Penyesalan Bagas
"Kenapa kau lama sekali,hah....Kau lihat istriku..."
"Maaf Tuan Sean...."Dokter Gibran hanya menundukkan kepalanya.
"Periksa istriku....."
Tak lama Dokter Gibran memeriksa kondisi wanita yang terbaring lemah di ranjang.
Sebelumnya Sean memakaikan baju pada Inka.
Dokter Gibran bingung, harus bagaimana menyampaikan pada tuannya itu. Ia hanya melirik kesana kemari. Bagaimana menyampaikan nya agar sang Tuan ini tak salah paham.
"Kenapa...Apa ada yang serius.... Istriku sakit apa,..... Apakah sangat berbahaya.?" Sean cemas.
"Tidak tuan....Nona baik baik saja..?"Sean mendelik.
"Apanya yang baik dia pucat....Kau bilang dia baik baik saja...." Sean geram.
"Sepertinya Nona Inka kelelahan tuan.....HM, berikan juga ini salep ini pada Nona,ini akan mengurangi rasa sakit.." Ragu Dokter Gibran bicara.
Wajah Sean terkesiap mendengar penuturan sang Dokter. Jadi istrinya itu kelelahan.
Hem...
Sean berdehem "Apa kau yakin dia hanya kelelahan..?" Dokter mengangguk.
"Dan lagi tuan sebaiknya kompres dengan air hangat dulu.Baru beri salepnya.Aku akan memberikan resep obat demamnya.
Sebaiknya jangan dulu berhubungan jika belum sembuh benar. Nanti takutnya organ intim Nona bisa infeksi berkelanjutan."
Sean mendengus.
.
.
.
"Uh...."Inka mengerjapkan matanya.
"Malam Baby....."
Cup....
"Maaf... Aku tidak akan mengulanginya lagi... Cepat sembuh hmm..."
Sean berbisik dengan nada menyesal telah membuat Istrinya sampai kesakitan.
"Hubby....Aku lapar...."
Sean tersenyum,kembali menciumi wajah cantik Inka bertubi-tubi.
Sean membantu Inka untuk bersandar pada bantal yang di susun sedemikian rupa.
Sean dengan telaten menyuapi Inka.
"Hubby....Maaf.."
Sean tersenyum,ia menyambar bibir mungil Inka.
"Harusnya aku yang minta maaf sayang...Maaf sudah membuatmu sakit.."
"Aku...." Mata bulat Inka berkaca kaca,ia menyesal tak bisa memberikan pelayanan yang terbaik untuk suaminya.
"Shut....Asal kau tau Baby, aku bahagia bisa memiliki mu.Maafkannaku yang tidak mengerti dirimu."
"Baby...Apa milik ku terlalu besar...? "
"Ga tau.." Inka melengos, wajahnya bersemu merah.
"Padahal dulu mereka sangat menyukainya,...Kenapa istriku justru takut.."
"AW...Baby sakit...." Sean meringis merasakan pinggang nya di cubit Inka.
"Coba saja kalau berani lagi... Kupastikan besok sudah almarhum.." Inka melotot tajam
Sean tersenyum, entah kenapa membayangkan Inka tak mau berbagi dengan yang lain membuat nya bahagia. Itu artinya istrinya itu sudah mencintai nya bukan.
.
.
.
Di kamar yang lain,Bagas menghabiskan malam nya dengan beberapa botol wine.
Ia sungguh menyesal telah menceraikan Inka.
Bagas sungguh tak menyangka pesta pernikahan mereka sangatlah meriah. Sean memperlakukan mantan istrinya itu dengan istimewa.
Bagas tau Sean sangat mencintai Inka dari ia masih menjadi suaminya. Sean dengan terang terangan mengatakan akan merebut Inka darinya.
"Aku sangat mencintai istri mu.Jadi lepaskan dia, jangan jadi serakah ingin memiliki keduanya. Aku yakin Inka tak mau di madu,.... Jangan jadikan anak sebagai alasan kalian menekannya. Karna aku sangat mencintai kekurangan istrimu itu. Ku pastikan aku yang akan merebutnya dari tangan mu."
Itulah kata Sean saat dirinya mengajukan permohonan bekerja sama.
Yang berujung Sean membatalkan kerja sama yang belum sama sekali di sentuh.
Bagas masih terbayang bayang bagaimana Sean menggendong tubuh mungil Inka dari atas panggung.
Seketika darah Bagas mendidih mengingat kemesraan mereka berdua.
Bagas cemburu luar biasa pada Sean,ia lupa bahwa saat ini dia tak berhak untuk mencemburui Sean,secara dia adalah suaminya bukan.
"Argh.... "
Pikiran Bagas melayang memikirkan Inka yang di jamah oleh Sean.
Ia seakan tak rela tubuh mulus tanpa cacat itu,ada yang menyentuhnya selain dirinya.
Drt...drt...
"Ya...."
"Apa yang kau lakukan Bagas,...Kata Mbok Darmi kau menghancurkan rumah dua hari yang lalu. Dan sekarang kau mabuk mabukan begitu. Kau menghancurkan hidupmu demi menangisi wanita mandul itu.Hah...."
