Grisa
Sean menghela nafasnya panjang. Ia sudah menduga Alicia tak akan pulang.
"Cello sialan, awas saja jika kau berani macam-macam pada putriku lagi."
Alicia buru buru mematikan teleponnya, lalu melirik ke arah Cello yang datang membawa jus jeruk permintaannya.
"Sayang, kita pindah jangan di sini. Matahari semakin terik."
Cello meletakkan gelasnya pada meja kayu dan mengangkat tubuh mungil Alicia. Cello sengaja membawa Alicia kemari. Ia ingin berdua dengan istrinya. Apalagi saat ini yang ia takutkan terjadi. William akan menjemput Alicia. Apa yang harus ia lakukan. Ia tak rela jika Alicia pergi dari nya.
Lain halnya dengan sebulan yang kemarin. Rasa kecewa terhadap Alicia yang telah membunuh ibunya, membutakan mata hatinya.
Tapi tidak dengan sekarang ini.
Ia juga sangat menyesal pernah melakukan itu pada Alicia. Itu sebabnya ia ingin Alicia tau dirinya sangat menyesal.
Alicia merasa iba melihat wajah tegang Cello. Ia tau pria itu sangat menyesal telah melakukan semua itu pada dirinya.
"Hah... Biarkan saja, jangan di rayu Alicia. Cello memang pria brengsek dan menyebalkan, kau harus bisa menahannya. Taklukan dengan ego mu, jika dengan keluguan mu tak berhasil."
Alicia bergumam dalam hati. Jauh sebelum ia datang ke Las Vegas, ia sudah tau karakter Cello yang temperamen. Jiwa pembunuhnya kuat, semua itu di picu rasa kecewanya terhadap wanita yang sudah di panggil ibu.
Cello menurunkan tubuh mungil Alicia di bawah pohon besar. Tak jauh dari tempat duduknya yang tadi. Ia kembali lagi mengambil jus jeruk milik Alicia. Sudah ada karpet bulu di sana.
"Huh... Cello sialan. Jika aku tak bisa merayu Daddy, ku pangkas milikmu. Menyebalkan, bujang lapuk. Dia pikir, orang tua mana yang mau anaknya di bunuh. Apalagi dengan suaminya sendiri."
Alicia menggerutu lirih. Sebal dengan Cello. Sementara Cello tak tau jika Alicia menelpon William. Hatinya masih gelisah. Bagaimana jika William benar benar datang kemari. Dan membawa Alicia pulang.
Prang...
Gelas di tangannya hancur berkeping keping. Alicia yang melihat itu terkesiap. Jang perduli Alicia, biarkan pria itu berfikir sendiri.
" Kau sangat temperamen tuan Cello. Wanita akan kabur jika mempunyai suami seperti mu. "
"Dan sayangnya aku suami mu?"
Alicia berdecih mendengar kata Cello. Pria itu memang sangat tidak tau malu.
"Tidak tau kedepannya"
Mendengar jawaban Alicia, tambah berang lagi Cello. Ia mendekat dan menarik tangan Alicia.
Dan Cello membuka baju yang dikenakan nya membuang asal.
"Jangan gila sialan, apa yang ingin kau lakukan disini?"
Alicia gelisah, matanya melirik ke sana kemari. Melihat Cello yang membuka bajunya. Apa mereka akan bercinta di sini. Di tempat terbuka seperti ini. Oh ya ampun Alicia, dia benar benar gila.
"Sebelum William membawa mu pergi dariku. Ku pastikan kau tidak bisa berjalan"
"Kau gila... Bagaimana jika ada yang melihatnya.?"
Cello tak menggubris ucapan Alicia. Ia tau disini tak ada orang yang berani masuk.
"Jika kau melakukan lagi, ingat aku tidak akan pernah melayani mu lagi seumur hidup ku?"
Cello mendengus, lalu mendudukkan diri di samping istrinya. Takut juga dengan ancaman istrinya.
Sedangkan Alicia bernafas lega, ia tak menyangka Cello akan berbuat gila di sini.
"Tangan mu terluka, pergi dari sini dan obati lukamu?"
"Biarkan saja"
"Terserah, akan lebih baik jika kau mati sekalian. Aku bisa langsung menikah dengan Melvin."
Tanpa menjawab lagi, Cello bangkit membopong tubuh Alicia. Nafas nya mburu mengingat duda kembang itu lagi. Apa yang Alicia lakukan dengan duda kembang selama ini?
Pikiran buruk Cello kemana mana. Mengingat jika Alicia gadis yang sangat pecicilan dan nakal. Mungkin kah dia juga melakukannya dengan Melvin.
Melvin menatap nanar pada kamar tempat dimana Alicia tidur selama di rumah mewah nya. Benarkah Alicia istri Cello? Lalu kenapa pria itu bertunangan dengan mantan istrinya. Dan kenapa pernikahan mereka di rahasiakan. Dan siapa Alicia sebenarnya?
