Pengorbanan Brian
Tak...tak..tak... Bunyi sepatu pantofel Sean menggema di dalam ruangan. Setelah Sean memastikan wanita nya tidur dan meminum obat nya. Sean keluar kamar ia tau Alves datang menemuinya.
Alves dan Kenzo mengalihkan pandangannya pada bunyi sepatu yang bergesekan dengan lantai.
"Untuk apa kau datang kemari...?."
Sean melirik ke arah jarum jam yang terpasang di dinding.
Satu dini hari, Sean tersenyum miring. Rupanya Alves tak selemah yang di pikirkan. Ia pikir Alves tak akan datang mencarinya, ternyata otak Alves lumayan.
"Apa yang kau sembunyikan, Sean..?"
Alves balik bertanya pada Sean, Alves yakin William menyembunyikan sesuatu.
"Aku tidak akan menjawab pertanyaan mu, sebelum kau bicara siapa yang memintamu membunuh Daddy.."Alves diam di tempatnya berdiri.
"Berpikir lah Alves, tidak mungkin seseorang mengusik ketenangan orang lain, hanya untuk membantumu membalaskan kematian ayahmu.... "
"Jangan bertele-tele Sean, katakan padaku apa maksudmu..?"
Sean tersenyum miring, ia menyerahkan sebuah flashdisk. Sean melangkah meninggalkan Alves yang mengerutkan keningnya.
Alves menggenggam erat flashdisk di tangannya.
*
"Brengsek..."
Pryar...
Alves mengusap wajahnya kasar, dia menyesal telah membunuh pamannya, Albert.
Rupanya saat ini dia sedang di manfaatkan oleh seseorang. Dan orang itu sendiri yang telah membunuh ayahnya.
"Kenapa kau tak membunuhku Sean...?"
Ada sesal yang mendalam, saat mengingat betapa baiknya paman nya, Albert. Tapi Alves justru membunuh pamannya. Alves di buta kan dengan dendam yang membara. Tapi nyatanya semua itu hanya lah rekayasa dan sengaja ingin menjebaknya.
"Aku akan menemukan mu Brengsek.."
*
Pagi hari nya Sean menemani istrinya jalan pagi. Dokter Gibran memang menyarankan agar Inka berjalan pagi, tentu saja Sean dengan telaten menemani istrinya.
"Baby.. Jalannya jangan terlalu cepat, ?"
Sean meringis melihat wanita mungil dengan perut buncitnya. Sungguh Inka seperti orang kekurangan gizi.
Tubuhnya yang mungil kecil dan pendek tak sebanding dengan perut nya.
"Iya... "
"Tuan Sean..."
Inka mengalihkan pandangannya pada wanita cantik berpakaian modis. Saat itu juga ia mencebikkan bibirnya. Kenapa harus ada wanita cantik yang mengenal suaminya sih..
Sean hanya melirik kearah wanita yang memanggil namanya. Sean tau wanita itu yang beberapa bulan lalu menunjukan sketsa gambar. Ellie, wanita berdarah indo Belanda dan rambutnya yang sedikit Curly itu memang cantik.
Beberapa bulan yang lalu ayahnya meregang nyawa di hotel bersama dengan wanita bayarannya. Sean sudah lama tau jika pria itu memiliki kelainan seksual, dan pria itu juga yang membuat mantan madu istrinya itu gila.
"Anda sedang lari pagi tuan..?"
Senyum cerah secerah matahari yang mulai meninggi di tunjukan Ellie.
"Hmm.."
Ellie tersenyum lebar ia mengulurkan air mineral untuk Sean.
Dan Sean sama sekali tak mengambilnya apalagi meminumnya.
Ellie tersenyum kecut, padahal ia sudah berbaik hati.
" Tuan dua hari yang lalu saya datang ke kantor anda, dan anda tak ada di perusahaan. Saya ingin menanyakan tentang kerja sama kita.
Daddy ku menyerahkan semua tanggung jawabannya padaku, tuan...
Maaf jika saya lancang berbicara di tempat seperti ini.?
Ellie mengerutkan keningnya mendapati wanita bertubuh mungil dan perutnya yang buncit.
"Nona tak seharusnya kau menguping pembicaraan kami. Itu sangat tidak sopan,..."
Ellie merogoh tasnya dan mengeluarkan dompetnya. Ia mengambil beberapa lembar uang, dan memberikannya kepada Inka.
"Pergilah nona, jangan mengganggu kami."
Sean mengeratkan rahangnya, sementara Inka sendiri tak merasa jika dirinya di usir oleh wanita ini.
"Nona apa maksudnya ini," Inka bertanya pada wanita itu seolah dirinya tak tahu.
"Pergilah aku memberikan kau uang dan pergilah dari sini.."