Gigi Bagas gemerutuk sekali lagi ibunya merendahkan Inka.
"Ada apa ini menelpon ku... Apa hanya ingin menjelekkan Inka lagi...?."
"Apa istimewanya wanita mandul itu.....Aku yakin jika suaminya yang sekarang tau jika Inka perempuan mandul pasti dia akan menceraikan wanita _."
Tut....Tut...
Bagas menutup telponnya sepihak. Ia sudah muak mendengar ibunya mengatai Inka perempuan mandul. Pada kenyataannya Inka sehat,hanya belum di beri kepercayaan saja mereka berdua.
Monik mengumpat Inka, yang jelas gara gara perempuan itu, anaknya Bagas jadi melawan padanya.
Padahal dulu Bagas tak pernah sekalipun bicara tak sopan, apalagi melawannya.
Monik juga marah saat tau Clarisa pergi dari rumah Bagas.
Itu artinya Clarisa memang tak mengandung cucunya.
.
.
.
Sudah seminggu sejak Monik menelpon Bagas. Ia turun dari tangga dengan tergesa-gesa.
"Kau mau kemana Monik..?"
"Bukan urusanmu Pah..."
Monik tergesa memanggil supirnya untuk mengantarkannya bertemu dengan Clarisa.
Semalam Monik mengancam Clarisa,akan membeberkan aibnya ke publik. Jika tak mau bertemu dengan nya.
Monik mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Clarisa.
Monik segera berjalan menuju tempat dimana Clarisa duduk dengan segelas kopi late.
"Bu..." Sapanya.
Monik tersenyum sinis, melihat wajah tanpa dosanya itu.
"Berapa usia kandungan mu saat ini Clarisa,...?"
"Delapan belas minggu,Bu...."
Clarisa menggigit bibir bawahnya.
"Bagus...Kita akan kerah sakit sekarang. Tes DNA...Apakah bayi itu cucuku atau bukan."
Clarisa mendongak,mendengarnya.
Ia menggelengkan kepalanya tidak setuju.
"Kenapa.... Clarisa.."
"Kau takut, jika dia bukan cucuku, atau kau takut orang tua mu tau. Lalu memaksamu lagi menggugurkan kandungan mu."
"Bu ...Akan banyak resiko yang di tanggung. Ku mohon,beri Risa kesempatan setidaknya sampai bayinya lahir."
"Kau takut mereka mengamuk padamu,Clarisa. Itu sebabnya orang tua mu menyuruh kau tinggal di rumah Bagas bukan. Mereka tak siap dengan anak yang kau kandung. Mereka tak siap jika kau mengandung bayi pria lain,Hem...Tapi sayang nya Bagas lebih dulu mengusir mu."
Clarisa mengepalkan kedua tangannya,ia merasa mertua nya ini sudah menginjak injak harga dirinya.
Clarisa seperti ingin meledak, skenario yang di susunnya tak sesuai rencananya. Ia mengutuk pria yang telah meniduri nya.
Saat ini ia bahkan sedang memikirkan bagaiman cara nya bisa kembali lagi tinggal di rumah Bagas.
Gara gara insiden ia yang di permalukan Inka,ia bertindak bodoh pergi dari rumah suaminya. Clarisa sangat membenci Inka.
"Besok kau harus melakukan tes DNA,aku yakin Bagas juga setuju dengan pilihan ibunya."
Monik berdiri dan pergi meninggalkan Clarisa.
Monik sangat kecewa saat ini. Ia merasa Clarisa menipunya. Padahal Monik tak sadar bahwa dia sendirilah yang meminta Clarisa menjadi istri kedua Bagas.
Clarisa mematung di tempatnya, bagaimana jika bayi yang di kandung nya bukan milik suaminya. Apakah ia akan di tendang dengan Bagas. Apa Bagas akan menceraikannya seperti Inka.
Clarisa menggeleng,ia tak siap jika harus berpisah dari Bagas.
Sekarang Clarisa menyesal telah pergi dari rumah Bagas suaminya.
Akibat rasa benci dan juga iri hati terhadap Inka,ia bertindak bodoh. Walau tak di pungkiri bahwa ia tertarik dengan Sean. Pria tinggi dan tampan itu sangat menyita perhatian nya.
Clarisa berpikir bahwa ia tak mungkin kalah dengan Inka. Ia berjanji akan mendapatkan Sean,apapun caranya. Tapi untuk saat ini ia harus memikirkan bagaimana cara nya tinggal di rumah Bagas suaminya.
Updated 165 Episodes
Comments
Widya Asyanti
dasar monik tak sadar diri, udah merusak rumah tangga anaknya, sekarang mau merusak calon anak pulak
2022-06-30
1
Widya Asyanti
dasar monik tak sadar diri,
2022-06-30
0
Prafti Handayani
Serakahnya gag ilang"
Hati"Serakahmu bisa membunuhmu
2022-06-30
1