Tak percaya
Sean kembali menggendong istrinya, ia sangat senang dengan keadaan fisik Inka yang semakin hari semakin bertambah berat badan nya. Inka sudah tau jika dirinya hamil, tiga hari yang lalu Sean memberitahukan nya. Tentu saja Inka tak percaya jika dirinya hamil. Bukankah selama ini ia di katakan mandul oleh orang lain.
Inka bahkan tak menyangka jika ia hamil kembar. Ia juga tau jika salah satu janinnya keguguran. Tentu Inka sedih, ia bahkan tak bicara pada Sean. Gara gara insiden itu,ia kehilangan salah satunya.
Sean menyakinkan Inka jika dia tak pernah menyentuh wanita itu. Hubungan mereka hanya masa lalu. Tentu saja Inka tak percaya, tapi Sean akan membuktikan jika anak itu bukanlah putra nya. Lagipula Sean sama sekali tak merasa membuatnya bersama Rubi.
"Baby percayalah, aku sama sekali tak merasa jika pernah membuatnya.", Inka mencebikkan bibirnya tak percaya.
"Lalu anak siapa dia, dan juga dia memanggil mu Daddy..."Seru Inka marah.
"Mana ku tau anak siapa, ? Bisa saja dia di suruh memanggilku Daddy kan. Yang jelas bukan dari aku bibitnya."
Mulut Sean menjawab enteng, ia sama sekali tak terpengaruh dengan anak kecil yang mengaku putranya. Bagi Sean Inka lah hidupnya, dia tidak akan pernah percaya bahwa wanita masa lalunya, mengakui bahwa dia mempunyai anak bersama nya.
Nico, pria itu lah yang diam diam mencari bukti, ia sudah mengirim orang kepercayaan nya.
Dan kemarin Sean mendapatkan bukti jika Rubi Felisa menemui Bella Shofie. Sean yakin mereka berdua punya maksud tersembunyi.
"Hubby.. " Inka merasakan khawatir, belakangan ini Sean bertambah parah. Ia akan memuntahkan isi perutnya hingga yang keluar hanya cairan kuning. Sean tak bisa berbuat banyak, ia sudah tau jika ia mengalami Sindrom Couvade atau bisa disebut kehamilan simpatik. Dimana istrinya yang hamil ia yang merasakan gejalanya.
Selama Inka koma, Sean juga mengalaminya sendiri. Itu sebabnya ia tak merawat dirinya sendiri. Hari ini Sean bersyukur setidaknya istrinya ada untuk nya. Ia juga tak akan sanggup melihat istrinya yang mungil harus merasakan sakit nya.
"Baby..." Sean merengek seperti biasa, Inka memanyunkan bibirnya. Ia tau apa yang Sean mau.
Inka mendengus melihat suaminya yang seperti tak memiliki kesalahan. Gara gara suaminya, ****** Inka nyeri. Sean seperti bayi besar yang menyusu padanya.
Lain dengan kemarin saat Inka sakit, Sean tak bisa menyusu. Itu sebabnya dirinya seperti orang yang tak terurus bertahun tahun.
"Baby ayo berangkat..." Sean berseru memanggil namanya. Sean mengajak Inka ke perusahaan. Hari ini ia tau jika wanita yang bernama Rubi Felisa akan datang bersama dengan anak kecil yang mengaku sebagai putranya.
"Baby, apa yang kau pakai.."Ia melotot tajam melihat wanita nya berpakaian minim. Dress minim menampilkan kakinya yang jenjang.
Perutnya sedikit buncit, sungguh Sean ingin sekali mengukungnya, bercinta dengan nya. Dan lagi Sean sudah lama berpuasa, Dokter Gibran melarang aktivitas intim keduanya. Sampai janin yang di kandungan istrinya kuat.
Hari ini Inka sangat seksi dengan dress yang di pakainya. Sean mendengus,sebelum berangkat ke kantor mereka berdua sempat tarik ulur. Sean tak mau istrinya berpakaian seksi, sementara Inka ingin menunjukan bahwa dirinya pantas bersanding dengan seorang CEO.
Dan akan menunjukan pada wanita yang mengaku memiliki anak bersama suaminya.
Huh mengingat wanita itu,ia teringat kembali ketika ia keguguran. Inka menggeleng kan kepalanya, ia harus percaya pada suaminya. Ia tak ingin membahayakan keselamatan janin nya lagi. Sudah sekian lama dirinya di katakan mandul,dan sekarang ia tak ingin berpikiran buruk yang akan menyebabkan ia menyesal seumur hidupnya.
Sean melingkarkan tangannya pada pinggang ramping Inka. Ia sesekali melotot tajam pada karyawan pria. Ia menunjukkan bahwa wanita yang bersamanya adalah miliknya dan dia istrinya.
