Mengidam
Sepanjang jalan ke rumah sakit, Sean memalingkan wajahnya.
Inka mencebik dengan suaminya, ia tau suaminya marah karna ia mengajaknya makan di tempat favorit nya dan mantan suaminya.Itu karna ia ingin sekali makan bakso mang Ujang, bukan ada maksud lain nya.
Sean menggandeng tangan istrinya menuju tempat Dokter Gibran.
*
Inka membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Suster menyingkap baju kaos longgar Inka dan mengoleskan jel pada perut bawahnya.
"Kita liat yah.... Jagoan kecilnya.." Dokter Gibran meletakkan transducer pada perut Inka.
" Nah ini dia mereka..." Inka menitikkan air matanya. Sungguh ini adalah keajaiban untuk nya. Sekian lama ia menantikan kehadiran sang buah hati. Dan sekarang Tuhan memberikan nya.
"Dokter apa jenis kelaminnya,?"
"Nah seperti yang saya bilang mereka berdua laki laki."
Sean mengusap pipi Inka, ia tersenyum lebar pada Inka. Kebahagian Sean bertambah, istri yang sangat cantik dan sekarang ia di karuniai anak dua sekaligus. Meski tak memungkiri ada di antaranya telah lebih dulu tiada. Sean sadar mungkin salah satunya bukan rejeki mereka.
Sean membantu Inka bangun dan mendudukkan tubuhnya di kursi.
"Apa mereka sudah boleh di jenguk.."
"Au..."
Sean meringis mendapatkan cubitan di pinggangnya.
"Baby kenapa kau mencubit ku.." Inka melotot tajam, ia melirik ke arah dokter Gibran.
"Harus hati-hati..", Sean masih belum konek.
Dokter Gibran tersenyum tipis, ia sudah biasa mendengar keluhan seperti ini dari pasien nya.
"Lakukan dengan hati hati, jangan terlalu sering, seminggu dua kali saja. Takutnya kandungan Nona Inka masih sedikit rentang."
"Ayo sayang.."Sean menyambar hasil USG istrinya yang masih ditangan dokter Gibran. Dan menggandeng tangan mungil istrinya.
"By kau memalukan... "
Sean cuek, masih menggandeng tangan istrinya dan tersenyum lebar sepanjang masuk ke ruang pribadinya. Kenzo yang berpapasan mengerutkan keningnya. Tak biasanya tuannya itu tersenyum.
Kenzo melirik wanita yang di gandeng dengan tuannya. Berbanding terbalik...Ada apa?
Brakk....
Kenzo berjingkat kaget, ia mengelus dadanya. Marah atau bagaimana, wajah nya menunjukan dia sedang bahagia kan.
Kenzo menggeleng tak mengerti, ia berpikir apa terjadi sesuatu dengan tuannya. Ia sedikit menyesal tadi tak menunggu tuannya di rumah sakit.
"By..."
Inka meremas rambut Sean, sampai di dalam kamar pribadi nya. Sean mencumbu istrinya, maklum saja Sean sudah dua bulan lebih berpuasa. Jadi mendengar dokter mengatakan sudah boleh. Sean langsung melancarkan aksinya.
Tangan Sean bergerilya ke mana mana, tangan itu dengan lincah meloloskan pakaian mereka berdua.
"Ah... " Inka mendesah saat Sean membelai sela pahanya. Sean mencium bibir Inka, menerobos masuk kedalam mengabsen gigi putih Inka.
Di bawah sana Sean mencoba menyatukannya.
"Ah... Sean mendongak ke atas merasakan pijatan lembut di bawah sana. Sungguh Sean merindukan miliknya masuk kedalam rumah nya.
Ia bergerak perlahan, Sean menatap wajah cantik Inka. Ia tak mau menyakiti Inka dan bayi nya.
"Baby apa sakit..?" Inka menggeleng tanda tak sakit. Sean tersenyum lebar
Cup...
Ia melanjutkan aktivitasnya, memompa milik Inka. Perlahan tapi pasti Sean akan membuat istrinya itu nyaman.
"Ah... By..."
Inka menggelinjang Sean menghisap salah satu gunung kembarnya.
Mendengar ******* istri nya Sean mempercepat gerakannya. Ia tau Inka akan segera sampai pada puncaknya.
"By.... "
"Ah...."
Sean ambruk di samping istrinya, sungguh permainan singkatnya telah membuatnya menyemburkan banyak sekali ke rahim istri nya.
Cup....
Nafas Inka masih tersengal-sengal, Sean merasa bersalah atas apa yang baru saja terjadi. Sungguh Sean tak bisa mengontrol hasratnya untuk tak menjamah istrinya.
Sean bangkit menggendong tubuh polos istrinya menuju kamar mandi di ruang pribadi nya.
Ia dengan telaten membersihkan sisa sisa percintaan mereka.
"Sayang,apa mereka baik baik saja.." Inka mengangguk.
