Kepergian Sean
"Baby.... Sayang..."Suara teriakan Sean menggema di seluruh penjuru Mension.
"Bi Ina, dimana istri ku.."
Sean berteriak lagi memanggil pelayan yang di percayakan istrinya padanya. Saat tak mendapati istrinya di kamarnya.
"Nona muda sedang berenang tuan..." Jawab pelayanan menunduk.
Sean berlalu dan melemparkan jasnya sembarang tempat. Ia menggulung lengan panjang kemeja nya dan menyusul istrinya di belakang Mension.
Inka memakai bikini di sore hari, ia sedang bersandar di sunlounger. Sean tersenyum sendiri perut istrinya benar benar sangat besar. Pantas saja setiap malam istrinya itu susah sekali tidur.
Cup...
Inka menoleh saat kepalanya di cium oleh seseorang dan itu suaminya.
"Sudah sore, kenapa masih disini. Ayo mandi kita akan makan malam bukan."
Inka mengulurkan tangannya, Sean dengan sigap menggendong istrinya ala bridal style.
"By... Gaunku tak ada yang muat.." Keluhnya.
Sean terkekeh geli melihat istrinya memanyunkan bibirnya.
Cup...
*
Malam harinya Sean mengajak istrinya Dinner.
Sean hanya berdua dengan Inka, alasannya ia tak mau di ganggu dengan orang lain. Apalagi Nico, Sean sering merasa cemburu jika Nico pergi bersamanya. Alasannya cukup simpel, hanya karna Nico lebih muda darinya. Sean sedikit takut jika istri nya akan kecantol dengan Nico.
"Sayang kau sangat cantik malam ini..." Inka mencibir matanya menyipit pada suaminya.
" Memangnya kemaren aku ga cantik.."
Sean gelagapan mendengar nada istrinya, Ia menggelengkan kepalanya.
" Kenapa kau bilang begitu Baby_"
"Kau duluan yang mulai.." Potong Inka nyolot.
Sean menghembuskan nafasnya perlahan, pasti mereka berdua yang membenciku. Awas saja jika istrinya juga ikut membencinya. Dengusnya.
"By... "Mata Inka terpana saat lampu di matikan. Sungguh Inka baru merasakan momen romantis seperti ini.
Lampu kerlap kerlip dan bintang di langit menghiasi momen malam hari ini.
Inka baru menyadari jika mereka ada di atap gedung hotel tertinggi.
"By... " Mata Inka berkaca kaca, sungguh Sean pria yang dulunya tak pernah ada dalam mimpinya, sekarang ia telah menjadi suami siaga dan sangat mencintai nya.
Cup....
Sean berdiri dan mengecup bibir mungil Inka, Inka tentu saja membalas nya. Mereka asik dengan cumbuannya.
Sean menggendong tubuh mungil Inka dan tak melepaskan tautan bibir nya.
Ia merebahkan istrinya di kasur empuk yang ada di sudut kanan.
Inka masih diam ia sedang memikirkan sesuatu, kenapa ada kasur disini sejak kapan.?
Sean menautkan lagi bibirnya kembali, ia meraba raba tubuh istrinya. Mencoba membangkitkan gairah sang istri.
"Ah...By..."
Entah sejak kapan Inka sudah polos, gaun panjang yang ia kenakan sudah di buang oleh Sean ke sembarang arah.
Sean meremas salah satu gunung yang semakin hari semakin bertambah besar. Inilah yang Sean sukai,
"Sayang mereka semakin lebih besar..." Sean berbisik di telinga Inka. Terang saja Inka merasakan tubuh nya panas menjalar.
Sean menunduk menyesap salah satu gunung kesukaannya. Ia akan puas puaskan sebelum setan kecilnya merebutnya dari nya.
Inka meremas rambut Sean, Sean dengan semangat bergantian menyesap gunung kembarnya.
"By...." Inka memejamkan matanya, kala benda tumpul dan besar masuk kedalam miliknya.
Sean dengan hati hati memompa, memaju mundurkan gerakannya. Tak lama ia membalikkan tubuh polos istrinya.
"Ah...." Dengan posisi seperti ini Sean tak takut akan perut istrinya yang terjepit.
Dibawah langit bertabur bintang dan bulan sabit, sepasang suami istri sedang berpacu dengan gairah menggebu. Sean begitu bersemangat memaju mundurkan miliknya.
"Ah... By...."
Sean semakin terbakar mendengar suara manja istrinya. Ia mempercepat gerakannya kala gelombang dahsyat menghampiri nya.
"By...."
"Uh... Baby..."
