Ingin seatap
"Hah....Gila. Brengsek bener Bagas .."
Siska kaget mendengar cerita sahabatnya. Bisa bisanya sahabatnya di madu. Kurang apa coba Inka sudah cantik dia juga pintar.
Dia iba melihat sahabat nya menangis sedari tadi.
CK...
"Lo ga usah sedih gitu Napa sih,laki laki kayak Bagas tuh di eliminasi aja. Serakah? Emang dia pikir Lo apaan"
Inka masih segukan menelungkup kan wajah nya dengan kedua tangan nya.
Inka mengambil tisu yang di sodorkan Siska.
"Terus gue harus gimana, gue gak bisa Sis...Harus hidup tanpa mas Bagas. Mau seperti apa gue nanti,"
"Ya elah.. Makanya jangan sok sokan dikit-dikit Bagas dikit-dikit bagas. Lo itu dari dulu gak mau liat yang lain. Mata Lo adanya cuman dia,"
"Kan dia suami gue Sis "
"Ah Lo aja yang bego. Masa muda Lo cuman liat Bagas doang. Kayak gua nih pacar jelalatan putusin cari lagi"
Siska sebenarnya tidak tega pada sahabatnya itu. Dia sebenarnya hanya menghibur sahabatnya. Ia tau bagaimana Inka dan Bagas dulunya seperti kacang dan kulit. Di mana ada Inka, pasti Bagas pun ada. Begitu pun sebaliknya. Huh Siska jadi ngeri membayangkan bagaimana jika dirinya yang di poligami. Di duakan ...Ogah.
Ya Inka menelpon Siska sahabatnya, di saat iya keluar dari rumah Bagas.
"Lo mau di madu Ka..."Yang di tanya menggeleng.
"Terus... Lo mau gimana sekarang. Minggat tapi gak bawa koper,"
"Ga tau.."
Seharusnya koper yang hendak di bawanya di rebut paksa oleh Bagas. Inka bingung mau kemana.
"Di kosan gue aja deh. Besok Lo pulang bicara baik baik. Maunya suami Lo gimana. Mau cerein Lo apa perempuan gatel itu"
"Ga semudah itu Sis.. "
"Iya iya ...Yuk udah malam"
Mereka berdua pun keluar dari kafe. Menyetop taksi menuju kost-an Siska.
Sampai di kost-an Siska. Inka kembali lagi menangis meratapi nasibnya sendiri. Bagas pria yang bukan hanya suaminya, dia juga sudah seperti kakak baginya. Lagi lagi Inka memukul dadanya karna sesak. Kenapa suaminya tega mengkhianati cinta nya. Menduakan nya?.
Aargh...
"Kamu jahat mas. Kamu tega. Kamu menghianati ku mas,apa kurangnya aku. Cuman karna aq belum hamil. Kamu tega mas,aku gak mandul mas"
Inka mencurahkan semua rasa kecewanya. Ingin rasanya Inka membuktikan bahwa dia tidak mandul pada keluarga suaminya, terutama ibunya.
Inka duduk sambil mengusap air mata kasar, memandang ke arah sahabat nya.
Siska yang di pandang oleh Inka mengangkat dagunya pertanda bertanya.
"Sis..Cariin gue bibit unggul. Biar gue bisa hamil. Gue mau buktiin ke mertua gue, kalau gue gak mandul," Siska mengangkat alisnya
"Gue mau cari laki laki deh, ngambil bibit nya, biar gak dikatain mandul,"
Hah...
"Gila Lo stres Ka... Gara gara di poligami Lo geser,"
Siska melotot kan matanya. Mendengar kata bibit buat dia hamil. Yang benar saja, emang dia penangkaran ikan apa. Gara gara di poligami sahabatnya ini geser.
***
Bagas pria dewasa itu menyesali perbuatannya.
Dari pertama ia di minta untuk menikahi Clarisa. Dia tidak mau menyakiti orang yang paling ia cintai. Baginya Inka Riana adalah hidupnya.
Lalu bagaimana dengan sekarang. Apakah Inka akan benar benar meninggalkan nya. Tidak..., Mengingat itu semua, Bagas tak sanggup harus kehilangan istri nya. Inka tak boleh meninggalkan nya, apapun yang terjadi. Inka tetap harus jadi miliknya.
Bagas ingin sekali menelpon istrinya. Ah tapi mungkin saat ini dia butuh sendiri. Pria itu yakin Inka tak akan kemana mana. Karna dirinya tadi yang merampas koper nya.