"Kau tak memberikan jeda padaku by... Hampir saja aku tak bernafas.." Sean terkekeh geli, ia memang sangat bersemangat tadi. Sudah dua bulan lamanya ia berpuasa,wajar bukan.
*
Sean mengerutkan keningnya mendapati Kenzo dan seorang pria boleh di katakan paruh baya.
"Tuan ..Tuan Mario datang ingin bicara empat mata dengan anda."
"Ada urusan apa anda datang kemari, Jangan katakan jika anda mau membahas tentang putri anda.Saya tidak akan pernah membiarkan seseorang mengusik kebahagiaan saya."
Sean langsung menodongkan senjata nya pada Mario, ia tau Mario itu sangatlah licik. Ia tau siapa dalang dari pembebasan Rubi dari tangan ayahnya. Tak lain adalah Mario yang memalsukan DNA milik anak Rubi dengan nya.
Mario menelan ludahnya cekat, bagaimana ia harus menjelaskannya. Ia sendiri bingung tak menyangka jika anak yang ia palsukan DNA nya adalah putra nya sendiri.
"Saya datang kemari hanya untuk mengatakan jika Cello memang bukan putramu."
Sean mengangkat sebelah alisnya tersenyum sinis.
"Untuk apa anda bersusah payah mengatakan itu padaku tuan. Tanpa Anda beri tau saya sendiri juga tau jika anak itu bukanlah anakku.
Saya tidak pernah merasa membuatnya bersama Rubi Felisa."
Mario gugup, apa yang di katakan Sean semakin membuatnya yakin jika anak itu adalah putra nya.
"Pergi dari sini, atau peluru ini menembus kepala mu."
Mario mengeratkan giginya, ia akan membalas penghinaan ini. Kenapa ia harus terjebak dengan permainannya sendiri. Ia mengumpat Bella, gara gara dia, ia harus berhadapan dengan pria arogan ini.
Bella bukanlah putri nya, Ia menikah dengan ibu Bella karna harta semata. Usia nya memang jauh lebih muda dari ibu Bella. Selisih enam tahun, saat ia menikahi ibunya Bella. Saat itu Bella berumur lima tahun.
Mario tak menyangka kejadian sepuluh tahun yang lalu menjadi bumerang baginya.
Bella mengamuk padanya saat tau jika anak Rubi itu adalah putra nya. Bella juga mengusirnya dari Mension.
Semenjak pertemuannya dengan Rubi yang tak di sengaja. Bella mencurigainya dan mencari informasi tentang nya.
Mario bingung, Bella sudah mengusirnya dan istrinya tentu marah padanya karna telah mengkhianati nya.
*
"Mau apa kau datang kemari brengsek..."
Rubi tersenyum sinis, pria yang dulu menjadi kan nya seperti ******, sekarang berdiri di depan apartemen nya.
"Biarkan aku bertemu dengan putraku..." Rubi tertawa renyah, menatap sinis pada Mario.
"Setelah kau membuang ku kau akan membuatku seperti bonekamu lagi begitu. Jangan bermimpi Mario brengsek. Pergi dari sini, dia bukan putramu dia putra Sean William."
Sekarang giliran Mario yang tersenyum sinis. Ia mencengkeram leher Rubi, Rubi melotot kan matanya shock.
"Jangan pernah menipuku Rubi, anak itu adalah putra ku. Dan lagi, jika aku tau itu kau..? aku tak akan pernah membantumu memalsukan DNA nya."
Rubi terbatuk-batuk merasakan panas di lehernya.
*
"By ... Aku mau makan rujak."
Sean menutup laptopnya, mendengar suara Inka. Bukankah setiap hari ia makan rujak buah.
"Aku ingin yang di tumbuk by, bersama yang lainnya."
"Kalau begitu ayo biar Ina yang menumbuknya."
"Bukan yang itu by... Seperti ini by, katanya sangat enak. Ada nangkanya ada ubinya dan di tumbuk menjadi satu.."
"Ayo kita cari.."
"Yey...."
Sean meringis melihat Inka dengan perut buncitnya. Sudah genap lima bulan kandungan Inka dan perutnya sudah lumayan besar. Sean mendesah, Lima bulan saja segini besarnya. Bagaimana jika sudah sembilan bulan.
Updated 165 Episodes
Comments
Tjitjik Juni Supriyati
Ntar inka ketemu nenek lampir Monik g thor. Biar Monik sekalian shock tahu kl inka g mandul, malah hamil kembar.
2022-06-13
12
Katherina Ajawaila
ketemu bagas lagi biar kaget semuanya, juga nenek lampir monik, racun
2022-06-16
6
Prafti Handayani
Kapan ketemunya sama Mantan Mertua sedeng?Biar makin sedeng dia liat Inka hamil.Apalagi kalau tau hamil kembar.
uchhh,,,pasti makin panas dia😂😜
2022-07-02
0