Sean mendongak mencengkram pinggang Inka. Ia menyemburkan vitamin untuk kedua jagoannya.
*
Sean tersenyum sendiri, ia menyingkirkan helaian rambut istri nya. Percintaan mereka berdua sangat panas, sebelumnya Sean tak pernah sebrutal itu setelah mengetahui bahwa istrinya mengandung. Tapi semalam ia benar benar di buat gila oleh istri.
Istrinya itu sangat seksi dengan perut besarnya , yang duduk di antara kedua pahanya. Bergerak naik turun di atas tubuhnya.
" Sangat seksi..."
Cup... Cup...
Sean meraih ponselnya, ia berencana pergi ke Jerman. Ayah nya membutuhkan bantuannya, salah satu saudara jauh Daddy nya berbuat curang. Mencoba memalsukan tanda tangan milik Daddy nya.
Jadi mau tidak mau Sean harus pergi meninggalkan istrinya. Ia takut jika mengajak istrinya, akan sangat berbahaya. Perjalanan jauh tak memungkinkan Sean mengajak sang istri.
"By...." Mata Inka berkaca kaca, sungguh baru kali ini Sean akan meninggalkan nya sendiri. Sebelum suaminya tak pernah pergi.
"Aku hanya seminggu Baby, percayalah.."
Cup...
Sebenarnya Sean juga tak kalah beratnya meninggalkan Inka sendiri.
"Aku janji akan segera pulang, hmm..."
Inka mengangguk mengerti.
Inka menatap nanar pesawat terbang yang membawa suaminya pergi. Inka menghembuskan nafasnya perlahan, mengusap air matanya yang mengalir.
"Nona, tuan menyuruh kita segera pulang"
Nico berdiri di samping Nona muda nya agak jauh. Nico juga harus sabar, ia saat ini sedang di awasi oleh tuannya jika ingin mencuri tatap dengan istrinya.
Nico mengumpat Sean, tuannya itu sangat posesif sekali. Dia ingin menjaga istrinya tapi di larang dekat dengan istrinya. Nico menggeleng semoga ia tak sampai seperti tuannya yang Bucin akut terhadap Inka.
*
"Hallo... Ponakan ponakan tante...."
Inka menyingkirkan tangan Siska dari perutnya. Sudah tiga hari ini Siska datang ke Mension nya. Alasannya karna tidak ada suaminya, konyol.
"Ka ... Lo kenapa sih sensi banget... Pegang doang juga."
"Lo kemana aja sih Sis, siang baru datang capek gue nungguin Lo.. Perut gue mau lahiran juga baru datang aja."
"Maaf cari brondong gue Ka..." Siska terkekeh kecil, mencoba mencairkan suasana. Ia tau Inka sebenarnya kecewa padanya. Mau bagaimana lagi dia takut datang menemui Inka karna seseorang mengancamnya.
Ya semenjak kejadian di mall waktu itu Nico datang ke kostnya dan mengancam Siska jika terjadi sesuatu dengan Inka. Ia juga melarang Siska bertemu dengan Inka sahabatnya.
Dan tiga hari ini, ia datang ke Mension milik Sean William. Alasannya tentu saja singa jantan dan galak itu tak ada.
"Maaf Nona anda sebaiknya di Mension, tuan tidak mengijinkan anda keluar Mension."
Nico datang dari belakang mengagetkan mereka berdua. Siska berbalik seperti nya ia pernah mendengar suara ini.
"Kau..."
Siska menunjukkan jari telunjuknya pada pria menyebalkan ini. Sementara Nico mengangkat sebelah alisnya, ia tau siapa wanita berambut keriting ini. Sahabat Nona muda nya....
"Kau ini seperti baru mengenalnya," Inka menyipitkan matanya melihat mereka berdua.
"Tak apa Nico... Aku hanya di seberang jalan di kafe dekat Mension. Aku mau beli eskrim stoberi.."
"Biar saya saja Nona..." Inka menggeleng tak setuju. Ia juga ingin berjalan jalan di luar supaya pikiran nya tak terpusat pada suaminya.
"Tapi Nona...."
"Aku akan baik baik saja"
Inka menggelengkan kepalanya, "Baiklah kami akan ikut bersama anda, maaf mau tidak mau anda harus mau..."
" Terserah kalian...."
Updated 165 Episodes
Comments
Ilan Irliana
ko Inka jd ngeyel y smnjk jd istri org yg brkuasa...
2022-07-23
1
Wirda Lubis
inka keras kepala kamu hamil di luar banyak yang jahat mengintai mu
2022-07-07
1
Pia Palinrungi
inka yg pting hati2 zean nggak ada mana musuh dimana2....
2022-06-20
3