Partner
"Pak ... Bisakah cepat sedikit.."
Alicia gelisah di tempatnya duduk. Cello membutuhkan bantuannya.
"Pak berhenti.."
Supir itu memberhentikan mobilnya, ia lalu membuka kaca mobilnya bertanya ada apa?.
Tak lama ia menurut saat gadis remaja itu menyuruhnya turun.
Alicia memberinya uang dolar beberapa lembar. Ia juga memberikan kartu nama nya.
Tak lama kemudian ia menekan pedal gas nya. Dan melesat pergi meninggalkan area bandara.
Sementara Inka menangis, ia tak ingin meninggalkan putrinya di negri orang. Ia memaki Sean yang selalu mengajari anaknya bela diri. Ini yang Inka takutkan. Ia tak bisa kehilangan salah satu anaknya lagi. Cukup saat ia mengandung Xanders dan kedua saudaranya yang telah pergi.
Dengan berat hati Inka pergi pulang ke negaranya tanpa Alicia. Sean menyakinkan jika Alicia akan baik baik saja. Dia gadis yang tangguh. Sean yakin bersama dengan Cello, putrinya baik baik saja.
Mungkin inilah mengapa setiap kali ia mengajari Alicia. Gadis kecil itu selalu membuatnya tak berkutik. Darah seorang pemimpin mengalir dalam tubuhnya. Tak seperti Xanders, putranya tak berniat sedikitpun untuk mempelajari bela diri ataupun menembak. Lain dengan halnya Alicia....
Brakk...
Cello menggeram tertahan, pikiran nya melayang mengingat Alicia akan pergi hari ini.
Ia melajukan mobilnya menerobos jalan. Ia harus sampai di bandara. Kemarin ia tak sengaja membentaknya, dan Alicia marah. Gadis itu membuat pikiran nya tak karuan.
" Alicia..."
Brakkk...
Pryarrr.....
Mobile Cello terguling di hantam mobil musuh. Cello mengerjapkan matanya, ia lalu menggelengkan kepalanya membuang rasa pusing yang ia rasakan. Cello merangkak keluar dari mobil, ia harus menghabisi mereka semua.
"Alicia..." Gumamnya lirih.
Nafasnya memburu, ia memejamkan matanya mengusir bayangan gadis itu. Giginya gemerutuk menahan emosi yang menguasai nya. Mungkin saja gadis kecil nya sudah meninggalkan Las Vegas.
" Kalian semua mengantar nyawa padaku."
Senyum devil tersungging di bibirnya.
Cello membabi buta menembak dan menghajar mereka semua. Gara gara mereka gadis kecil nya pergi darinya.
Dor... Dor....
Argh...
Cello melihat dari arah samping, mobil melaju dengan kecepatan tinggi menghampirinya.
Dor....
Alicia meremas stir kemudi, ia berputar arah dan menginjak pedal gas nya lagi.
"Tunggu aku Om.."
Alicia tersenyum miring, ia akan memberikan kejutan untuk Cello. Pria dewasa itu pasti akan shock saat tau dirinya masih di sini.
Alicia sudah lama mengincar Cello. Pria yang tak sengaja ia temukan di laman media sosial telah mencuri hatinya, sepuluh tahun yang lalu. Dari ia baru mengenal yang namanya sosial media. Dan Alicia datang ke sini memang sengaja. Ia beralasan liburan pada Daddy nya. Dan berbohong padanya, untuk bertemu dengan Cello. Menjerat pria dewasa yang tak pernah mengenal wanita. Alicia tertantang menaklukan hati pria digin itu. Itu sebabnya, ia merayu Daddy nya untuk mengajarinya bela diri.
Alicia tau siapa Cello,....
" Kita akan jadi partner Om."
Cit....
Brakkk...
Cello terkesiap melihat sebuah taksi menabrak mobil yang melaju kencang ke arah dirinya.
Cittt...
Alicia membuka kaca mobil dan mengarahkan senjatanya pada mobil itu.
Dor...
Dumm..
Duar....
Cello menganga tak percaya melihat seorang wanita dengan lihainya membidik mobil truk itu, dan tepat sasaran. Mobilnya meledak sesaat setelah timah panas milik gadis itu, menembus tangki mobilnya.
Alicia tersenyum tipis kearah Cello, tak lupa ia mengedipkan matanya sebelah, menggodanya.
Deg....
