Merasa tak di hargai
Melvin menatap nanar punggung kecil Alicia yang menjauh. Wajah tampannya biru dan bibirnya perih. Seperti robek akibat pukulan bertubi-tubi dari Cello. Maklum saja tangan Cello sangat lah keras dan dengan sekali tinju saja ia langsung terkapar.
Melvin mendesah berat. Cinta yang tak sampai dan tubuh yang sakit. Ia berjalan pergi meninggalkan resto. Sore nanti ia ada jam kerja. Jadi ia harus segera bersiap setidaknya mengobati lukanya.
Melvin melirik ke arah wanita yang baru saja keluar dari toko baju. Seperti nya mantannya ini baru saja memilih baju dan membelinya. Terlihat dari paperbag yang di tangan nya. Ia tersenyum tipis padahal sepuluh menit yang lalu tunangan nya ada di seberang tepatnya di restoran menjemput istrinya.
Grisa, apa yang wanita itu kejar dari Cello. Jelas jelas pria itu sama sekali tak pernah meliriknya sekalipun.
Grisa yang melihat ada Melvin di depannya mengumpat pria itu. Ia menoleh ke sana kemari. Di depannya Melvin tersenyum sinis. Rupanya Grisa sangat takut ada orang yang ia kenal lalu menyadarinya. Meskipun mereka tak tau jika mereka pernah menikah tapi teman temannya tau jika Grisa adalah mantan kekasihnya.
" Melvin, kau tidak ingin mengucapkan selamat padaku. Sebentar lagi aku akan menikah dengan Cello."
Senyum lebar menghiasi wajah cantik Grisa. Tapi melihat itu Melvin muak sekaligus jijik. Wanita seperti Grisa sangatlah murahan.
"Kau terlalu jauh berbangga hati nona?"
Melvin tersenyum sinis, lalu meninggalkan Grisa. Sedangkan Grisa mengepalkan tangannya mendengar Melvin yang mengejeknya.
" Melvin sialan, aku akan tunjukan jika aku tidak menyesal sama sekali telah menceraikan mu. Lihat saja aku jauh lebih bisa mendapatkan pria yang lebih darimu."
Mod Grisa seketika menjadi buruk. Ia akan datang ke perusahaan Cello mengajaknya fiting baju pengantin. Ia sudah tak sabar memakai gaun yang ia impikan di mana Cello akan menyambut tangan nya.
"Selamat pagi Cel.."
Ia terkesima melihat Cello yang memejamkan matanya. Wajahnya yang tampan dan jambang tipis nya, membuat ia ingin sekali menyentuh dan merabanya. Cello tambah tampan saat matanya terpejam.
Tentu saja tampan, saat terbuka mata itu akan menatapnya tajam dan garang. Tatapan tak suka dan tatapan mengintimidasi setiap kali ia datang.
"Cel, Daddy meminta kita fiting baju pengantin? Hari ini.!"
Tak ada jawaban dari Cello. Ia berdiri keluar dan Grisa mengikutinya. Dalam hati Cello mengumpat telah mengiyakan pertunangan mereka. Nyatanya istrinya Alicia, tak terpengaruh. Wanita nya itu masa bodo dengannya. Cello merasa percuma, telah memanfaatkan situasi ini. Yang ada dirinya di buat muak setiap kali melihat Grisa.
"Huh, Cello sialan. Dia pergi fiting baju pengantin tak mengajakku. Awas saja kupatahkan miliknya. Pria kaku itu sungguh tak peka sama sekali. Coba saja menelponku dulu. Heh...Sedang asik berduaan dengan janda gatal....
Neil, ayo susul suami ku. Ku hajar dia?"
Alicia tak berhenti mengomel menyumpahi suaminya sendiri. Dia bangun tidur, tak mendapati Cello di apartemen. Sudah membuatnya sakit semua badannya. Sekarang pergi memilih baju pengantin.
Neil enggan beranjak, ia takut jika suami nonanya itu benar benar akan memecahkan kepalanya.
Alicia berdecak melihat satu satunya pengawal setianya. Badan saja yang besar tapi nyali ciut.
"Neil.."
"I_Iya nona"
"Ayo"
Mendelik kan matanya pada pria yang dari tadi menunduk.
"Tapi nona harus menjamin tuan Cello tak akan macam macam dengan saya, nona."
"Iya.."
Alicia berjalan cepat menuju lobi. Sampai di butik, mata tajam nya mencari cari keberadaan suaminya.
"Cel bagaimana dengan yang ini?"
Masih sama, Cello tak menoleh barang sedetikpun. Pria itu sibuk dengan ponsel di tangannya.
Grisa tersenyum kecut, ia sama sekali tak di hargai oleh Cello. Pria itu cuek dan wajahnya tak menunjukan dirinya ada. Setidaknya menoleh lah sebentar saja. Ia benar benar malu menjadi pusat perhatian para karyawan butik.
Alicia masuk ke dalam kamar ganti, ia memakai gaun yang cukup terbuka di punggung dan dadanya. Begitu juga belahan kaki sampai paha.
