya apa adanya, ia yakin ibunya juga bisa menerima nya kembali seperti dulu.
"Maaf Clarisa cintaku hanya untuk Inka seorang,"
*
"By, ayo bangun CK kenapa akhir-akhir ini kau banyak malasnya, sih..",
Inka menurunkan Xanders di kasur nya, dan Xanders langsung merangkak mendekati Daddy nya.
"Au.... Sayang kenapa di gigit,"
Hi hi hi Xanders seolah tak bersalah ia justru tertawa renyah melihat Sean mengaduh kesakitan.
"By hari ini kau ada meeting pagi.."
Sean bangun dengan wajah malasnya, subuh tadi ia sudah menguras habis perutnya. Dan sekarang istri cerewet nya, membangunkan nya.
"Hm.. Jagoan Daddy yang harus di hukum,"
"Ar...Hi hi hi"
Xanders tertawa terpingkal pingkal perutnya di cium oleh Sean.
"By.."
"Iya.. Iya.."
Cup...
*
Seorang wanita tersenyum misterius, entah ini adalah hari keberuntungan nya.
Sudah enam bulan lamanya ia menantikan momen ini. Tentu saja ia tak akan menyia nyiakan.
Hari ini Inka mengajak Xanders ke taman kota, setelah Sean berangkat ke kantor Inka tak lama juga pergi.
Inka terkesiap melihat seseorang menabraknya. Dan tak sengaja cekalan tangan nya pun terlepas dari stroler Xanders.
Brukk..
"Maaf nona."
Inka mengangguk dan tersenyum tipis, ia menolehkan wajahnya pada Xanders.
Deg...
Dada Inka berdebar kencang, nafasnya tercekat. Xanders, putra nya tak ada di tempatnya. Inka berlari mengejar seseorang yang di yakini menggendong putranya.
"Xanders.."
"Xanders... Kembalikan putraku.."
Ellie tersenyum miring, setelah mengecoh para anak buah William. Ellie mengambil Xanders dari Inka.
Brakk...
Cit....
Inka meraung keras memanggil nama putranya. Mereka membawa putranya ke dalam mobil dan membawanya.
Inka melihat mobilnya di seberang jalan, dan dia menyambar kunci dari pengawalnya.
"Nona.."
Pengawal tersebut kaget saat nona muda nya, merampas kunci dan masuk mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi sendiri.
Cit...
Brum...
Inka seperti hilang kendali, tak berpikir dengan keselamatan dirinya sendiri. Yang di pikirannya hanyalah Xanders putranya.
Sean bergetar hebat menahan amarahnya.
" Brengsek.."
Prang....
Semua orang yang ada di ruang meeting berjingkat kaget. Mereka semua menunduk takut, sudah lama CEO perusahaan ini tak mengamuk.
Sean berdiri dan berlari pergi, nafasnya memburu. Istri dan anaknya dalam bahaya.
Baru saja pengawal yang menjadi supir istrinya mengatakan jika Inka mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi. Tanpa anaknya...
Sean tau Inka bahkan tak terlalu lincah membawa mobil. Apa ada yang menculik Xanders...
"Beraninya..."
Brakk... Inka tak perduli dengan kondisi mobilnya yang ringsek. Ia harus mengejar mobil hitam Van yang membawa putranya.
Cit...
Mobil Inka malang melintang menghadang mobil yang di yakini ada putranya di dalam.
Brakk..
Tangan Inka berkeringat, mengacungkan senjata di tangan nya. Pistol yang ada di dalam basbor mobil nya.
Inka melihat wanita cantik yang keluar sambil menggendong Xanders di tangannya.
"Berikan putraku..." Bibirnya bergetar antara gugup dan takut.
Sementara Ellie terbahak melihat wanita di depannya.
"Kau ingin putramu, lepaskan Sean padaku..."
"Ku mohon dia tidak ada hubungannya sama sekali, dia masih kecil..... Ya.... Ya... Aku akan pergi meninggalkan William. Tapi kumohon berikan putraku padaku."
Inka sudah putus asa, dan Ellie tersenyum penuh kemenangan.
Buk...
Hap...
Lutut Inka lemas melihat seseorang memukul Ellie dari belakang, dan Xanders tentu saja akan terjatuh. Tapi belum sampai pada aspal seseorang menyambar tubuh mungil Xanders.
Melihat itu Inka berlari, mengambil Xanders dari tangan Clarisa.
Ya Clarisa yang memukul Ellie. Clarisa tak sengaja melihat mobil Inka yang malang melintang menghadang mobil lain.
"Sayang..."
Inka mencium Xanders berkali kali. Bahkan Xanders menangis karna takut..dan kaget saat akan terjatuh.
Sementara Clarisa merasa ia harus menyelamatkan bayi yang ada di tangan Ellie. Entah mengapa ia teringat dengan anaknya. Ia teringat telah melenyapkan janinnya.
"Brengsek siapa kau.."
Ces....
"Ark...."
"Clarisa.."
Seorang pria menyerang Clarisa dan menyabet tangan nya dengan pisau.
Inka shock melihat tangan Clarisa berdarah, Inka membekap tubuh kecil Xanders.
"Jangan pernah menyentuh kami Ellie, suami ku tidak akan membiarkan mu."
Tring
Bunyi benda yang terjatuh di aspal, Inka menendang tangan Ellie yang hendak mencelakai Xanders.
"Brengsek.."
"Inka larilah, selamat kan putramu.."
Inka segera berlari menuju mobilnya dan mendudukkan Xanders di sana.
Ark...
Inka mendongak, kepalanya terasa pening saat rambut nya di Jambak dari belakang.
Duk...
Ehs...
Inka meringis kepalanya berdenyut lebih sakit lagi. Ia mengusap keningnya yang berdarah.
Inka menyikut Ellie dan balik memjambaknya. Perkelahian mereka berdua pun tak terelakkan begitu juga dengan Clarisa.
Brukk
Inka tersungkur di aspal hitam. Tubuhnya bergetar, apapun yang terjadi padanya. Xanders harus baik baik saja....
Inka merasa pandangannya mengabur, ia terkesiap melihat Ellie yang akan masuk ke dalam mobil dimana Xanders berada.
Inka bangun dari aspal dan berjalan tertatih menuju Ellie,
Dor..
Dor....
Updated 165 Episodes
Comments
Lisnawaty
sejauh ini, pengawal yg sllu ditugaskan mnjaga Inka tdk pernah becus, Inka sllu berhasil diculiklah, dicelakailah, kesannya pengawal yg ada tdk berguna dan kekuasaan Sean tdk tepat, hingga istrinya sllu celaka
2022-06-16
13
Mawar
apa2an semakin kesini semakin aneh, masa bodyguard kecolongan terussss
2022-06-14
14
v33nus
kalau aku si sean sudah lama aku pecat semua pengawal peribadi si inka. itu bodonya ga ketolong 😅😅😂😂😂
2022-06-23
0