Tak mau rugi
Inka memegang dadanya kaget saat pintu ruang Bos nya di tutup dengan keras.
Billy asisten yang ada di samping nya menoleh ke arah nya. Inka hanya mengedihkan bahunya tak tau.
"Tuan marah, ada apa?" Billy bertanya seolah tak puas.
"Bukankah tuan pergi dengan Nona!"
"Seperti nya tuan mu itu ingin di belai. Dari tadi sensi mulu. Gara gara dia nih rencana gue gagal"
Inka menggerutu tak sadar sekarang ini dia bicara dengan siapa. Seolah yang di hadapan nya adalah Siska.
Billy yang mendengar wanita itu menggerutu diam tak banyak bicara. Bahkan bicara nya seperti dengan temannya.
Ia geleng kepala wanita polos ini ternyata jika sedang marah lupa dengan siapa ia bicara.
Brakk...
Kursi kebesaran di tendang oleh sang pemilik. Dengan nafas memburu Sean berkacak pinggang.
"Berani beraninya kurcaci itu,...Membeli bibit yang benar saja!Huh..."
Ia mengusap wajahnya kasar. Pikiran nya menjadi tak tenang bagaimana jika tadi dirinya tak ikut. Sudah pasti kucing nakalnya benar benar melakukannya.
Awas saja
.
.
Hari berganti sore wanita mungil itu sedang menunggu Taksi pesanan nya. Uh gara gara motor nya mogok dia jadi terlambat pulang.
Rasanya Inka ingin sekali belajar mengemudi mobil kalau sudah begini.
Tapi Inka jelas tak mau jika harus mobil yang kemarin suaminya belikan. Suaminya bilang itu Hadiah dari kelulusan nya.
Malas sekali rasanya Inka. Takut istri keduanya itu berpikir dia mengeruk harta Bagas.
Meskipun itu haknya, Inka malas ribut. Dia tau jika mobil yang Bagas belikan kemarin untuk nya itu Clarisa tak tau.
Mungkin Clarisa berpikir itu salah satu koleksi mobil milik Bagas. Ah Inka tak ambil pusing.
Tin.. Tin..
Inka menoleh kanan kiri tak ada yang lain hanya dirinya saja. Lalu iya menoleh lagi ke arah mobil yang di yakini milik Bos nya.
Inka cuek anggap saja tak ada pria menyebalkan di depannya. Inka justru mengambil headset memutar lagu kesukaannya.
Terang saja aksi menyebalkan wanita cantik itu. Membuat pria dewasa yang sedari tadi duduk manis di mobil geram.
Bisa bisanya kucing nakal itu mengabaikan ku.
Sean melepas kaca mata hitam nya lalu keluar menarik tangan Inka.
Inka hanya mendengus. Tak lama kemudian Taksi pesanan nya datang.
"Maaf tuan Taksinya datang,"
Tersenyum menyebalkan Inka melepaskan tangannya yang di tarik Bos nya.
Sean pun yang melihatnya mendengus. Ia berjalan ke arah taksi memberikan beberapa lembar uang lalu mengusir nya.
"Eh.. eh..Kenapa pergi," Ia menoleh ..
"Tuan ada masalah dengan saya." Inka melototi Bos nya.
Seenaknya saja siapa yang pesan siapa yang batalkan.
Sean tak mendengarkan ocehan kucing nakalnya. Ia membuka pintu mobil dan mendorong Inka masuk ke dalam.
"Hey.. Tuan anda mau menculik ku,"
Inka berontak ingin keluar tapi Sean sudah lebih dulu menguncinya.
Tak lama kemudian mobil yang mereka tumpangi melaju membelah jalan.
" Eh Tuan mau bawa kemana ini bukan jalan menuju rumah suami saya."
Inka yang mengetahui bahwa jalan yang mereka lalui berlawanan arah. Sedikit bergetar karna takut. Tangannya saling meremas teringat gosip yang beredar jika pria yang menculiknya saat ini. Katanya tak pandang bulu, mau perempuan laki-laki tua muda jika berbuat kesalahan akan mendapat hukuman yang lebih mengerikan lagi lenyap.
Hah apa dia akan menjualku.Apa aku akan di cincang lalu tubuh ku akan di berikan pada buaya.
Keringat dingin mulai membasahi kening Inka.
Ia menoleh menjitak kan tangannya pada kening wanita nya.
"Kalau kau tak mau bernasib sama dengan mereka, sebaiknya jangan membuatku emosi,"
Sean berucap menakuti kucing nakalnya. Ia menggeleng.
kenapa wanita ini bodoh sekali, pantas saja suaminya menikah lagi.
Mengingat itu Sean mengepalkan kedua tangannya. Ia berjanji akan merebut Inka dari suami nya Bagas apapun caranya.
Inka mengeryit ia menoleh ke arah pria itu.
Sean tak peduli ia melangkah keluar mobil meninggalkan Inka yang bertanya-tanya.
"Ish..Menyebalkan kenapa dari tadi tak bilang mau makan dulu. Lagian kenapa harus jauh kesini coba. Kayak gak adalah tempat lainnya."
Inka menggerutu sebal, ingin sekali ia memaki Bos nya yang seenaknya sendiri. Kan jadi jauh ntar pulangnya harus putar balik.
Tak ayal ia juga turun mengejar Bos nya.
Inka mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Bos nya.
