Berbuat ulah lagi
Grisa melirik ke arah karyawan yang sedari tadi melihatnya. Malu, malu rasanya mendapatkan hinaan seperti ini. Kenapa Cello tega padanya. Sudah berapa kali ia berganti gaun. Mencobanya, berharap Cello mau memandangnya dan mengomentari penampilan nya. Tapi pria itu sama sekali tak meliriknya. Bahkan gaun yang terakhir masih menempel di tubuhnya.
Tak lama ia melirik kearah pria yang di yakini kekasih Alicia. Kenapa pria ini tak perduli wanita nya di bawa pergi oleh pria lain.
"Kau laki laki atau bukan? Kenapa kau diam saja kekasih mu pergi dengan tunangan orang. Kau sangat payah sebagai seorang pria., seperti banci"
Neil tersenyum sinis mendengar nada bicara wanita di sampingnya itu yang menghinanya. Tak lupa ia juga berdecih, mengejek wanita yang sangat menyedihkan.
"Nona Grisa, seharusnya kau lihat dirimu sendiri. Mungkin tuan Cello tak menyukai wanita yang murahan seperti anda?"
Grisa mengepalkan tangannya mendengar nada hinaan yang terlontar untuk nya.
"Kurang ajar!"
Grisa hendak melayangkan tangan nya pada pria di depannya. Tapi sebelum tangan itu menyentuh nya. Neil lebih dulu mencengkram erat tangan itu. Dan menyentaknya kasar.
Grisa terhuyung kebelakang, hampir saja ia jatuh ke lantai dingin.
"Kau.."
Neil tersenyum sinis, mengejek wanita yang tak tau malu di depannya.
"Pantas saja tuan Cello tak menyukai mu nona. Selain wanita murahan kau juga rendahan. Bahkan aku juga tidak akan sudi jika kau menawariku secara cuma-cuma."
Wajah Grisa merah padam mendengar hinaan pedas dari pria di depannya ini. Lagi lagi banyak yang harus merendahkan dirinya.
Neil pergi melangkah menuju mobil, meninggalkan Grisa yang merah padam akibat ulahnya. Tidak ulah nonanya....
*
Brakk...
Prang....
Grisa mengamuk di mension mewahnya. Sebagai tunangannya. Cello benar benar sangat keterlaluan. Ia dengan teganya meninggalkan dirinya sendiri. Di tambah lagi kekasih Alicia. Pria itu menambah sakit hatinya.
"Alicia brengsek! Wanita sialan?. Liat saja aku akan menyingkirkan mu. Kau sudah membuatku malu. Kau juga sudah membuatku menjadi wanita murahan di depan tunangan ku sendiri. Awas saja ku balas kau?"
Kamar yang tadinya bersih dan rapi dalam sekejap seperti kapal pecah. Pelayan yang masuk terkejut mendapati kamar majikan yang hancur berantakan.
"Kapan Daddy pulang?"
"Seminggu lagi nona"
Pelayan menunduk takut. Baru pertama kali nya ia melihat nona mudanya menghancurkan kamar nya. Sebelum nya kamar majikan nya sangat lah rapi. Wanita itu juga sangat di segani dalam bekerja sebagai dokter. Ya dokter Grisa Ali, wanita cantik yang berprofesi sebagai dokter di rumah sakit milik ayahnya, Ali Grisam.
Pernikahan wanita itu juga tak banyak yang tau. Hanya beberapa pelayan termasuk dirinya. Tapi sebulan menikah, tiba tiba saja nonanya menggugat cerai suaminya. Dengan alasan tak cocok. Padahal mantan suami nona Grisa sangat tampan dan juga baik.
*
Buk...
Cello membanting tubuh mungil Alicia di atas sofa ruang tamu. Dia benar benar sudah tak tau lagi harus bagaimana menaklukan Alicia. Istrinya selalu bikin ulah.
Cello memijit pelipisnya yang pusing. Nafas yang memburu menahan emosi yang menguasai nya. Pantas saja William bilang anak gadisnya selalu bikin ulah. Ternyata dia juga merasakannya.
Alicia mencebikkan bibir di samping duduk nya, menyilang kan tangannya di dada. Bibirnya juga tak bisa diam. Menggerutu sepanjang jalan menyalahkan nya.
Cello menolehkan wajahnya menatap wajah cantik Alicia. Tak lama ia tersenyum miring. Ia yakin kali ini istrinya tak akan membuat ulah lagi. Ya dengan hamil istrinya akan diam di tempatnya.
"Apa?"
Sewot nya yang masih mencebik. Cello menghembuskan nafasnya perlahan. Kali ini ia tak boleh gagal menghamili perempuan nakal ini. Biarkan saja, mau masih sekolah atau pun tidak, dia tak perduli. Mau nangis tak mau hamil dengan alasan masih kecil dan sekolah, ia juga tak perduli.