Kenzo menggeleng tak percaya, padahal karyawan itu hanya melihat. Mungkin mereka semua sedang memastikan wanita yang tuannya gandeng. Kenzo tau para karyawan itu tak akan berbuat hal bodoh, mereka semua takut dengan CEO mereka.
Inka melihat wanita cantik dan membawa anak yang dulu pernah ia antar.
Sean merengkuh Inka, mengajaknya untuk duduk di kursi kebesaran nya.
Rubi melotot kan matanya, ia mengepalkan tangannya melihat Sean memperlakukan wanita itu. Siapa dia..?
"Sayang....Cello ingin bertemu dengan Daddy nya. Jadi aku mengajaknya ke mari..."
"Jangan pernah menyentuh ku Rubi... Keluar dari sini dan bawa anak mu pergi. Dia sama sekali tak ada hubungannya dengan ku."
Sean tak perduli anak itu mengerti atau tidak, yang jelas ia muak dengan sandiwara Rubi.
Rubi menyuruh anaknya menunggu di luar.
"Sean kau tega sekali, jika kau membenciku setidaknya jangan membenci putramu."
Inka cuek saja mendengar mereka berdua berdebat, ia membuka kotak yang berisi mangga muda yang sudah di kupas dan di potong.
"By, kau mau tidak.." Mereka berdua mengalihkan pandangannya pada Inka.
Sean tersenyum lebar mendengar wanitanya menawari mangga untuk nya. Setau Sean kemarin dia meminta sedikit saja tak boleh. Semenjak Inka hamil Sean memang suka dengan yang asam asam termasuk mangga muda.
Buk....
"Jangan beraninya kau menjebak CEO di perusahaan ini, kau wanita kampung....Sean tidak akan pernah tertarik dengan wanita kampung seperti mu.." Rubi membentak Inka, dan membuang mangga itu. Ia sangat terganggu dengan kehadiran Inka. Rubi berpikir jika Inka adalah salah satu teman ranjang Sean William.
"Ken...." Pria yang memiliki nama itu masuk.
" Seret keluar wanita itu, dan jangan biarkan dia datang lagi kemari.."
"Sean... "
"Jangan berani berteriak padaku ******..." Inka melihat suaminya yang marah.
"By..." Sean mengontrol emosi nya, ia lupa jika ada istrinya di sini.
"Jangan sampai aku melihat mu lagi Rubi... Diantara kita tak ada lagi hubungan lain. Anakmu itu memang benar putramu tapi dia bukan putraku. Jadi pergilah jika aku masih berbaik hati padamu..."
"Sean dia putramu, apa karna wanita kampung itu,kau tak mengakui darah daging mu sendiri."
"Cukup Rubi jangan coba-coba menghina istriku. Dan putramu dia bukan putraku, aku tak pernah sekalipun menyentuhmu, jadi jangan mencoba menjebak ku.." Sergahnya. Rubi menggeleng ia tak mungkin salah. Sean yang sudah merenggut mahkotanya. Rubi yakin itu....
"Jangan mengelak Sean.. Kau pria pertama dan terakhir untuk ku. Jangan pura-pura lupa dengan kejadian sepuluh tahun lalu." Katanya bohong...
"Kau pikir aku bodoh Rubi...." Sean melemparkan kertas putih selembar. Rubi mengambilkannya dan membacanya.
Rubi menggeleng tak percaya, jangan sampai pengorbanannya sia sia. Ia tetap ingin Sean yang menjadi ayah dari anaknya.
"Dan lagi jangan coba-coba menyakiti istri ku, " Rubi terkesiap mendengar penuturan Sean. Istri .. Ya Sean sebelumnya juga mengatakan wanita itu istrinya. Rubi menggeleng tak percaya, Sean sudah menikah kenapa ia tak tau.
Updated 165 Episodes
Comments
Reader
Inkaa..makin bikin berpikir kamu nii berwatak murahan meski ga se-Clarissa dan uget2 lainnnya...emang 'pantas mendampingi' tu mesti dg pakaian seksi??cooba dee caari inspirasi fashion pregnancy-dress royal-family...pake semacem blazer panjang gt sampe lutut...maaanis, elegaaan...kasian aaamat siih, asalnya anak org kaya tp gada elegan2nya diiikit jg niiih Inka... pemikirannya kaya gada 'bekas' pergaulan elitnya...sblm dlm keluarga Bagas yg emang durjana, dia masi bergaul ama kelas atas kaan
2022-06-25
1
Diana Ana
seru ni cerita ruby sama papa nya bela
clarisa sama papa nya sean ,bella sama mantan nya clarisa 😂🤣😂
2022-06-18
5
Katherina Ajawaila
usir Sean perempuan liar, wc umum aja maksa org utk akuin anaknya gila y
2022-06-16
6