"Nona Inka Riana"
"Hah.."
Inka kaget saat ada pelayan memanggil namanya.
"Iya benar"
Pelayan tersebut tersenyum, seolah tau wanita mungil ini yang di carinya.
"Mari silahkan lewat sini Nona"
Pelayan tersebut berjalan lebih dulu menuju ruangan khusus.
Inka tak banyak tanya, mengikuti langkah pelayan.
Clek. .
"Silahkan Nona Tuan menunggu Anda di dalam"
Inka mengedarkan pandangannya melihat meja oval penuh dengan berbagai macam jenis hidangan. Aduh jiwa miskin Inka meronta melihat banyaknya makanan menggugah selera.
Inka duduk tanpa di suruh.
"Tuan kenapa banyak sekali makanan yang anda pesan. Sepertinya ini menu spesial di sini.
Apa aku boleh mencoba nya."
Duh Inka tak tau malu. Ia jadi lupa tadi saat ia di mobil berontak. Sekarang seperti mendapat jakpot undian makan banyak.
Sean pria yang tadi sibuk dengan ponselnya menoleh kearah nya.
"Hemm.."
"Saya bisa mencicipinya Tuan..."
Inka berbinar senang. Duh kapan lagi bisa makan enak gratis pula.
"Hmm.."
Inka makan dengan lahap ia tak perduli dengan siapa ia makan. Menurut nya yang penting perut kenyang.
Sean sesekali melirik ke arahnya ia berdecak
CK...
"Apa kau selalu seperti itu jika makan. Setidaknya jangan terburu-buru nanti kau kesedak."
Inka mengedarkan pandangannya melihat meja oval yang tadinya sangat penuh dengan berbagai macam jenis hidangan. Sekarang tinggal tempatnya doang. Duh malunya
Inka kikuk makanan sebanyak ini dia yang habiskan, sedangkan Bos nya hanya beberapa menu yang di makan. Itupun masih sisa.
Seketika Inka jadi tak tenang ia takut jika harus membayarnya. Ya iya dia takut secara yang habiskan dia. Sean yang melihat gelagatnya tersenyum jahat. Ia kemudian berdiri dan berbalik.
Inka yang melihat Bos-nya itu berdiri kalang kabut.
"Tuan anda mau kemana.?."
Pertanyaan bodoh meluncur begitu saja dari mulutnya. Jelas saja selesai makan terus pulang. Mau apa lagi, masa iya mau nginap tidur gak mungkinkan. Inka merutuki mulutnya sendiri pertanyaan konyol.
Sean tersenyum mendengar pertanyaan konyol wanitanya. Ia kemudian berbalik mengangkat sebelah alisnya tanda bertanya.
"Em i..itu Anda mau pulang"
Lagi Sean masih diam seolah dia senang melihat wanitanya gugup, melihat kucing nakalnya meremas ujung kemeja nya.
"Tuan belum membayar nya,"
Inka membela diri. Kan bukan dia yang pesan dia cuma makan doang pikirnya.
"Lalu.."
"Ya Tuan harus bayar dulu makanan nya jangan main kabur aja. Itu sangat tidak mungkin jika anda kabur. Yang ada nanti Anda bisa masuk penjara. Masa iya CEO perusahaan terbesar masuk bui gara gara gak bayar saat makan. Itu memalukan tuan. Mau di taruh dimana coba muka anda. Saya saja sebagai karyawan anda malu. Jika anda masuk bui karna gak bisa bayar makan. Apa lagi Anda, kan gak lucu"
Inka nyerocos mengingatkan Bosnya, jangan main kabur aja. Masa iya harus dia yang bayar.
"Ken..."
"Iya Tuan.."
" Apa kau tadi ikut makan,?"
Kenzo menggeleng tandanya tidak.
"Lalu siapa tadi yang menghabiskannya Ken?"
Sean senang menggoda kucing nakalnya. Ia menikmati wajah pucat Inka.
"Nona Inka Tuan.."
Ken menjawab apa adanya. Sean mengangguk setuju ia hendak bicara kembali
"Tuan jangan sembarang. Saya tidak memesan menu ini semua. Saya cuma makan Itupun anda yang menyuruh. Tuan jangan Ngada ngada tuan mau menjebak saya lagi begitu."
Inka tak terima dirinya harus merogoh dompetnya.
Enak saja gak bisa
Sean berbalik dan melangkah pergi seolah dirinya tak punya salah.
Updated 165 Episodes
Comments
Cokorda Swastika
karakter inka kurang bagus. harusnya tegas cerai atau pelan2 kembalikan perusahaan milik nya. hingga bagas miskin dan pasti clarisa bakal ninggalin bagas. ibu mertua sadar. kmd inka nikah sm sean dan bahagia punya anak banyak. secara Karma buat bagas dan keluarganya. itu baru mantap
2022-06-19
3
princess purple
aduhh inkaa... suami kmu kan org kaya, masa gak pernah makan begituann
inka tolong tegas yaa, jngan plenya plenyee.. gpp pasrah, tpi bukan pasrah untuk disakitin.. ayooo inka. lanjut meja hijau
2022-06-13
6
Shuhairi Nafsir
Inka perempuan yg nga tahu menjaga harga dirinya. memalukan cara makannya kayak orang rimba nga pernah jumpa makanan aje. memalukan
2022-06-13
4