Kekecewaan
Melvin mengeryitkan alisnya mendengar suara bentakan keras. Apalagi dia menyebutkan nama gadis nakal itu. Melvin melirik ke sana kemari, kemudian masuk ke dalam apartemen seseorang. Kebetulan sekali pintunya tak terkunci.
Melvin berjalan sambil perlahan, menoleh ke sana kemari. Ia seperti mendengar suara gadis belia itu juga. Ia menghampiri di mana sumber suara tersebut. Dan berhenti di depan kamar utama yang di yakini milik pria itu.
Melvin terbelalak melihat pria itu mengacungkan senjata api nya pada Alicia. Ia meraih ornamen kecil yang berdiri di depannya.
Lalu melemparkannya pada pria yang mengacungkan senjata api nya.
Bukk....
Dor....
Bukk....
Melvin segera meraih tubuh Alicia yang hampir saja tumbang ke lantai. Sedangkan Alicia terkesiap melihat Melvin ada di depannya. Mata keduanya bertemu. Melvin melihat ada kekecewaan di mata Alicia.
"Om, Melvin..."
Prok... Prok....
Cello bertepuk tangan, melihat seorang pria dewasa memeluk tubuh mungil Alicia. Sementara Alicia dan Melvin, mereka berdua mengarahkan pandangannya pada Cello.
"Kau memang gadis yang pintar mencari mangsa Alicia. Sudah berapa pria yang terjerat oleh kepolosan mu?"
Alicia tersenyum masam, ia berdiri tegak meski bahunya sakit dan panas menjalar.
"Jika kau bisa menebaknya, kenapa harus bertanya lagi?"
Cello meradang mendengar nya, tangan nya terkepal erat. Hati kecilnya ingin, agar Alicia mengatakan bahwa dirinya tak bersalah, dan meminta maaf padanya. Cello sangat sakit melihat bahu Alicia berdarah. Tapi gadis itu memang benar-benar mempermainkannya.
"Wanita murahan..?"
Melvin tak terima dengan penghinaan Cello terhadap Alicia. Ia maju hendak melayangkan kepalan tangan nya.
Bukk...
Alicia terkesiap melihat Cello melayangkan kepalan tangan nya lebih dulu pada Melvin bertubi tubi. Tentu saja Melvin bukanlah tandingannya. Pria yang di kuasai oleh amarah nya sama sekali tak memberikan kesempatan Melvin. Alicia menendang tangan Cello yang hendak mendaratkan lagi pada Melvin. Sudah cukup baginya melihat Melvin terluka.
Dengan menahan rasa sakit di bahu dan hatinya. Alicia juga menyerang Cello dengan ilmu beladiri nya.
Bukk....
Prang...
Apartemen Cello hancur tak tersisa. Cello yang meradang melihat Alicia membela Melvin. Sementara Alicia yang kecewa oleh pria di depannya.
"Alicia..Kita pergi dari sini!"
Alicia menoleh pada Melvin. Ia terkesiap melihat Melvin membawa senjata api milik Cello. Ia yakin Melvin akan mengarahkan pada Cello. Buru buru Alicia menarik Melvin dan menariknya lewat jendela.
Prang...
Alicia mengaitkan senjata api Cello yang di pegang Melvin dan mendorong tubuh Melvin melompat ke bawah bersama dirinya.
Cello mematung melihat dengan lincahnya Alicia melarikan diri. Tangan nya terkepal erat, Alicia sangat membuat nya kecewa.
Prang....
Cello menghancurkan nya lagi apartemen miliknya. Ia sungguh tak menyangka akan seperti ini. Alicia membuatnya kecewa. Gadis itu bahkan melarikan diri tanpa memberikan penjelasan untuk nya. Apalagi dengan seorang pria.
Brukk....
Melvin mendekap tubuh mungil Alicia dan berguling mendarat di rumput yang kotor.
"Alicia...."
Masih di bawah kungkungan Melvin, ia menepuk pipi Alicia yang dingin. Melvin dengan sigap berdiri dan membopong tubuh mungil Alicia.
Satu bulan berlalu....
Melvin melirik kearah wanita yang banyak sekali termenung. Sebulan yang lalu Alicia hampir saja meregang nyawa karena kehabisan darah. Gadis itu koma selama dua minggu lamanya.
Melvin tak tau, apa yang sebenarnya terjadi antara Alicia dan Cello. Setiap kali ia bertanya, Alicia hanya mengatakan tak penting. Pria yang terkenal dengan bisnis nya yang luar biasa.
Siapa yang tidak kenal dengan Andhara Marcello, CEO perusahaan terbesar di kota Las Vegas.
