Cello murka
" Nona..."
Pria yang dari tadi melihat percekcokan mereka angkat bicara. Ia datang menemui nonanya karna ada hal penting yang harus di sampaikan secara langsung. Tuan besarnya sudah tau, apa yang terjadi dengan rumah tangga nonanya. Itu sebabnya ia memberitahukan nonanya jika suatu saat Sean William akan menyeretnya pulang.
"Ah maafkan aku, sedikit melupakan mu tadi."
"Tidak apa-apa nona, hubungi saya jika ada yang ingin anda tanyakan"
Ya pria itu memang utusan langsung dari William. Alicia hanya mengangguk mengerti.Ia lalu memasang wajah tenangnya. Jangan sampai Cello menyadari jika ia gelisah. Ia harus menelpon Daddy nya nanti.
"Alicia..."
Cello membentak Alicia yang mengacuhkan nya. Istrinya lebih perduli dengan pria lain dari pada dengan suaminya sendiri.
Brakk...
"Jangan berani berteriak padaku, tuan?"
Alicia menggebrak meja dan berteriak keras pada Cello. Cello mengepalkan tangannya mendengar Alicia berani padanya.
"Nona Grisa sebaiknya kau bawa lagi tunangan mu, sebentar lagi orang tuamu datang bukan.? Jangan sampai dia malu dengan perlakuan calon menantunya, kasihan dia bisa struk.....
Dan kau tuan Cello, apa tidak ada wanita lain, selain dia. Jangan sampai setelah dia bosan padamu kau juga bernasib sama seperti mantan suaminya."
Grisa terkesiap mendengar penuturan Alicia. Dari mana gadis itu tau?. Wajah Grisa memerah menahan amarah. Gadis kecil itu telah menghinanya.
Cello menatap tak percaya wajah dingin Alicia. Kemana wajah polos dan lugu itu?.
"Jangan campuri urusan ku tuan. Aku juga tidak mencampuri urusan mu?"
Alicia tersenyum sinis dan mengambil tas nya lalu pergi meninggalkan kafe. Ia muak dengan wanita itu. Alicia tak mudah di tindas....
"Cel...."
Cello pergi meninggalkan Grisa. Tak perduli dengan pertemuannya yang tak penting itu. Pagi tadi orang tua Grisa menelponnya. Mereka ingin bicara tentang kerja sama mereka. Bagi Cello itu hanya akal akalannya saja. Tapi Grisa memaksa dengan alasan menghormati orang tua.
Cello mengemudikan mobil nya dengan kecepatan tinggi. Ia mengejar Alicia yang pergi naik taksi.
Cit...
Didalam taksi, Alicia mengumpati Cello. Hampir saja wajah cantik nya nyungsep ke depan. Alicia mendongak dan kaget bukan main melihat wajah garang Cello tepat di depannya.
"Kau...."
Cit....
Alicia terhuyung ke belakang, ia tak siap dengan mobil yang melaju kencang tiba tiba.
"Brengsek...."
Alicia mengumpat dan tangannya mencoba membuka pintu mobil. Ia menoleh ke arah Cello. Pria itu tak bergeming, melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Cello mengepalkan tangannya melihat istrinya dengan santainya pergi. Ia berlari mengejarnya dengan mobilnya dan menghadangnya.
Cit....
Cello masuk menyeret pria yang di yakini sebagai supir taksi. Dan menggantikan posisi nya.
"Kau..."
Ia menginjak pedal gasnya, tak perduli dengan istrinya yang mengumpatnya. Rasa marah cemburu dan kecewa memenuhi rongga dadanya. Kemana selama ini istrinya pergi. Dia sengaja tak mencarinya, karna ia kecewa dengan Alicia. Dan istrinya sama sekali tak mendatangi nya untuk meminta maaf. Ia diam dan dia juga diam.
Ia sudah memancing dengan bertunangan dengan wanita lain. Berharap istrinya datang membatalkan nya. Dan memaki wanita itu yang merebut nya. Tapi justru istrinya tak perduli. Apa dia tak berarti apa-apa untuk istrinya.
Tentu saja Cello sangat kecewa dengan Alicia. Sebulan lebih lamanya ia mengurung diri. Rasa bersalah telah melukainya dengan cara ingin melenyapkan nya. Dan rasa kecewa padanya yang membunuh ibunya, mencokol di hatinya. Sebulan lebih ia meredam amarah yang menguasainya. Tapi justru istrinya sama sekali seperti tak melakukan kesalahan.
Brakk...
Cello terkesiap mobil di depannya melaju dengan kencang dan menabrak taksi yang ia kemudikan. Seketika ia menginjak pedal remnya.
Alicia tersenyum tipis, ia meninju kaca mobil dan keluar dari taksi.
"Alicia..."
Cello berteriak keras memanggil istrinya. Ia tak percaya jika istrinya nekat keluar dari mobil yang masih melaju.
