Fakta
"Berani menyentuh istri ku, kepalamu yang meledak!"
Neil langsung melepaskan tangannya, dari genggaman tangan nonanya. Alicia yang melihat nya berdecak. Ia pikir Neil akan setangguh gayanya. Menyebalkan...?
Cello tersenyum tipis, ia yakin Alicia hanya memanfaatkan pria di depannya ini. Ia melirik ke arah Alicia. Alicia membalas tatapan mata Cello.
"Kau masih istriku dan aku masih suamimu nona?"
Alicia terbahak mendengar Cello menyebutnya sebagai seorang istri. Jika dia istrinya lalu kenapa ia ingin membunuhnya. Jika ia istrinya kenapa ia bertunangan dengan wanita lain.
"Oh ya, jadi aku adalah istri mu tuan Cello?...."
Cello diam, ia masih ingin mendengar Alicia mengungkapkan perasaan nya. Ia tau istrinya sangat kecewa padanya.
"Tapi aku tidak merasa jika kau adalah suamiku!"
"Alicia...Kau masih istriku sampai kapanpun, camkan itu?"
Lagi lagi Alicia memancing amarahnya. Harusnya dia tau jika ia sangat marah terhadapnya karna telah membunuh ibunya. Alicia terbahak mendengar Cello membentaknya lagi. Bukankah pria ini sangat egois.
" Kau yakin aku istrimu, kau yakin kau pernah menikahi ku. Jika benar aku istrimu lalu kenapa kau bertunangan dengan wanita lain. Jika benar aku adalah istri mu, kenapa kau ingin membunuh ku, hah...
Tuan Cello, jangan berfikiran naif. Kau pikir kau pria berharga untuk ku. Pria yang dengan tega ingin membunuh istrinya sendiri. Kau tau, bukankah aku sudah pernah mengatakan jika aku sangat membenci ibumu. Tapi bukan berarti aku akan membunuhnya, brengsek.."
Cello terkesiap mendengar penuturan Alicia. Benarkah bukan Alicia yang membunuh ibunya.
Sementara Alicia, dadanya naik turun menahan emosi yang memuncak. Ia lalu berbalik dan pergi meninggalkan Cello dan Grisa. Sementara Neil tentu mengikuti nonanya.
Cello menatap nanar mobil yang melaju membawa Alicia pergi. Sesak dadanya seperti dihimpit batu besar. Alicia mengatakan bukan dia yang membunuh ibunya.
Argh....
Cello berteriak keras menjambak rambutnya sendiri. Jika benar bukan Alicia. Bodohnya dia yang justru akan membunuh istrinya sendiri.
Ia jalan menuju mobilnya dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Kata kata Alicia terngiang di telinga nya.
Grisa yang menyaksikan perdebatan mereka tersenyum lebar. Itu artinya mereka berdua sedang dalam kesalahan pemahaman. Kesempatan untuk memiliki Cello lebih mudah ternyata. Ia tak harus bersusah payah mengambil hati Cello. Ia yakin pria itu dengan sendirinya akan memilihnya.
Prang.....
Alex hanya diam menunduk di pojokan. Ruangan CEO hancur berantakan oleh pemiliknya sendiri. Setengah jam yang lalu tuannya datang dan meminta rekaman cctv jalan. Padahal sebelumnya kamera itu rusak. Entah ada angin apa tuannya yakin jika cctv nya tak rusak.
Sebenarnya tuannya itu juga tak perduli dengan isi rekaman itu. Penjaga mengatakan jika cctv nya rusak Cello hanya diam saja. Tak mencari tau. Cemburu buta dan kecewa telah menutup akal sehatnya....
Cemburu buta yang menyelimuti hati tuannya telah membuatnya menjadi bodoh. Dan lebih parahnya lagi Cello ingin melenyapkan istrinya sendiri.
Dan benar saja cctv nya tak rusak, pria yang menjadi dalang nya pun sudah mati mengenaskan dengan luka tembak di berbagai bagian tubuhnya.
Cello menggila saat mengetahui jika bukan Alicia yang membunuh ibunya. Tapi justru ibunya yang akan membunuh istrinya.
Cello bangkit dan berlari pergi meninggalkan ruang yang hancur berantakan. Ia mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju rumah kediaman Melvin.
Bukan Cello namanya jika tak tau dimana rumahnya. Padahal Cello tak pernah datang ke rumah Melvin.
Brakk... Brakk...
Malam menjelang penghuni rumah Melvin di kagetkan dengan suara keras sebuah mobil. Yang menabrakkan mobilnya dengan pagar besi rumah Melvin.
Penjaga keamanan lari terbirit-birit hendak memaki pengendara mobil mewah. Yang mencoba menabrakkan mobilnya dengan cara mendobrak pintu pagar.