Neil duduk gelisah di belakang Cello. Nonanya meminta ia duduk di sana. Ia tau ini adalah di sengaja. Ah semoga saja tuan Cello tak marah padanya.
"Sayang, bagaimana dengan gaunnya?"
Mendengar nada cempreng khas Alicia, Cello langsung mengangkat wajahnya. Ia melotot mendapati Alicia memakai gaun kurang bahan. Sana sini terbuka apalagi di bagian kakinya robek sampai paha. Dan dadanya yang hampir saja tumpah. Oh ya ampun Alicia....
Rasanya Cello ingin sekali benar benar mengikat istrinya. Apalagi Neil memang sengaja duduk di belakangnya.
Grisa tersenyum masam, melihat Cello langsung mengalihkan perhatian pada Alicia. Wanita yang Cello bilang istrinya itu. Tidak, dia hanya istri pemuas nafsunya saja Grisa. Ya hanya pemuas nafsunya saja.
Setelah kau menikah dengannya, jangan sampai dia mengingat gadis itu lagi. Puaskan dengan pesona mu. Puaskan dia di ranjang, agar dia hanya memandang mu saja. Grisa menenangkan hatinya sendiri, meyakinkan bahwa Alicia adalah partner ranjang Cello saja.
Jika benar dia adalah istri nya. Kenapa tak ada satu pun berita yang meliput atau kabar tentang pernikahan mereka. Ya semua itu hanya bohong.
"Sayang.."
Nada manja seperti ******* keluar dari bibir mungil, yang selalu membuat nya naik darah. Cello mengeratkan giginya melihat Neil yang berdiri menghampiri Alicia.
Dan lagi gadis itu, ah bukan lagi gadis. Wanita nya itu, memutar tubuhnya. Seolah olah menunjukan bagaimana dengan gaunnya bagus apa tidak di pakainya.
Neil berdiri sambil tangannya saling meremas ujung jasnya. Ia sesekali melirik ke arah suami nonanya. Yang hampir saja matanya keluar dari tempatnya.
"Sayang bagaimana cantik tidak?"
Neil mengangguk mengiyakan ucapan nonanya. Sementara Cello giginya gemerutuk menahan emosi yang di timbulkan oleh istrinya.
"Ah nona tolong foto kan kami berdua."
Grisa melirik kearah Alicia, sebenarnya ia juga ingin seperti mereka berdua. Berfoto berdua, dan mengunggah di laman media sosial nya.
Lagi lagi Alicia berbuat Cello naik darah. Dengan mesranya tubuh keduanya saling menempel. Dan tangan Neil nangkring di pinggang ramping Alicia.
Sudah cukup wanita itu memang selalu membuatnya berang. Tak perduli lagi dengan rencananya. Mau Grisa mencurigainya atau tidak. Ia tak perduli. Baginya saat ini istrinya. Di sentuh dan di pegang pegang oleh pria lain sungguh ia tak terima. Masa bodo jika rencananya berantakan atau gagal sekalipun.Ia tak perduli. Cello maju dan memanggul tubuh mungil Alicia. Membawanya pergi ke luar dari butik.
Set...
Agrh....
"Hey tuan turunkan aku. Oh ya ampun, aku mual jika kau membalikkan ku. Turunkan aku?"
Alicia memukul mukul punggung lebar Cello. Sambil kaki nya menendang nendang. Tak lama ia mengumpat Cello yang menabok bokongnya.
"Ish sialan...Sakit.."
Alex menghembuskan nafas perlahan. Kenapa nonanya selalu bikin ulah. Bagaimana jika rencana tuannya berantakan. Sudah jelas tunangan nya mencurigainya. Nonanya benar benar gadis yang suka sekali bikin onar.
"Tuan bagaimana dengan gaun yang di pakai nona tadi.?"
"Ambil ini"
Karyawan mengangguk mengambil kartu gold dan menggeseknya. Lalu mengembalikannya lagi pada pemiliknya.
Grisa meremas gaun yang dikenakan nya. Kenapa ia selalu kalah saing dengan gadis belia itu. Cello mengabaikannya dan pergi membawa Alicia. Begitupun dengan Alex.
Sedangkan dia masih berdiri seorang diri seperti pengemis. Malu rasanya Grisa di perlakukan seperti ini. Ia menoleh kearah pria yang mengaku sebagai kekasih Alicia.
.
.
Besok kasih vote lagi iye.
Hadiah juga jangan lupa 😌
Mau ada yang spesial😁
.
.
Updated 165 Episodes
Comments
Anisha Rahayu
kok makin sini makin bisan bacanya gara2 aliicia.kasar bngt .stop ah bacanya GK suka trlalu kasar bahasa si alicia
2022-06-19
3
Normadia Kunsina
lama2 bosan juga ku sama Alicia buat onar untuk di puaskan cissd..
2022-06-06
3
Pia Palinrungi
lanjut aja thor..nggak tqhu alicia mau apa..kayak murahan aja
2022-06-21
0