Pengalihan
Keesokan harinya, disinilah Clarisa, Rumah sakit. Bagas tak menoleh sedikitpun padanya, ia masih di liputi rasa penyesalan telah menceraikan Inka.
"Nona Clarisa...."
Clarisa berkeringat dingin mendengar namanya di sebut. Itu tandanya dia harus siap kemungkinan terburuknya.
Clarisa berjalan ragu masuk ke dalam ruangan.
Ia menoleh pada Bagas berharap suaminya menghentikan langkahnya. Harapannya kandas Bagas sama sekali tak mencegahnya apalagi menoleh padanya.
Clarisa tersenyum kecut,.....
"Tunggu... Aku memberi mu kesempatan, lakukan tes DNA jika bayinya sudah lahir."
Bagas bicara dingin bahkan tak berniat memandang wajah Clarisa.
Monik mendelik...
"Apa maksudmu Gas.... Clarisa harus melakukan tes DNA.."
"Aku hanya tidak mau terjadi sesuatu terhadap bayi nya. Aku tak mau menjadi pembunuh, resikonya sangat fatal Bu...."
Bagas bangkit meninggalkan ibu dan juga istrinya.
Monik mengikuti Bagas pergi. ...
Clarisa menghembuskan nafas lega nya. Setidaknya untuk beberapa bulan kedepannya ia masih berstatus sebagai istri Bagas. Clarisa masih ingat bagaimana kedua orang tuanya, memaksanya menggugurkan kandungan nya. Terus terang saja Clarisa takut jika bayi yang di kandungnya bukan anak suaminya. Rasa nyeri di kuret luar biasa sakit.. Itulah sebabnya Clarisa bersyukur suaminya itu masih punya sedikit hati untuk nya.
"Nona Clarisa..."
Untuk kedua kalinya suster memanggil namanya.
"Maaf Sus.... Saya tidak jadi tes DNA. Suamiku tak mengijinkannya." suster mengangguk,
"Baiklah Nona silahkan konfirmasi dulu dengan Dokter di dalam.." Clarisa mengangguk, mengikuti langkah suster.
.
.
.
Terhitung sudah tiga hari Sean di Mension nya. Ia bekerja di Mension sambil mengawasi istri kecilnya.
"Ken ....Apa pengacara keluarga istri ku,masih di sini..."
"Ya tuan.... Ada di ruang tamu..."
Sean menghembuskan nafasnya perlahan.
Ia bangkit di ikuti Kenzo yang setia di belakangnya.
"Selamat siang Tuan Sean...."
"Hm...."
"Bukankah istri ku sudah tak memberikan perusahaan itu pada mantan suaminya. Lalu untuk apa kalian masih datang kemari..
Istri ku sudah setuju, setiap akhir bulan perusahaan itu harus memberikan uang kepada panti asuhan. Itu sudah di hitung hasil dari pendapatan mereka. Istriku ingin perusahaan itu di kelola oleh mantan mertuanya. Mereka juga setuju, menyumbangkan hasil dari pendapatan mereka.
Lalu untuk apa lagi,anda datang kemari....Apa mantan suaminya istri ku keberatan. Atau istri sirinya yang yang keberatan."
Sepanjang sejarah baru kali ini Sean bicara panjang lebar pada orang lain. Ia sudah muak dengan keberadaan orang, yang mengganggu istri mungilnya itu.
Bahkan Sean akan memberikan harta yang jauh lebih banyak, untuk istrinya. Sean tak perduli perusahaan itu, mau maju atau jalan di tempat Sean yakin Inka tak melirik sedikitpun.
Sean tau istrinya itu bukan mata duitan. Inka bahkan tak berniat mengambil kesempatan untuk merebutnya dari tangan mantan suaminya. Tapi Inka justru memberikan pada mantan mertuanya yang telah merawatnya.
"Tapi tuan..... Nona Inka harus menandatangani berkas pengalihannya.."
Sean mendengus
Lalu berdiri berjalan ke atas mencari istri kecilnya yang masih tidur siang.. Karna sejam yang lalu Sean habis menggempurnya. Huh Sean mengingat kata Dokter, jika wanita nya harus istirahat, beberapa hari. Begitu sembuh di siang bolong langsung di gempurnya.
Mereka bercinta lagi,tanpa rasa lelah.
Itu sebabnya Sean marah dengan kedatangan pengacara itu, mengganggu istrinya.
