Pikiran Cello
"Om..."
Cello menghajar pria yang memakai hodi tersebut. Tak ada perlawanan, pada dasarnya pria itu lebih dulu kesakitan. Karna Alicia yang melemparkan nya pisau.
Argh....
Alicia tersenyum dan bertepuk tangan ringan. Cello yang melihat tingkah Alicia geram sekali. Gadis ini sungguh membuatnya jantungan. Bagaimana tidak sebelum ia membekap tubuhnya, Alicia lebih dulu melemparkan pisaunya.
"Kau, apa yang kau lakukan di sini.... Dan untuk apa kau membawa pisau."
Cello menyelidik wajah lugu nan polos itu. Tak ada yang mencurigakan. Ia sempat terkesima dengan lemparan nya, tepat sasaran.
"Siapa kau..."
Alicia berdecak, mendengar Cello bertanya. Jelas saja dia adalah Alicia Deandra. Ia membanggakan dirinya sendiri.
"Om pikir siapa aku,.... Kata Daddy perempuan itu harus pintar jaga diri dan bela diri. Yah meskipun cuman lempar pisau. Daddy selalu bilang jangan tinggalkan pisau. Makanya aku selalu bawa kemana mana, seperti yang ini kan,"
Alicia balik menatap pria dewasa ini, dia memakai baju kasual. Tampan nya....
"Om ngapain di sini,... Ngikutin aku ya. Atau.... Ingin di cium lagi seperti siang tadi om."
Cello beralih menatap bibir mungil yang sempat ia sesap tadi. Manis...
Cello menggeleng kan kepalanya, tak mungkin ia menginginkan bibir itu kembali. Jangan menjadi pedofil Cello, mungkin saja gadis itu masih sekolah.... Gumamnya dalam hati.
Cello pergi meninggalkan Alicia, ia tak habis pikir kenapa ada gadis berkeliaran malam malam. Menyadari Cello meninggalkan nya, Alicia mengikuti langkah Cello. Cello berbelok ke supermarket. Dia tak menyadari jika Alicia mengikutinya.
" Tuan ... Putrinya tertinggal "
Cello menautkan alisnya, seorang nenek tua mengatakan putrinya, apa maksudnya? Ia berbalik matanya melotot tak percaya melihat Alicia mengikuti nya kemari.
Alicia nyengir kuda, ia menggaruk kepalanya yang tak gatal. Ketahuan... pikir nya.
"Daddy gendong capek.." Rengeknya.
Cello melotot kan matanya, mendengar kata Daddy yang keluar dari bibir mungil Alicia. Ia mendesah kasar, dan beralih menatap ke arah wanita tua tersebut. Yang masih menunggu nya untuk menggendong Alicia.
Alicia bersorak kegirangan melihat Cello membungkuk siap menggendongnya.
Hap...
Tak ada ragu dan minder, Alicia namplok di punggung Cello. Alicia tersenyum dan melambaikan tangannya pada nenek tua itu.
"Om Alice lapar..."
Cello tersenyum tipis, ia seperti benar, sedang mengasuh anaknya.
Cello memilih produk shampo yang biasa ia pakai. Gara insiden shampo yang tertinggal. Ia bertemu lagi dengan Alicia. Entah kenapa ia tak bisa menolak gadis kecil yang berada di gendongan nya.
Baru kali ini, Cello menggendong seorang wanita. Apalagi dia masih remaja.!
Cello masih belum melupakan, bagaimana dulu ibunya memanfaatkan dirinya, demi kepentingan pribadi nya.
Cello bersyukur bisa bertemu dengan ayah kandungnya. Bertahun tahun lamanya ia dan ibunya hidup di pulau terpencil. Tapi ibunya sama sekali tak menganggap nya ada. Cello tau ibunya menyayangi nya. Tapi Cello tak menyukai sang ibu yang terobsesi dengan Sean William. Pria yang selalu di sebutnya jika dia marah padanya. Rubi selalu mengatakan karna kehadirannya, ia berpisah dari kekasihnya, Sean William.
Cello tau kenapa ia harus hidup bertahun-tahun lamanya di pulau terpencil. Ibunya, Rubi Felisa mencoba menjebak anak dari Albert William.
Albert mengetahui niat ibunya dan mengasingkan nya ke pulau terpencil.