Inka melirik ke arah Sean, dan dia tersenyum lebar pada Sean. Sean sendiri yang melihat senyum terkembang di bibir merah istrinya gelisah. Ia tau istri mungilnya ini akan memberikan nya hukuman.
"Nona ambil ini kurasa anda lebih membutuhkan nya."
Sean melotot kan matanya melihat Inka melepaskan kalung yang melingkar di lehernya.
Inka melepaskan nya dan memberikan kepada wanita itu. Dan segera pergi meninggalkan wanita yang masih di alam keterkejutannya.
"Baby...."Sean menoleh kearah Ellie, ia menyalak tajam pada wanita itu.
"Tidak ada kerja sama di antara kita berdua nona...."
Ellie terhenyak mendengar nada bicara Sean yang terkesan mengancam. Ada apa..? dan lagi tuan William memanggil by.,pada siapa?
"Apa maksud anda tuan...Anda tak bisa membatalkan begitu saja. Anda sudah menandatangani kontrak kerjasama dengan almarhum Daddy saya.."
Sean tak menggubris ucapan Ellie, ia mengejar Inka dan akan meminta maaf padanya. Jangan sampai dia berakhir di luar tidurnya. Sean menggeleng kan kepalanya.
Ellie menggenggam erat kalung berlian yang ada di tangannya. Siapa wanita itu, apa benar dia adalah istri Sean William. Ia tersenyum misterius, William tak akan berpatokan pada satu wanita di sisinya.
*
Rubi berjalan malas menggandeng tangan Mario. Pagi ini mereka berdua baru saja mengucapkan janji suci pernikahan.
Rubi akan memanfaatkan momen ini untuk menghancurkan wanita yang bernama Inka Riana. Rubi melirik ke arah Mario, pria yang selama ini telah menghancurkan hidup nya.
Rubi yakin Mario akan melakukan apa saja untuk nya. Termasuk menyingkirkan perempuan kampung itu.
Selepas perceraian nya dengan Mario nyonya Lika hendak pergi ke Jerman.
"Bella, mommy tidak ingin berlama lama di sini. Ayo kita pulang, mommy akan mencarikan pria yang lebih baik dari William."
Tak ada yang lebih baik dari William mom'. Aku harus memilikinya, jika mommy tak mendukungku silahkan mommy pulang. Aku tak akan pulang tanpa Sean."
Nyonya Lika mendesah frustasi, harus bagaimana lagi dia menyadarkan putrinya.
Di balik pintu seseorang mengepalkan tangannya, rupanya ancamannya sama sekali tak menyurutkan niat Bella.
Brian mengikuti langkah Bella, dia segera melajukan mobilnya saat melihat mobil yang di kendarai Bella melesat pergi meninggalkan apartemen nya.
Bella sendiri mendapatkan telepon dari orang kepercayaan nya jika dia melihat wanita sial itu keluar Mension.
Bella tersenyum misterius saat melihat wanita kampung itu berjalan sendiri di pagi menjelang siang ini. Bukankah ini kesempatan emas untuk nya.
Brian yang tau niat Bella, segera melajukan mobilnya berbelok dengan kecepatan tinggi.
Inka berjalan sambil menggerutu, bibirnya yang mungil tak berhenti mengomel menyumpahi suaminya.
Inka mendongak kan wajahnya kala mendengar mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi ke arahnya.
Sean yang menyadari jika istri dalam bahaya berlari sekencang mungkin.
Hap...
Brakkk....Shret...
Inka menyembunyikan wajahnya saat mendengar teriakkan nyaring orang di sekitar.
sean mengeratkan pelukannya pada istrinya, matanya yang tajam melihat pria yang dulunya pernah menjadi rivalnya.
Brian tersenyum paksa pada Sean di sisa sisa kesadaran nya.
Sean melihat arah mata Brian pada yang lain. Sean mengikuti arah pandang Brian, dan saat itu juga Sean mengeratkan giginya.
Mungkinkah Brian tau ada yang mengincar nyawa istrinya dan hanya menjadikan Bella sebagai umpannya.
Siapa pria itu..?
Sean memang tidak tau siap pria itu. Saat Sean berbalik pria itu juga berbalik sehingga yang Sean lihat punggungnya saja.
Updated 165 Episodes
Comments
Nur Ayni
dan ingkanya terlalu bodoh tdk paham situasi .keras kepala dll. tdk ada kelebihan di ingka. modal cantik doang
2022-06-17
4
Puji DwiKorani
Banyak priya top yg jatuh hati pada Inka tp banyak jg yg mengicar nyawanya , ceria yg luar biasa lanjut thor 👍👍
2022-06-14
5
Eva Pramita
ceweknya tergila² sm aean
cowoknya sm inka
2022-06-12
4