Hilang kendali
Saat ini Inka berada di ruang tamu. Ia dari tadi melamun bagaimana reaksi Bagas ketika dirinya datang sendiri menyerahkan surat cerai nya. Ya saat ini Inka berada di rumah Bagas rumah yang dulu pernah juga di tinggali.
" Sayang.. kau datang.." Bagas tersenyum lebar melihat kedatangan Inka. Bagas tak tau jika Inka datang mengantar surat cerai nya.
Inka mengedarkan pandangannya mencari keberadaan istri Bagas. Bagas yang menyadari bahwa Inka mencari keberadaan seseorang angkat bicara.
"Clarisa sedang sakit.."Inka mengeryitkan alisnya.
"Kenapa...?" Inka bingung kenapa Clarisa sampai sakit . Sementara Bagas masih di sini,Apa tidak menemaninya.
Bagas memilih diam tak menjawab. Bukan apanya Bagas malas mendengar nama Clarisa. Gara gara Clarisa hidupnya berubah sembilan puluh derajat. Semenjak pertengkaran nya dengan Clarisa
"Sayang ..kau mau minum apa biar mbok Darmi yang bikinkan"
Inka menggeleng tanda tak mau. Lagi pula ia hanya sebentar.
"Ga mas.. Aku cuma mau kasih kamu ini"
Inka menyodorkan map coklat yang ada di tangan nya.
Bagas menautkan alisnya. Melihat map coklat tua yang di sodorkan padanya. Ia meraihnya dan membuka..
Tangan Bagas gemetar saat melihat map yang di lihatnya. Surat cerai...
Bagas mendongak menatap wajah cantik Inka. Inka menundukkan wajahnya, Menghindari tatapan mata mantan suaminya.
Tes....
" Apa ..Sudah tak bisa di perbaiki sayang.."
Nada bicara Bagas bergetar menahan sesak.
Inka mendongak melihat mata merah Bagas.
Inka tak tau harus menjawab apa. Benarkah ini yang di inginkan. Seketika Inka ragu dengan keputusan nya melihat air mata Bagas.
"'Tak bisakah kau beri aku kesempatan Inka.."
Bagas memohon pada Inka, Ia tak sanggup kehilangan istri nya untuk selamanya.
Haruskah secepat ini,..
"Kita masih bisa bertemu mas..Bukankah aku ini Adikmu .."
Inka tersenyum lebar. Seolah tak terjadi apa apa. Menunjukan bahwa dirinya masih bisa berteman bahkan saudara.
Bagas tercekat bibirnya tak menjawab kata kata Inka. Kepala Bagas seperti di hantam benda keras.
Benarkah tak ada harapan merajut cinta lagi.
Bagas memandang mata cantik Inka yang sebentar lagi bukan lagi miliknya.
Bagas lalu melihat berkas di tangan nya. Tangan Bagas semakin bergetar hebat menahan sesak yang saat ini mencekiknya. Ia melihat sudah tersemat tanda tangan Inka di lembar tersebut.
Bagas memejamkan matanya. Mencoba menahan amarah yang menguasainya.
Inka benar benar sudah tak mencintai nya lagi.
Istrinya itu sudah bulat dengan keputusannya.
"Mas besok kau harus menyerahkannya pada pengadilan mas.."
"Maaf.. "Inka menunduk sedih..
"Baru lima hari Inka.. Apa harus secepat ini. Siapa?"
Inka bingung ,apa maksudnya dengan siapa?
"Siapa yang membantumu lepas dari ku Inka," Inka shock Bagas akan bertanya demikian.
"Jangan kamu pikir aku bodoh Inka. Surat cerainya tak akan keluar secepat kilat. Jika tidak ada orang lain yang membantumu. Dan lagi tak ada sidang perbandingan, Negosiasi dan semacamnya."
Bagas berteriak pada Inka. Ia sudah hilang kendali. Bagas sudah buta dengan pikiran buruknya.
"Jawab Inka..." Bagas mencengkeram erat bahu Inka.
Inka tambah shock mendapat perlakuan seperti ini. Tak pernah sekalipun Bagas semarah ini padanya.
Inka pikir tadi Bagas bisa menerima keputusan nya dengan lapang dada. Ternyata Bagas marah dan tak terima.
"Jawab Inka.. Aku tak akan pernah menceraikan mu.Dengar itu Inka, tak akan pernah."
"Apa maksudmu mas....Kenapa,?"