Itu sebabnya Cello tak pernah sekalipun dekat dengan wanita. Ia masih trauma jika dirinya akan diperlakukan sama seperti yang ibunya lakukan.
"Om Alice mau mau mie instan.."
Alicia berbisik pada Cello, ia masih anteng di gendongan pria dewasa ini.
Alicia sungguh penggemar mie instan. Jika di Mension, ketahuan memakan nya, Sean akan menghukum Alicia dengan membaca buku seharian full.
Alicia menunjuk keberadaan mie instan tersebut. Ia kegirangan mendapat perlakuan demikian. Biasanya sang Daddy akan langsung melototi nya.
Cello bingung, bagaimana caranya ia mengambil mie instan. Sementara tangan nya yang menyangga berat badan Alicia. Dan yang satu membawa shampoo miliknya.
Sementara Alicia tertidur di gendongan nya. Cello heran bagaimana gadis ini cepat sekali tidur.
"Tuan biar saya bantu, kasihan putri anda seperti nya kelelahan..."
Senyum terkembang di bibir wanita yang berseragam karyawan. Cello mendesah, sudah dua orang yang mengira Alicia putrinya.
Apa mereka tak melihat televisi dan tak mengenali wajahku. Cello mendengus, menikah saja belum anak dari mana.
Cello membaringkan tubuh mungil Alicia, dengan perlahan ia menurunkan Alicia dari gendongannya.
Cello terpaksa membawa Alicia ke apartemen nya. Tak mungkin ia mengantarkan Alicia di apartemen miliknya. Di tambah Alex yang tak ada supirnya juga sedang berada di mension.
Di apartemen ia hanya berdua dengan pembantu nya.
Cello sengaja tinggal di apartemen. Ia tak ingin Daddy nya terusik dengan musuh musuhnya.
"Tuan ingin makan, biar saya siapkan..."
"Tidak..."
Pelayanan itu mengangguk dan menundukkan kepalanya, lalu berbalik dan pergi.
Cello pergi ke kamar mandi membersihkan tubuhnya.
Clek...
Cello keluar dari kamar mandi dan shock. Alicia tak ada di kamarnya, kemana dia?
Cello segera mengambil baju dan memakainya. Ia akan mencari dimana gadis nakal itu. Baru di tinggal ke kamar mandi, gadis itu sudah hilang entah kemana.
Alicia menguap berkali kali, ia terbangun saat mendengar bunyi gemericik air di kamar mandi. Alicia memang sudah terlatih, dengan Indra telinganya yang jauh lebih peka. Daddy nya bilang waspada itu yang utama. Itu sebabnya Alicia bukan lah gadis yang bodoh, dan bisa di bodohi.
Cello mendesah kan nafasnya kasar, melihat gadis kecil itu dengan lahap menyantap mie instan nya.
Alicia tau pria dewasa itu sedang melihat ke arahnya. Perut yang lapar di tambah makanan kesukaannya adalah hal yang tak bisa di tolak nya.
Cello masih mengamati gadis belia itu, bagaimana mungkin gadis itu tenang tenang saja berada di apartemen milik seorang pria. Cello terbayang di kantor tadi, saat dengan berani gadis itu menyesap bibirnya.
"Alice yakin om membayangkan bagaimana jika kita berciuman lagi kan.!"
Cello membuang wajah nya, yang mungkin saja bersemu merah. Ia lalu beralih menatap Alicia.
"Siapa kau sebenarnya..."
" Alicia Deandra,.. "
Cello tak percaya begitu saja, Ia tau itu namanya. Tapi asal usul dia anak siapa,? Cello tak tau. Saat di mobil Alex mengatakan jika Alicia Deandra adalah putri dari seorang penjual bunga, Sean dan Riana. Setahu Cello Sean William dan Inka Riana adalah orang yang berjasa dalam hidupnya. Dan dia adalah si raja Bisnis di Indonesia. Bukan penjual bunga...
Apa mungkin dia melewatkan sesuatu..?
Apa mungkin dia putri dari tuan Sean William.? Tapi tuan Sean tak pernah mengatakan jika dia mempunyai seorang gadis. Selain putra nya Xanders.
Updated 165 Episodes
Comments
Pia Palinrungi
CEO yg tajir nggak bisa melacak siapa alice🤩🤩🤩🤩
2022-06-21
1
Raffimaulana Raffimaulana
lanjutkan
2022-05-25
2