Sampai saat ini Melvin tak tau siapa Alicia. Apakah gadis itu benar benar anak dari pasangan penjual bunga?.
Ia mengingat suara ******* yang saling bersautan di kamar ini. Sungguh hati nya sangat hancur. Dengan telinganya sendiri ia mendengar Alicia menjerit di bawah kungkungan pria lain. Apa cinta nya tak akan sampai pada gadis belia itu?
Melvin menghela nafasnya perlahan. Haruskah ia jatuh untuk yang kedua kalinya.
Grisa gelisah di tempatnya, sudah tiga hari ini ia tak melihat di mana Cello berada. Hanya ada Alex asistennya.
"Pi, Cello pergi kemana?"
"Sudah lah sayang, dia tak akan kemana-mana. Mungkin saja dia ada urusan mendadak."
"Bagaimana jika Cello bersama dengan gadis itu Pi"
"Grisa, Papi yakin Cello tak akan menghianati mu?"
" Tapi dia istrinya Pi"
" Dia akan meninggalkan istrinya, kau jauh lebih mapan dan pintar dari dia, percaya lah."
Grisa mengangguk, ia menenangkan hatinya sendiri. Jika Cello tak mungkin mencintai gadis itu. Ya Cello pria yang susah di taklukkan. Tidak mungkin hanya dengan gadis belia itu Cello melabuhkan hatinya.
Jika Alicia bisa merayunya dengan tubuhnya. Dia juga bisa, apalagi tubuhnya jauh lebih indah di bandingkan dengan Alicia.
Ya ia akan mendapatkan Cello. Bila perlu ia akan melemparkan tubuhnya untuk Cello.
"Apa yang pernah duda itu lakukan padamu?"
Alicia diam ia masih dengan camilan di tangannya sendiri.
"Alicia"
" Kau pikir apa yang ku lakukan, jika aku sehat mungkin saat ini aku sudah hamil anak nya. Tapi sayangnya aku sakit dan koma,"
Alicia menjawab sinis, gerah rasanya melihat suami yang suka cemburu tapi bodoh juga.
"Jangan pernah tunjukan siapa dirimu pada Grisa?"
Alicia mengalihkan pandangannya pada wajah Cello. Apakah Cello juga tau? Hah.. Tentu saja pria itu tau?.
"Lalu apa maksudmu dengan bertunangan dengan nya. Cara yang sangat kuno. Jika ingin mencari tau di mana, tak harus membuat ulah baru."
Cello tersenyum tipis, istrinya benar benar sangat cerdik. Dia bisa lebih unggul darinya. Padahal Cello masih mencari, di mana tuan Albi menampung barang haram itu. Ah... Ia tambah cinta dengan Alicia. Ia tak akan melepaskan gadis nakalnya. Meski William sekalipun ingin mengambilnya. Tak akan Cello lepaskan. Apalagi Duda kembang itu, tak akan pernah.
"Kapan kita pulang, aku bosan disini. Tidak bisa keluar!"
Alicia berapi api, sudah cukup dirinya di kurung di vila. Pusat bawah tubuhnya juga sakit. Cello menghajarnya tanpa jeda. Dia pikir ia robot apa?
Terhitung dari tiga hari kemarin, entah sudah berapa kali Cello menggempurnya. Dan saat ini pria ini masih anteng di kasur, baring tanpa pakaian.
Cello sialan.... Miliknya benar benar perih. Kenapa juga benda sialan itu harus berdiri terus. Menyebalkan, dia sama sekali tak pernah merasa bersalah sedikitpun. Apa dia meminum sesuatu sehingga harus mengembang terus.
Alicia menyipitkan matanya melihat benda di tengah paha suaminya. Sepertinya memang tidak tidur dia?.
"Apa kau mau lagi sayang?"
Ark...
Alicia terjengkang ke belakang, untung masih di atas kasur. Jika tidak pasti akan sakit. Tiba-tiba saja Cello sudah ada di depan wajahnya dan mengagetkannya.
"Cello sialan,"
Alicia mengumpat suaminya yang tertawa terbahak melihat wajah masam istrinya. Ia tau Alicia ingin tau apakah milik nya masih berdiri kokoh atau tidak. Itu sebabnya ia menawarinya lagi. Bukan salahnya kan....
.
.
Aq sedih ga ada yang kasih hadiah dan VOTE 🤧😭
.
.
.
Updated 165 Episodes
Comments
Rini Yenti Yenti
thor aliciax kalau ngomong sm suamix jgn kasar dunk
2022-06-04
4
Katherina Ajawaila
Cello kaget sekali dpt barang gres dan pinter pula Alice di pecicilan
2022-06-17
2
Anisha Rahayu
kasar bngt klok ngomong si alinnya
2022-06-19
1