Alicia yang baru saja menidurkan tubuh lelah nya kaget. Telinganya menangkap jika ada yang menabrak kan mobilnya dengan pagar besi rumah Melvin.
Begitu pun dengan Melvin. Pria itu mengambil sebuah pisau tajam miliknya.
" Rupanya bodoh mu masih kau pelihara Om."
Alicia mengumpat pria yang berstatus sebagai suaminya. Baru saja ia akan mengistirahatkan tubuh nya. Sudah di buat kaget oleh nya.
"Om Melvin"
Melvin menoleh, ia menarik Alicia masuk lagi ke kamar nya. Menyuruh Alicia diam bersembunyi ke dalam lemari pakaian. Melvin mendorong dan memasukan tubuh mungil Alicia ke dalamnya. Dan hendak menguncinya.
"Alice kau diam di situ Ok"
Melvin hendak menutup pintu pakaian. Tapi kaki ramping Alicia menghalanginya.
"Alice berhenti bercanda? Jangan keluar sebelum aku datang kemari Ok"
"Om, Kau ingin membantuku?"
Melvin mengerutkan keningnya. Membantu apa? Jelas jelas dia meminta nya untuk bersembunyi. Apa bukan namanya membantu?
Alicia memutar bola matanya jengah. Ia mendorong tubuh tinggi Melvin. Dan menyambar gaun malam yang super minim.
Ia lalu pergi ke kamar mandi mengganti pakaian tidur nya, dengan gaun di tangannya.
Clek...
Mata Melvin hampir saja copot melihat Alicia memakai pakaian minim. Dadanya berdegup kencang. Untuk apa Alicia memakai pakaian minim seperti itu. Apakah dia akan menggoda nya. Sementara di luaran sana terdengar suara nyaring teriakan seseorang.
"Tuan, anda siapa? Jangan masuk ke rumah orang sembarangan."
Cello menodongkan senjata api nya pada pembantu rumah Melvin. Pria itu gelagepan sebuah senjata api di depan keningnya.
"Dia mana kamar istri ku?"
Pembantu itu mengerutkan keningnya. Istrinya?, istrinya pria ini ada di rumah majikannya. Mau apa? Dan untuk apa majikannya membawa istri orang masuk ke dalam rumahnya. Apa iya majikannya menyukai istri orang dan membawanya kabur.?.
"Dimana kamar Alicia"
Cello mengeratkan giginya emosi. Wanita di depannya ini benar benar membuatnya marah.
"Nona Alice, ada di atas tuan"
Tergagap sambil tangannya menunjukan di mana kamar Alicia.
Pembantu Melvin bingung, ia tadi mendengar jika pria itu mencari istrinya. Terus ia mendengar lagi mencari kamar nona Alicia. Tak lama ia terbelalak mengingat sesuatu.
"Tidak mungkin nona Alicia sudah menikah, dan lagi istri pria tadi."
Gumamnya lirih, ia masih mengira mungkin bukan nona Alicia yang ada di rumah besar ini. Mungkin Alicia yang lain....
Tak mungkin majikannya membawa lari gadis orang, apalagi istri orang. Membayangkan saja membuat ia tak percaya, majikannya akan berbuat demikian.
Cello melangkah lebar, mencari keberadaan kamar istrinya. Dadanya bergemuruh hebat antara marah karna cemburu. Dan takut jika Alicia menolaknya lagi. Jelas saja Alicia tak akan memaafkan nya. Dia mengaku salah, tapi Cello tak akan membiarkan istrinya di rumah duda yang lumayan tampan.
Ia tak ingin Alicia berpaling ke lain hati. Ia ingin hanya dia yang ada di dalam hati Alicia, tak ada seorang pun. Termasuk duda tanpa anak yang saat ini menampung istrinya.
Katakan lah ia egois. Memang benar ia egois. Tak percaya pada Alicia, menuduhnya, mengatai istrinya sendiri wanita murahan bahkan ingin membunuhnya. Semua itu dia lakukan demi pertahanan dirinya. Masa lalu nya yang tak di inginkan, membuatnya kadang bertindak tanpa berpikir dua kali.
Vote dan hadiah lagi dung🤧
Kalau pada kasih hadiah dan VOTE aku mau lanjutin anu anu nya🤣🤣
part selanjutnya khususon yang punya pasangan 🤭 yang jomblo ga tanggung 🤣
.
.
Kalau pada kasih hadiah dan VOTE😞 kalau ga males.🤣 Ikutan tegang sih otornya.😁
.
.
Updated 165 Episodes
Comments
moenay
keren ah Alice bikin tuan suami kelabakan 🤣🤣🤣🤣
2022-07-03
2
Homairotus Silfia
wah seru banget
2022-06-23
0
Maya Khauw
Hadeehhh tambah marah dan cemburu buta lah si cello..Alicia knapa kau bikin pusing dan jadi binal 🤣🤣
2022-06-22
4