"Kau memang selalu memancingku nona?"
Cello melepaskan pakaian yang menempel di tubuhnya, membuangnya asal.
Alicia menjerit tak mau, tak lupa bibir nya mengumpat suaminya berkali-kali.
"Stop, ish... Alice gak mau. Iya iya Alice kali ini akan nurut."
Cello tak menggubris teriakan penolakan istrinya. Sudah terlanjur berang dia, dengan tingkah istrinya. Ia masih sibuk melepaskan kain yang menempel pada tubuhnya. Dan menarik kasar gaun super mahal yang di kenakan Alicia.
"Akh... Cello sialan."
Alicia pasrah, tangan kecilnya tak bisa menutupi bagian tubuhnya yang mulai berisi. Suaminya mendorong dan mencumbunya. Bibir Cello juga merayap kemana mana.
Cello menyentak pinggulnya perlahan dan semakin cepat. Tak hanya itu ia juga membalikkan tubuhnya, bersandar pada meja tamu. Cello membuang vas bunga yang duduk nangkring di meja. Menyingkirkan apa saja yang ada di atas meja. Menyandarkan Alicia dan menyentaknya.
Suara meja yang berderit dan suara berisik bibir Alicia menambah laju Cello.
Ya katakan Cello memang sangat gila dalam hal bercinta. Pria tiga puluh satu tahun itu menumpahkan hasrat yang baru saja ia rasakan. Sebenarnya Cello tak pernah sekalipun berniat membeli wanita ****** di luaran sana. Cello memang tak pernah memikirkan akan menikah dan mempunyai anak. Rasa kecewa terhadap ibunya, menutup Cello tentang wanita.
"Sayang,"
Desah Cello, hari ini Alicia benar benar di buat lemas sampai tak bisa bangun.
Cello menggempur Alicia di sofa ruang tamu. Ia tak memberi kan kesempatan istrinya istirahat.
"Om..."
Nafas Alicia memburu, mendapatkan serangan bertubi-tubi. Tubuhnya bersandar pada sofa dan Cello menyentaknya tanpa ampun. Alicia juga bingung, kenapa suaminya tak pernah merasa bosan. Apalagi hari ini...
Oh ia seperti mau mati saja.
Cello baru mengakhiri percintaan panas mereka satu jam kemudian.
"Awas saja jika kau masih membangkang. Aku akan menambahkan lagi hukuman mu." Ancam nya.
"Kau mau membunuhku om"
Rasanya Cello ingin tertawa, tapi ia juga kasihan. Alicia bahkan menjawab lirih seperti nyawanya mau hilang.
"Diam mau menurut atau aku akan menambah hukuman mu lagi" Ancamnya lagi.
"Iya.."
Iya sekarang, entah besok atau lusa. Pasti berbuat ulah lagi. Cello bergumam dalam hati. Entah dengan apa meluluhkan wanita nakal ini. Selain membuat ulah, dia juga membangkang.
Cello mengangkat tubuh polos Alicia memandikan seperti biasa. Setelah mandi Cello kembali lagi ke ruang tamu. Memungut pakaian yang berserakan di lantai. Ia mendengus, melihat gaun mahal dan terbuka yang ia robek.
" Kenapa mereka kurang kerjaan. Memajang baju yang belum jadi, dan menjualnya. Ku pikir butik itu terkenal. Ternyata menjual pakaian yang tak layak dan belum jadi."
Cello menggerutu sepanjang memungut pakaian yang lainnya. Ia sebal bagaimana istrinya bisa mengambil gaun yang belum jadi. Apa mereka memang sengaja menawari gaun yang belum jadi untuk istrinya. Enak saja gaun belum jadi, bila perlu ia akan membeli tokonya sekaligus orang nya untuk istri tercinta.
"Awas saja ku robohkan butik itu? Dia pikir aku miskin apa? Tak bisa membelikan istriku gaun yang layak."
Berjalan sambil melemparkan gaun itu ke ranjang cucian. Lalu tangannya meraih ponsel di atas meja. Menelpon Alex agar membeli gaun yang layak untuk istrinya. Ya bila perlu bersama butik nya.
Cello tercengang mendengar jika gaun yang di pakai Alicia seharga delapan ratus juta. Bukan dia kaget karna mahalnya tak bisa membayar. Tapi kaget baju belum jadi harganya mahal. Bagaimana jika benar sudah jadi. Ia mengumpat pemilik butik itu. Dia mau menipu istrinya yang masih kecil begitu.
.
.
vote dan hadiah lagi dung😁
biar semangat otor nulisnya
.
.
Updated 165 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
Cello untung kaya dan mafia tp bodok soal perempuan. aneh aja
2022-06-17
2
uups
cello knpa bodoh GT sih,,,, tapi lucu jg ya
2022-06-16
2
Pia Palinrungi
lanjut
2022-06-21
1