"Ga ...Setelah bayi Clarisa lahir, aku akan tes DNA. Jika bayi itu milik ku, aku akan membawanya dan kita akan bahagia. Jika bayi itu bukan milikku. Kita harus berusaha bukan. Mas akan menceraikan Clarisa. Mas yakin kamu tidak mandul. Kita akan berobat ke luar negeri."
Inka menggeleng tak percaya dengan perkataan Bagas. Kenapa suaminya bisa bicara demikian. Dan apa katanya tadi jika miliknya. Ya tuhan cobaan apa lagi ini.
"Maaf mas.. Meskipun bayi itu bukan milikmu. Aku tetap akan minta bercerai mas. Maaf .... Keputusan ku sudah bulat. Sekarang ataupun nanti, masih sama mas ..Kita harus bercerai."
Inka memberikan diri menatap manik mata Bagas. Saat cengkeraman tangan Bagas semakin kuat.
Bagas mendorong tubuh Inka ke sofa. Bagas mencium bibir Inka kasar. Inka yang mendapat perlakuan seperti itu. Mendorong kuat tubuh Bagas dan berhasil...
Plak...
Inka menampar wajah Bagas saat Bagas tak lagi menindihnya.
"Mas Ja._"
Bagas lebih dulu membungkam bibir mungil Inka dengan ciuman nya.
Bagas menarik kasar Dress Inka dan membuangnya ke sembarang arah. Inka menjerit ketakutan dengan ulah Bagas. Ia menendang dan memukul apa saja yang ia bisa. Bagas mengunci kaki dan tangan Inka. Bibir Bagas turun ke leher Inka menyesapnya kuat.
Inka menangis, harga dirinya di injak injak oleh mantan suaminya.
Bagas tak perduli dengan tangisan Inka. Ia melancarkan kembali aksi bejad nya. Rasa marah, cemburu, dan tak bisa ia miliki lagi membutakan mata hatinya. Dalam pikiran Bagas, jika ia melakukannya dengan Inka. Ia yakin Inka tak akan pernah mau meminta cerai lagi. Dan lagi bisa saja dia hamil bukan.
Bagas merobek kain segi tiga milik Inka.
Inka menggeleng.
"Kumohon mas... Jangan lakukan ini,"
Bagas menulikan pendengaran nya. Ia membuka resleting celana bahan miliknya. Dan mengeluarkan adiknya yang siap tempur.
Inka menggeleng saat Bagas memaksa Inka membuka ke dua kakinya. Inka memandang benci wajah Bagas....Saat milik Bagas hendak menyentuh milik Inka ...
Buk.. Buk...
"Brengsek..." Pukulan bertubi-tubi melayang di wajah Bagas. Seketika Bagas pun terhuyung ke belakang dan jatuh.
Sean menoleh ke arah wanita yang sangat di cintai nya itu. Inka masih di posisi yang sama.. Dia tinggal memakai kain yang menutupi dua gunung kembarnya. Sementara di bawah pusar nya tak ada penghalang lagi. Dengan kaki yang agak terbuka menampilkan bagian intim nya.
Sean membuka Jasnya dan menutupi tubuh polos Inka. Ia mengepalkan tangannya. Melihat Inka yang tak bergerak sedikitpun saat ia membungkus tubuh polos nya.
Lalu mengalihkan pandangannya pada Bagas. Seketika emosi nya memuncak mengingat kebejatan Bagas pada wanita yang di pujaannya.
Sean menendang Bagas dan meninju wajahnya . Ia hilang kendali melihat wanita nya di lecehkan bahkan hampir di perkosa.
Amarah menguasai pria dewasa itu. Sisi iblis nya yang selama ini ia sembunyikan keluar. Saat Bagas memancingnya.
Buk..Buk... Bagas hanya meringis.
menahan sakit akibat serangan kuat Sean.
Krekk..
Argh...
Bagas menjerit saat salah satu tangannya di putar ke belakang seperti nya patah.
"Arg..."
Mbok Darmi kaget menjatuhkan barang belanjaan nya. Saat melihat tubuh tuannya tergeletak tak berdaya. Berbarengan dengan Kenzo yang masuk ke dalam. Mbok Darmi memapah tubuh majikan nya. Melihat
darah keluar dari dalam mulut dan juga hidung majikan nya.
Sean menyudahi aksinya ia melihat Kenzo dan Kenzo pun mengerti apa yang harus ia lakukan.
Updated 165 Episodes
Comments
Idank Dika
untung Sean DTG tepat waktu,,,
2022-06-28
2
Eka Kurnia Sari
kurir banyak ngapain lu anter sendiri ogeb
2022-06-24
0
Maya AL Fadl
tegang
2022-06-20
0