Cello mengeratkan giginya emosi, melihat siapa yang keluar dari mobil itu. Seorang pria tinggi dan lumayan tampan keluar dari mobil. Tak lama Alicia mendekat dan mengalungkan tangannya, pada pria yang turun dari mobil.
Cup....
"No_"
Alicia langsung menyambar bibir pria di pelukannya. Pria itu menegang di tempatnya berdiri. Ia tak menyangka mendapatkan kejutan mendadak seperti ini.
Cello menatap mereka dengan penuh amarah yang luar biasa. Wajahnya merah padam, menahan emosi yang siap meledak.
Di depan matanya, ia melihat istrinya sendiri menyatukan bibirnya pada pria lain. Ia turun dan membanting pintu mobil.
Brakk....
Dadanya naik turun, tangan nya terkepal erat. Pria itu berani menyentuh miliknya. Ia melangkah tanpa menoleh ke kiri dan kanan nya.
"Cel..."
Grisa menatap dua orang yang saling bertautan bibir nya. Ia mengalihkan pandangannya pada Cello yang berjalan terburu-buru ke arah istrinya.
Buk... Bak... Buk....
Cello menghajar pria yang berani menyentuh istri nya. Ia memukul membabi buta tanpa ampun. Ia juga tak membiarkan pria itu membalasnya.
Sebelum pria itu terkapar di aspal, Alicia menangkis tangan Cello dan menendangnya. Cello yang tak tau Alicia menendangnya mundur beberapa langkah.
"Alicia..."
Gigi Cello gemerutuk menahan amarahnya. Lagi lagi istrinya sendiri membela pria lain.
"Cel..."
Mereka semua mengalihkan perhatian pada wanita cantik yang berlari kearah mereka.
Alicia melirik dan tersenyum tipis pada Cello. Lihatlah bahkan tunangannya mengejarnya. Mereka pikir aku akan mengemis dengan seorang pria. Lihatlah Alicia Deandra wanita yang modern.
" Kau mau apa dengan tunangan ku, kenapa kau mengganggu kami?"
Alicia terkekeh geli mendengar Grisa menyebut Cello tunangan nya. Ya memang benar dia tunangan nya, tapi istri jauh lebih berhak bukan. Alicia mengatakan dalam hati. Ia tak mungkin mengatakannya. Bisa besar kepala Cello. Huh....
"Seharusnya kau tanya dengan tunangan mu nona? Untuk apa dia menculikku....
Kau lihat tuan, tunangan mu datang mencari mu. Kau justru mau menculikku..... Apa aku jauh lebih cantik dari wanita itu tuan, Cello.?."
Nada mendayu dan manja di lontarkan kepada pria yang masih diliputi oleh emosi. Sementara
Grisa mengepalkan tangannya, giginya gemerutuk menahan emosi. Tak pernah sekalipun gadis ini tak menghinanya.
"Neil kita pergi..?"
Alicia menggandeng tangan Neil yang berdiri mematung. Ia linglung dengan sikap nona muda nya.
Ia pikir nona mudanya tadi dalam bahaya. Hingga ia menabrak taksi yang di dalamnya ada nona mudanya. Benar saja nonanya ada di dalam. Apa lagi nonanya memecahkan pintu kaca mobil, dan keluar dari sana.
Tapi apa yang dia lakukan benar benar di luar dugaannya. Nonanya datang merangkul dan mencium pipinya. Tak hanya itu, dia juga menempelkan bibir merah jambu nya padanya.
Terang saja membuat ia shock dan linglung. Ia baru sadar setelah sebuah bogem mentah mendarat di pipi nya bertubi-tubi. Hah.... Rupanya nonanya memperalat dirinya.....
Sialan....
.
.
Cup cup VOTE dan hadiah jangan lupa😭
ga ada yang kasih bener bener 🤧🤧
.
.
Updated 165 Episodes
Comments
Fitri Na Fitri
haduh thor aku kecewa sama kebodohan cello,,, knp dia gk nyari tau kebenaran nya dulu,,
aahh sudahlah klo dia gk bodoh gk ada konflik suami istri,, malah mesuman mulu ky sean krn semua musuh sudah dibantai habis sm dia
2022-06-02
6
Maya Khauw
Hanya kemarahan yg meluap" kau tdk memberi kesempatan kpd istri mu Alicia untuk menjelaskan apa yg terjadi sebenarny..eeh malah bertunangan dengan Grisia hanya untuk memancing kemunculan dan kecemburuan Alicia ...bukankah malah memperbesar masalah dan ksalah pahaman saja ....iiihhh bodoh banget 😬😬😬...cello...cello..🤕
2022-06-22
1
Hardila Suhardini
kasiannya si Neil
cello..cello..apa tak sakit hati Alicia,u katakan dia wanita murahan,
seharusnya u cari tau kebenaran nya siapa yg menembak ibumu
2022-06-21
3