Pengorbanan Alicia
Cello mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Dadanya bergemuruh hebat, melihat pesan singkat yang mengatakan jika dia ibunya. Apakah benar ibunya masih hidup. Lalu kenapa Sean William mempermainkan dirinya dan ibunya.
Kalaupun ibunya marah padanya dan tak menginginkannya. Wanita itu tetap lah ibunya. Dari dulu Cello menginginkan keluarga yang utuh. Walaupun ibunya membencinya sekalipun Cello tetap akan memaafkannya.
Kenapa William membiarkan ibunya terkurung bertahun tahun. Dan juga kenapa dia harus memilih nya menjadi ketua klan nya. jika dia menyekap ibunya. Apa tujuannya William sebenarnya.
Cello memandang wajah keriput dan kering didepannya. Wanita itu jauh lebih tua dari yang ia bayangkan. Wajahnya tak terurus, dan kulitnya yang hitam dan juga burik.
Cello memang sangat membenci wanita itu. Tapi Cello tetap mengakui bahwa dia adalah ibunya. Ibu yang melahirkan nya. Gara gara wanita itu lah dia phobia terhadap wanita. Gara gara ibunya juga, ia membenci yang namanya wanita. Sampai di umur tiga puluh satu tahun, ia masih setia dengan status perjaka nya.
Itu semua adalah dampak keegoisan ibunya.
"Cel.."
Bibir tua dan keriput itu bergetar memanggil namanya. Dada Cello semakin tak karuan. Antara benci dan rindu menjadi satu. Ingin rasanya Cello merengkuh wanita tua nan keriput itu. Tapi dia tak ingin hatinya tersakiti lagi.
Cukup sudah saat dirinya di pulau terpencil. Ibunya selalu saja menyalahkan dirinya. Menyalahkan jika dia adalah orang yang merusak kebahagiaan nya. Tapi Cello tak berkecil hati. Ia tau dalam hati kecilnya ibunya menyayanginya.
Tapi Cello tak bisa mengabaikan wanita yang sudah melahirkan nya. Wanita yang memberi kehidupan untuk nya.
"Untuk apa kau mencari ku, ku pikir kau sudah busuk di makan belatung."
Dalam hati kecilnya, ia sangat sakit menyakiti ibunya. Cello hanya ingin melindungi dirinya sendiri. Melindungi dari rayuan kasih sayang ibunya.
Rubi terkekeh kecil, mendengar nada dingin dan hinaan dari bibir putranya sendiri. Seperti nya Cello banyak berubah. Dia bukan Cello yang di besarkan nya dulu. Cello yang dulu selalu menurut apa katanya.
"Mommy rindu padamu Cel.."
Cello masih tak bergeming, ia menatap lekat wajah tua nan keriput.
"Kau berpikir mommy sudah mati Cel. Maaf mommy terpaksa melakukan itu semua. Mommy benar benar hilaf. Kau boleh hukum mommy Cel. Tapi maafkan mommy?"
Cello tak mengerti, ibunya tiba tiba saja datang. Yang ia tau William menembaknya saat itu. Dan hari ini ibu nya datang meminta maaf pada nya.
"Jangan berfikiran buruk pada mommy Cel. Apa yang bisa mommy lakukan sekarang. Mommy sudah tua, mommy hanya ingin menghabiskan sisa sisa umur mommy denganmu....
Mommy ingin sekali melihatmu menikah Cel."
Deg....
Jantung Cello berpacu cepat, ia mengingat sesuatu, istrinya. Cello tak berpamitan padanya. Alicia pasti mencarinya saat ini. Cello bangkit dari tempat duduknya. Buru buru ia pergi. Jangan sampai Alicia marah karna ia pergi.
Sementara Alicia meremas ponselnya. Dari sebrang telpon, Cello memang menemui ibunya. Itu artinya wanita tua itu, mungkin saja tau jika Cello sudah menikah.
"Awasi wanita itu, jangan sampai Daddy tau jika wanita itu ada di sini."
Click...
"Kau ingin bermain dengan ku nenek tua. Aku sama sekali tak akan pernah membiarkan mu merebut klan milik ayahku."
Alicia tersenyum penuh misteri. Ia lalu menyembunyikan ponsel nya kembali. Ia akan bersiap menyambut suaminya. Ia yakin Cello menghawatirkan dirinya.