"Apa yang kau pikirkan Alice?"
Alicia melirik ke arah pria yang baru mendudukkan tubuhnya di atas kursi.
"Memang nya Om berharap apa?"
Alicia justru balik bertanya. Melvin tersenyum tipis gadis kecil yang susah sekali di taklukkan.
"Apa kau ingin pulang ke negara mu?"
Alicia tersenyum tipis, pulang...
Dalam bayangan Alicia tak ingin melibatkan orang tersayang nya. Lagi pula sekolah juga ia online. Untuk apa pulang?
"Apa kau keberatan dengan keberadaan ku disini. Kalau begitu aku akan pergi?"
Melvin tak percaya, Alicia berubah sembilan puluh derajat. Alicia yang dulu akan selalu ceria dan selalu membuat siapa saja tertawa dengan tingkahnya. Dan sekarang gadis belia ini sangat dingin dan mudah tersinggung.
Melvin menghembuskan nafasnya perlahan, percuma saja berdebat.
"Apa lukamu sudah kering"
Ya luka Alicia memang belum terlalu kering. Alicia tersenyum tipis.
"Kau pikir aku akan mati hanya karna bahuku yang tertembak.?"
"Kalau begitu ayo makan?"
Melvin menyodorkan tangan nya menyuapkan nasi untuk Alicia.
"Aku bukan anak kecil.?"
Melvin terkekeh geli mendengar nada sewot gadis belia itu. Ia lalu menyuapkan makanan di tangannya pada mulutnya sendiri.
Selesai makan pagi, Alicia termenung lagi. Melvin sudah pergi ke rumah sakit. Sudah sebulan lamanya ia pergi dari apartemen Cello. Tapi Cello sama sekali tak menampakkan batang hidungnya. Ia tersenyum kecut, bahkan Cello tak mencarinya sama sekali. Bukankah pria itu tau jika dia ada bersama Melvin. Pria itu pasti tau dimana dia?
Mencarinya bersama Melvin tentu hal yang sangat mudah bagi Cello. Tapi Cello sama sekali tak melakukannya. Alicia menyalakan televisi yang berukuran besar. Ia ingin menghibur hatinya yang sakit. Ia ingin mengalihkan pikirannya yang kecewa pada Cello. Pria itu sama sekali tak kehilangan dirinya.
Mata Alicia memanas melihat berita terbaru di layar kaca televisi.
Ia meremas dadanya yang sakit. Hatinya hancur berkeping keping oleh pria itu.
Cello.... Pria itu bertunangan dengan wanita lain.
Luruh sudah pertahanan Alicia melihat Cello menyematkan cincin di jari Grisa.
Melvin datang tergesa gesa, nafasnya memburu karna berlarian dari luar masuk ke dalam. Melvin bernafas lega melihat Alicia makan camilan nya. Ia pikir Alicia menonton televisi.
"Aku sudah melihatnya Om"
Ha....
Melvin berjengit mendengar Alicia berkata demikian. Benarkah?...
Melvin melihat wajah merah Alicia dan mata yang sedikit bengkak. Alicia tersenyum tipis ia membalas tatapan mata Melvin.
"Kau pikir, aku akan menangis berguling guling. Melihat dia bertunangan dengan wanita lain. Apalagi wanita itu adalah mantan istri mu.....?"
Melvin shock bukan main, dari mana gadis itu tau jika Grisa mantan istrinya.
"Jika kau ingin menangis melihat mantan istrimu bertunangan, menangis lah Om?...."
"Aku tak percaya dengan semua ini Alicia. Siapa sebenarnya kau Alicia? Bahkan aku sama sekali tak pernah mengatakan pada siapapun, jika kami pernah menikah. Dan lagi pernikahan kami di rahasiakan. Siapa dirimu sebenarnya Alicia?"
Alicia terkekeh kecil, mencoba menghibur diri sendiri. Melvin pasti kaget mendengar nya. Pasti dia kaget, secara pernikahan nya memang sangat lah tertutup. Bagaimana ia bisa tau? pasti Melvin tak percaya?....
Lembur BESTie 🥱🥱
Beri dukungan VOTE dan hadiah juga.
Jangan lupa tinggalin jejak like komen 🥱
.
.
Besok lagi mau molor OTOR
🤧
.
.
Updated 165 Episodes
Comments
epifania rendo
cello
2022-07-27
1
Fresi Nea Mangowal
celoo kamprettt😡😥😥
2022-07-15
0
Athallah Linggar
cello bener2 cari mati,jika sean william tau kamu jd debu cello😡😡
2022-07-08
0