Clek....
Sean tersenyum lebar istri mungilnya masih di posisi yang sama,masih polos. Selimut tebal yang menutupi tubuh polos nya tersingkap.
"Baby.... Bangun sayang...."
Cup ....cup...
"Uh.... Hubby kau mengganggu ku..." Suara serak dan manja kas bangun tidur, Inka menarik lagi selimut nya.
"Baby ada yang menunggumu, di depan...!" Inka mengerutkan keningnya.
"Siapa.....?"
"Kita akan mandi baru bertemu dengan nya."
Sean bangkit menyingkap selimut tebal dan membuangnya,lalu menggendong istrinya.
"Hubby... Siapa..?
Inka penasaran.
Sean tak menjawab,ia menurunkan Inka di bawah shower. menghidupkan air hangatnya.
Ia juga melucuti pakaiannya sendiri dan membuangnya asal.
"Hubby kau mau apa..?" Inka waspada
"Baby bajuku sudah basah,jadi aku melepasnya."
Sean tak menghiraukan wajah Inka yang waspada.
Sean menarik tubuh polos Inka dan menuangkan sabun.
"Hi ..hi.. Baby aku seperti memandikan bayi. Kenapa tubuhmu kecil sekali, hanya ini yang besar."
"Ah... Hubby.."
Inka melenguh saat Sean sengaja meremas kedua buah yang menggantung.
Seketika darah Inka berdesir, suaminya memang pintar sekali membuatnya panas dingin.
"Ah...." Sean mengangkat Inka, refleks Inka mengaitkan kakinya pada pinggang suaminya.
"Hubby... jangan bilang.." Inka mendelik..
Sean mengabaikan protes wanitanya, bibirnya segera menyambar gunung kembar yang menggantung. Seolah dia mengejek pada Sean.
"Ah... " Tangan Inka meremas rambut Sean.
Sean tersenyum ia mengarahkan miliknya pada milik Inka.
"Hubby...." Inka menjerit kaget tanpa aba aba Sean menyatukannya.
Hampir satu jam di kamar mandi,hingga Inka terkulai lemas.
"He he he Baby kau memang yang suka memancing..."
"Mana ada..." Inka memanyunkan bibirnya.
"Sudah ku bilang....Jangan memancing ku lagi.?"
Sean menggendong Inka seperti koala. Turun menemui pengacara.
Kenzo tau sedari tadi pengacara keluarga mantan mertuanya itu gelisah.
Kenzo tetap diam,dia tau apa yang di lakukan tuannya di dalam.
Tuannya pasti sedang bercinta dengan istrinya, mengingat tuannya yang ingin selalu nempel seperti permen karet.
Tak lama kemudian Kenzo melihat sang tuan menuruni anak tangga dengan wajah cerianya. Ha...sudah bisa di tebak, pantas saja lama....
"Hubby turunkan aku, malu...."
Sean tak menjawab ia menghampiri dua orang yang menunggunya sedari tadi. Sean melirik Kenzo,mendelik kan matanya. menunduk,selalu saja begini...
Sean mendudukkan Inka di sofa, ia juga duduk merapat pada Inka.
"Maaf Nona...Nyonya Monik meminta anda menanda tangani surat pengalihan perusahaan."
Inka mengangguk mengerti,ia miris kenapa mantan mertuanya itu tak berubah sama sekali.
"Baiklah di mana harus ku tandatangani."
"Di sini Nona.."
Inka tak lagi bertanya ia membubuhkan tanda tangan nya.
Semoga saja dengan ini Inka tak lagi di sebut parasit. Meski tau jika ayah nya meninggal karna Bagas,tapi inka tak mempermasalahkannya, Itu semua takdir. Dan ini Inka berharap bisa membalas mereka yang sudah merawat nya.
Hai mom' mampir ke novel ku yang lain ya...
jangan lupa tinggalin jejak
beri juga dukungan VOTE dan hadiah 😘
selamat membaca😘😘😘
Updated 165 Episodes
Comments
princess purple
monik bener2 deh, jadi pngen perusahaannya bangkrut ajaa.. biar monik miskinn..
2022-06-15
8
Novi Yantisuherman
Aduh bu klo mau periksa juga anaknya mandul apa ga nya,jangan ngatain orang mandul
Siapa anak situ yg mandul
#KeselGw
2022-06-18
5
Zaitun
hihi monik gak tau diri
2022-06-14
4