Kedatangan Mario
Clek.....
"Bagaimana keadaan istriku?"
Dokter Gibran menghembuskan nafasnya berat, Inka memang selamat.
"Dokter..." Sean mencengkram erat kerah baju putih milik dokter Gibran.
"Istri anda baik baik saja..."
Sean bernafas lega, ia melepaskan cengkraman tangannya pada leher dokter Gibran.
"Tapi..."
Sean mendongak menatap wajah dokter Gibran, wajah nya mengeras. Sean belum siap mendengar kata yang akan membuat nya menyesal.
"Salah satu dari anak anda meninggal dunia, dia terkena benturan. Rahim nona Inka sudah kering lebih dulu. Dan saat benturan itu terjadi, akan mengenai janin langsung, karna cairan ketuban kering."
Sean memejamkan matanya, bulir bening jatuh,Sean menangis. Bagaimana cara nya ia mengatakan pada istrinya jika jagoannya hilang lagi dari pelukannya.
*
Sean membuka pintu VIP dimana Inka terbaring, Sean datang usai dari pemakaman. Ia sudah mengubur kan jenazah putra ke duanya terlebih dahulu.
Cup....
Sean mengelus sayang kepala Inka, ia belum siap mengatakan bahwa salah satu anaknya meninggal.
"By..."
Sean tersenyum, ia mengecup wajah istrinya dari mulai mata, hidung, pipi, dan terakhir bibir yang dilumatnya lembut.
"Maafkan aku.."
Inka menggeleng, suaminya adalah yang terbaik untuk nya. Sean pasti merasa bersalah atas kejadian ini. Inka sendiri belum tau mengenai salah satu putra nya telah tiada.
Inka bingung, ia melihat suaminya tak seperti biasanya. Ada sedih yang mendalam. mungkin saja suaminya bersalah tak menemaninya di meja operasi. Dan mungkin saja Sean menyayangkan kejadian ini.
"By.. Bagaimana dengan keadaan jagoan kecil kita by..."
Sean tersenyum tipis, "Mereka masih di ruang NICU, jagoan kita sedang masa pemulihan. Kau tau sendiri mereka belum waktunya lahir ke dunia bukan. Jadi mereka berdua harus berada di dalam inkubator."
Inka mengangguk mengerti, memang belum saatnya jagoan kecilnya lahir ke dunia. Dokter Gibran memprediksi dua minggu lagi, dan karena insiden ini mereka harus lahir lebih cepat.
"By.. Boleh kah aku melihat nya."
"Belum boleh sayang, bukankah tadi suster sudah memompa ASI mu sayang. Mereka masih tidur dan dokter belum membolehkan seseorang melihatnya. Kau harus sehat dulu, baru kau boleh bertemu dengan nya."
Alasan yang konyol Sean berikan pada istrinya. Dan untung saja Inka tak curiga padanya.
*
Sudah dua hari lamanya Inka di rumah sakit. Selama itu juga Sean belum mengijinkan bertemu dengan kedua putranya. Inka jadi curiga, apa mungkin ada yang di sembunyikan darinya.
"By, apa yang kau sembunyikan dariku?."
Mata Inka menyorot pada Sean.
Sudah cukup Sean selalu mengelak jika dirinya bertanya tentang kedua putranya.
"Apa yang kau sembunyikan dariku.?"
Ulangnya lagi...
Sean menghembuskan nafasnya perlahan, Inka pasti akan mencurigainya.
Sean tersenyum paksa, ia mendekat pada istrinya.
" Kau ingin bertemu dengannya.."
Inka mengangguk mantap, "Suster akan membawanya ke mari, hmm..."
*
Inka menautkan alisnya, kala sang suster datang. Bukankah putranya kembar, lalu kenapa suster yang datang hanya satu. Bukankah jika kembar suster yang membawanya juga harus dua. Mereka akan mendorong masing masing box bayi.
"Nona putra anda sangat tampan..."
Suster cantik itu membuyarkan lamunan Inka.
Inka tersenyum lebar, ia segera meraih putranya ke dalam gendongannya. Inka meraba wajah tampan putranya.
"Dia sangat mirip sekali dengan mu by.."
Sean mendekat dan mencium keduanya. Rasanya seperti mimpi, memiliki istri yang sangat cantik dan putra yang tampan.
"Ya dia sangat tampan, dia yang suka menyiksa ku sayang."
Inka tertawa terbahak, sepertinya Sean sangat lah dendam dengan putranya. Semenjak ia hamil Sean yang mual setiap pagi. Dan Sean akan menyusu padanya, dia bilang sebelum kedua jagoannya lahir.