Dia yakin mungkin sekarang ini dia ada di kosan Siska. Mengingat tadi dia mendengar nama Siska saat menelpon.
Pagi menjelang, pria itu baru saja menggeliat kan badannya. Iya berdiri melangkah kan kakinya ke kamar mandi. Sungguh baru semalam saja tak ada istrinya sudah seperti setahun.
Usai berpakaian, Bagas melangkah keluar kamar.
Dari arah tangga ia mendengar suara ribut di dapur. Apa Inka pulang?. Bagas tersenyum, rupanya istrinya pulang. Inka tidak mau dirinya kelaparan. Meskipun istrinya tak pandai memasak, setidaknya ia tak membiarkan dirinya kelaparan.
Bagas melangkah menuju dapur di mana Inka berada. Pria itu langsung memeluk istrinya dari belakang.
"Sayang... Ku pikir kau marah sama mas. Ternyata kamu pulang juga. Kamu pasti ga bisa ya tanpa mas. Hemm..."
Clarisa membalikan badannya menghadap Bagas.
"Mas kangen sama aku..."
Risa berbinar mendengar Bagas memanggil dirinya sayang. Bagas kaget, dia melepaskan pelukan sebelumnya.
"Kau... Bagaimana bisa masuk ke rumahku?"
Bagas melotot ke arah wanita itu. Bagaimana bisa ada orang lain di rumahnya. Dan lagi bisa masuk ke dalam rumahnya. Meskipun wanita itu istrinya,tapi wanita itu tak berhak keluar masuk sesukanya.
"Maaf mas.... Kau lupa mengunci pintunya"
Bagas tak percaya begitu saja. Bagaimana mungkin dirinya lupa mengunci pintu.
Bagas berbalik dan keluar memanggil Joko. Joko yang di panggil sang tuan menghampiri tuannya.
"Ya Tuan...,Ada yang bisa saya bantu"
"Usir wanita itu dari rumahku"
Setelah mengatakan itu ia berlalu pergi menuju kamarnya. Mengambil kunci mobil nya.
Clek....
"Mas.. Kamu ga bisa kaya gini sama aku. Aku juga istrimu?"
Pria itu tak menghiraukan perkataan Clarisa. Iya hendak memakinya dan mengusirnya.
"Sudah ku bilang Clarisa, pergi dari sini atau aku sendiri yang akan menyeret mu"
"Gas...Kamu kenapa?. Clarisa itu istrimu. Dia juga berhak denganmu, dan juga berada di sini,"
"Apa yang ibu katakan. Ini rumah ku dan Inka, dia tak berhak tinggal disini"
Bagas menahan amarahnya. Apa apaan ini Inka masih marah padanya, dan sekarang dia pergi. Sekarang ibunya bilang Clarisa berhak di rumah ini. Bagas rasanya ingin sekali meledak mendengar permintaan ibunya.
"Ingat Gas... Cuman Clarisa yang akan memberimu keturunan. Bukannya wanita mandul itu"
"Inka tak mandul Bu ..,"
Bagas berseru kepada ibunya. Dia tak suka ibunya menyebut Inka mandul.
"Kalau bukan mandul, lalu apa Gas, sudah hampir tiga tahun kalian menikah. Tapi tak ada tanda tanda wanita itu hamil...
Lagi pula bukankah Inka sudah tau. Clarisa itu madunya. Dan Risa juga bilang kalian sudah tidur bersama. Bagaimana jika dia hamil. Ibu tak mau kau menelantarkan calon cucu ibu,"
Monik kekeh agar Clarisa tinggal satu atap sama Inka.
Tanpa menjawab ibunya. Bagas keluar dari kamar nya dan pergi menemui Inka. Bagas sudah muak dengan ibunya yang selalu menanyakan cucu. Walaupun kadang dirinya pun menginginkan hadirnya bayi, di tengah tengah keluarga kecilnya.
Tapi bukan dengan perempuan lain. Bagas ingin Inka wanita yang sangat di cintai itu yang jadi ibu dari anak anaknya.
Updated 165 Episodes
Comments
Zaimar Simatupang
aq lebih suka cewek yg bar bar.
tapi baik..
dari pada cengeng sok lembut.
yg akhirnya bodoh...
klo bar bar.
paling tidak bisa ngelindungi dirinya
gx di tindas
2022-06-14
9
Ruby Boyolali
semoga baaknya bagas mengembalikan perusahaan inka biar mringistuh ibu mertua lucknut
2022-06-16
8
Rista Baha
bener2 ibu mertua yg hebat menghancurkan rmh tangga anaknya; 😈
2022-06-11
6