Jantung Cello hampir terlepas dari tempat nya. Melihat wanita cantik itu adalah gadis kecil nya.
Dor...
"Alicia..."
Senyum tipis tersungging di sudut bibir Cello. Gadis kecil ini memang menyimpan banyak misteri.
"Kau mau membodohi ku Alice, tunggu saja hukuman mu."
Dengan senang hati Cello lalu membantu Alicia melenyapkan para antek antek musuh. Cello berjalan sambil tangannya melepaskan timah panas nya.
Cup....
Alicia menyambar bibir Cello, ketika pria itu datang menghampirinya. Cello tersenyum tipis, gadis kecil nya itu, sungguh di luar dugaannya.
Tak ingin kalah Cello ******* bibir mungil Alicia. Tangan kirinya menahan kepala Alicia dan tangannya yang kanan, membidik para musuh dan menembaknya.
Dor.... Dor....
Nafas keduanya memburu. Mata Cello tak berkedip menatap mata bening dan bulat milik Alicia. Sungguh ia tak bisa kehilangan gadis kecilnya. Ternyata Alicia juga sama ia memilih dirinya, dari pada pulang ke negaranya.
*
"Sudahlah sayang, kau seperti tak mengenal putri mu saja."
Sean mendengus, dari kemarin istrinya menangis tanpa henti. Lagi ia yang di salahkan. Padahal anaknya sendiri yang pecicilan. Ingin menempel terus pada bujang lapuk si Cello.
Rasanya percuma saja, Sean menjauhkan Alicia dari Cello. Pada kenyataannya, tetap saja mereka berjodoh.
Putrinya itu memang selain pecicilan dia itu juga ngeyel.
Inka masih segukan di kamarnya, ia mengunci kamar nya. Tak membiarkan suaminya masuk. Sudah dari dulu, ia tak suka jika Alicia belajar bela diri.
"Jika Alicia kenapa napa, awas saja. Ku potong milikmu."
Inka menggerutu, ia tak rela jika putrinya seperti Sean. Banyak musuh yang mengincarnya.
Di kamar mandi, dua orang anak manusia sedang bercumbu di dalam bathub. Tangan Cello melingkar manis di pinggang Alicia.
"Om sudah mahir berciuman,"
Mata Alicia berbinar, seolah dirinya berhasil mengajari Cello. Cello tersenyum tipis dan mengangguk. Alicia memang gadis yang sudah berhasil mengajarinya. Dia sudah berhasil masuk di dalam hidup dan hatinya.
"Ya kau memang pintar"
Alicia mengangguk mengiyakan ucapan Cello. Iya bener bener menjadi bangga telah mengajari Cello. Pria yang tak pernah mengenal wanita. Tentu Alicia sangat bangga.
Cello mendekap tubuh mungil Alicia, ia mengecup wajah cantik alami milik Alicia.
"Bagaimana dengan sekolahmu sayang,"
"Apa?"
"Bagaimana dengan sekolahmu?"
"Bukan yang itu!"
"Yang mana?"
Cello salah tingkah, padahal ia tau apa yang ditanyakan Alicia. Alicia tersenyum, ia mendekatkan wajahnya pada Cello.
"Om yakin..."
Cello memundurkan wajahnya, dan mengangguk cepat.
"Ya udah, Alice ngambek"
Alicia mengerucutkan bibirnya. Cello yang melihat Alicia marah kelabakan. Jangan sampai Alicia pergi pulang ke negaranya.
"Sayang..."
Alicia tersenyum lebar dan ia menubruk Cello. Mengalungkan tangannya pada leher Cello.
Cup...
"Alicia akan tetap sekolah..."
Wajah Cello seketika berubah murung. Itu artinya Alicia tetap akan pulang ke negaranya.
" Om mau Alicia pulang,?" Cello menggeleng kan kepalanya.
"Alice mau online saja, kalau begitu!"
Cello tersenyum lebar dan menindih tubuh kecil Alicia.
"Ya jangan tinggalkan Om.."
Updated 165 Episodes
Comments
epifania rendo
kerennnn dua2 nya
2022-07-26
0
Eli sa,adah Elsa
keren bgt,wlpn peran wanita y terlalu agresif gpp, klo lawan y positif lawan y yg negatif 🤣🤣🤣🤣
2022-07-03
0
Luvel Elysia
uhhhh kayak di film2
2022-06-25
0