Mengingat kejadian itu Inka menoleh ke arah suster yang membawa putranya kemari. Kenapa suster itu,, kenapa belum juga kembali. Dimana putranya yang lain.?...
"Dia sudah bahagia sekarang, putramu menyayangi mu."
Sean yang menyadari bahwa istrinya mencari keberadaan putra nya yang lain, berkata lirih.
Inka menolehkan wajahnya menatap wajah Sean, apa maksudnya?.
"Dia sudah menyusul saudara nya yang lain. Tendangan yang Rubi berikan melukainya, maaf aku tak menjagamu dengan baik."
Mata Inka berkaca kaca, satu kali kedipan saja siap meluncur. Sean merengkuh tubuh mungil Inka. Dan Inka membekap erat putra semata wayangnya. Kenapa harus ada lagi yang pergi dari nya.
*
Sean menatap tak bersahabat pada pria di depannya. Mario datang ke rumah sakit untuk menemui istrinya. Tentu saja Sean tak mengijinkan Mario bertemu dengan Inka.
Mario datang bersama dengan putranya Cello, jika dia datang sendiri, sudah di pastikan Sean akan menghajarnya.
Mario dan Cello mendengar pembicaraan suami istri tersebut. Ia turut berduka atas meninggalnya salah satu putra Sean.
"Maaf, semua ini salah ku..."
Sean mengepalkan tangannya geram, sementara Cello mengarahkan pandangannya pada wajah wanita yang duduk di ranjang pesakitan. Bersama putranya yang ada di gendongannya.
Cello menatap wajah cantik Inka, wajah bersalah nya menunjukan bahwa dia ingin meminta maaf atas nama ibunya.
Inka tersenyum lebar pada Cello, dia mengulurkan tangannya memanggil agar Cello mendekat.
"Sayang..." Sean berseru protes..
Inka menggeleng, dia justru memanggil nama Cello agar mendekat.
Ragu Cello, ia melihat Daddy nya terlebih dahulu dan Mario mengangguk setuju..
Inka mencium kepala Cello, dan mengelusnya. Ia tau anak ini adalah bukti keegoisan ibunya, Rubi.
"Aunty maafkan Cello..." Inka tersenyum dan merengkuh tubuh Cello. Baru sembilan tahun, tubuh Cello bahkan melebihi tubuh Inka.
"Jadilah anak yang baik, hm... Kau mau menciumnya. " Cello menatap wajah cantik Inka. Cello mengangguk melihat senyum manis Inka.
Cup..Cup...
Kau saudara ku,
Cello sadar jika Sean tak menyukainya, Cello segera mundur dan mendekat pada Daddy nya.
Sean menghembuskan nafasnya perlahan, menatap tak suka pada anak Rubi. Gara gara dia, ia kehilangan putranya dan gara gara ibunya, ia juga kehilangan putra yang lainnya lagi.
"Bawa anakmu pergi dari sini, kau tau gara gara anak mu yang memanggil ku Daddy, aku kehilangan calon anakku. Dan gara gara ibunya juga aku kehilangan putra ku yang _"
"By..."
Inka berseru keras, ia tak mau Sean menyalahkan orang lain. Apa lagi pada Cello, Inka yakin Cello anak yang baik. Mungkin memang sudah takdirnya dan bukan rejeki untuk nya. Setidaknya Inka bersyukur, salah satu dari putranya selamat. Dan inilah yang Inka nantikan selama ini. Mempunyai anak, dan dia sehat tidak mandul.
Cello menunduk, ia tau ia salah telah membantu ibunya berbohong. Tapi Cello juga tadinya tak tau siapa ayah kandungnya. Saat ibunya mengatakan bahwa pria yang bernama Sean William adalah ayahnya, ia langsung senang dan memanggilnya Daddy.
Cello tak menyangka kejadian itu akan berakibat fatal pada seseorang.
Updated 165 Episodes
Comments
Arta Boru Siregar
kenapa sich anaknya harus meninggal, di kasih 3 masa sisa satu, teuga bngat sich thor, tanpa harus ada yg meninggal bisa kok ceritanya seru, kan klo Anak 3 nya hidup, bisa di pamerin ke mantan mertuanya, author ya gk Asik, kesal aku
2022-06-19
3
L
kamu sangat kejaaam thor , tak cukup seorang saja yg kau singkirkan , tp malah 2 orang , untk apa kamu bikin anak kembar 3 , toh akhirnya 2 bayinya kamu singkirkan 😥😥😥
2022-06-30
0
Pia Palinrungi
tp msh bersyukur author masin menyisahkan satu..biar inka nggak stress krn kehilangan anak2 nya
2022-06-20
1