Alicia menghembuskan nafasnya perlahan, cintanya pada Cello sedang di uji. Alicia baru merasakan jatuh cinta. Dan itu hanya pada Cello. Jika suatu saat nanti, Cello menghianati nya dengan kepercayaannya. Apa yang harus ia lakukan?
Alicia mendongak, menghalau air mata yang hendak keluar. Baru menginjak usia delapan belas tahun, Alicia mengorbankan masa remajanya. Niat hati Alicia ingin mempererat dan memperluas klan mafianya bersama dengan Cello. Tapi entah kenapa Alicia ragu, Cello tak akan mewujudkan mimpinya.
Rubi Felisa, orang tua kandung Cello datang tiba-tiba. Alicia tau tujuannya,?
Clek...
"Om..."
Cello memeluk tubuh mungil Alicia. Ia sangat bersalah telah meninggalkan istrinya di rumah.
"Maaf..."
Cup....
"Om tau, Alice pikir Om melupakan Alice?"
Bibirnya mencebik, ia mengalungkan tangannya pada leher Cello. Alicia melihat mata Cello yang bengkak. Sepertinya suaminya habis menangis.
" Om kenapa...?"
Cello menggeleng dan mengangkat tubuh istrinya.
"Om gak pergi ke kantor?"
"Ya bantu suamimu untuk bersiap!"
Masih dalam gendongan Cello, Alicia memilih baju untuk suaminya. Cello tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Alicia sungguh gadis yang nakal.
Cello melangkahkan kakinya menuju ruangan CEO. Alex sudah menunggunya di depan ruangan nya. Cello menghembuskan nafasnya. Ia lupa jika ia sudah memecat Radika.
"Ada apa?"
"Ibu anda sudah kembali tuan!"
"Aku tau."
"Anda yakin, ibu anda tak punya niat tertentu.?"
Cello memejamkan matanya. Ia tau ibunya... Rubi Felisa ingin ia membalaskan dendamnya pada keluarga istri nya. Cello tau dari awal.
Cello mengusap wajahnya gusar. Ia tak tau harus bagaimana. Antara istri dan ibunya, itu bukanlah pilihan.
Alicia keluar dari apartemen Cello. Seperti biasa, Alicia memakai pakaian minim. Baru dua langkah dari pintu, sebuah pisau tajam melayang ke arahnya.
Klinting....
Dor.....
Alicia masuk kembali ke dalam apartemen Cello. Ia mengumpat, wanita tua itu tau siapa dirinya.
Dor.....
Pyaar....
Buk....
Alicia dengan sigap menendang punggung lebar pria berhodi. Alicia mengambil ikat pinggang Cello. Ia harus pergi dari sini. Alicia melompat dari jendela. Dengan cekatan tangannya menyampirkan ikat pinggang Cello. Dan
Tring.....
Brakk....
Nafas Alicia memburu, hampir saja ia jatuh dari ketinggian. Ia menoleh lagi ke atas apartemen Cello. Wanita tua itu tersenyum miring, melihat ke arahnya.
Alicia menyandar pada tembok, ia yakin Daddy nya akan murka jika tau dia dalam bahaya. Tapi Alicia tak ingin melibatkan orang tersayang nya. Apalagi dia adalah mertuanya. Ibu dari Cello suaminya.
Baru satu jam Cello duduk di kursi kebesaran nya. Tapi anak buahnya menelponnya, jika Alicia di serang oleh musuh. Cello segera pulang dan mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Alicia dalam bahaya,?
Clek...
Wanita paruh baya yang ia temui tadi pagi tergeletak di lantai dingin. Cello menghampiri ibunya.
"Cel..."
Mata Cello memanas melihat wanita tua tergeletak tak berdaya dan sangat menyedihkan.
"Dimana Alicia..."
"Cello.."
"Dimana Alicia.."
Cello membentak wanita tua yang berstatus ibunya. Cello tak bisa kehilangan Alicia. Sampai kapanpun Cello akan memilih Alicia. Hanya Alicia yang bisa merubah hidupnya. Hanya Alicia yang menariknya dari jurang kegelapan.
"Alicia..."
Updated 165 Episodes
Comments
epifania rendo
dasar ular
2022-07-26
0
Eli sa,adah Elsa
lanjuttt thorrr
2022-07-03
0
Pia Palinrungi
lanjut thor..
2022-06-21
0