Bagas melangkahkan kakinya dengan lesu.
Tanpa menoleh Kiri dan kanan ia pergi menuju kamar.
Inka mengernyitkan keningnya. kenapa mas Bagas?
Ia lalu mematikan kompornya menyusul Bagas ke kamar mereka.
clek.....
Dilihatnya pintu kamar mandi tertutup, tandanya suaminya sedang mandi. Inka pergi ke sudut kamar, di mana ada lemari pakaian. Dia langsung mengambil baju ganti untuk suaminya.
Didalam kamar mandi, Bagas frustasi dia tidak mau menghianati Inka wanita itu.
Wanita yang sangat di cintai meskipun sampai saat ini belum ada tanda tanda kehamilan. Tapi Bagas tidak mau menyakiti wanita itu. Tak lama ia menyudahi mandinya.
Clek....
"Sayang gimana rame pestanya?"
Inka bertanya pada Bagas, tapi lelaki itu hanya menatap wajah cantik alami tanpa polesan make up.
"Mas...ih bengong aja, kenapa aku cantik ya mas",
Bagas langsung meraih pinggang ramping Inka ******* bibir nya. Tentu saja
aksi Bagas tersebut membuat istrinya tertawa kecil, melihat tingkah laku suami nya.
" Mas kaget aku, kamu main sambar aja,"
Lelaki itu masih diam saja.
"Sayang kamu mau ga liburan?"
Bagas mencoba untuk melupakan kejadian yang terjadi dalam kehidupan nya. Dia tidak mau menghianati Inka wanita yang sangat di cintai dengan sepenuh hati.
Bagas anggap permintaan sang ibu Monik adalah angin lalu.
"Beneran mas kamu mau ngajak aku liburan, kamu ga bohong kan mas"
"Emang kapan aku bohong sama kamu, hmm"
"Iya sih"
Sambil nyengir kuda, Inka maju mencium pipi Bagas.
"Emang nya mas Bagas gak banyak pekerjaan di kantor apa,?"
Sambil mengambil handuk untuk mengusap rambut bagas.
"Ga sayang, nanti mas Bagas bilang sama Romi. Suruh atur jadwal meeting ulang mas lagi. Lagian buat Minggu ke depan kayaknya ga ada yang sangat mendesak. Investor dari Jerman juga kayaknya masih lama datangnya. Tadi Romi bilang di undur."
" Bener nih mas aku tau kayaknya sih ini bau sogokan nih,"
Bagas kaget dia tidak menyangka kalau Inka bisa membaca pikiran nya.
"Ga sayang, ya udah deh kalo ga mau, mas ga masalah. Kan lumayan uang nya ga berkurang biar tambah banyak deh dompetnya mas. Karna ga ada yang ngabisin."
"Ih.. ko gitu sih mas jelas mau dong. Tapi aku mau yang tentukan pilihan ya mas,"
"Terserah kamu sayang",
"Ye.."
Inka berjingkrak senang. Bagas hanya menggeleng lucu dengan Inka wanita yang menurutnya sangat di cintai nya.
"Ya udh kita makan yu mas lapar nih," Dengan manja Inka bergelayut di lengan Bagas.
,"Ya udah ayo mas juga lapar," Meraih pinggang ramping Inka untuk di ajak ke dapur.
"Loh sayang katanya mau makan belum ada makanan sih,"
"He..He..He.. Tadi pas mas Bagas belum pulang, tadinya mau goreng telur mas,"
"Terus"
" Ya ga jadi keburu mas pulang",
"Mas tunggu dulu ya duduk gih aku goreng telur dulu,"
"Ga usah sayang, kita makan di luar aja yuk".
"Ya udah aku ganti baju dulu ya mas"
Bagas mengangguk.
"Sekalian ambil kunci sama dompet mas sayang"
"Ok"
Wanita itu sebenarnya sudah melihat bahwa ada yg di sembunyikan dengan suaminya. Tapi Inka tidak ambil pusing, mungkin nanti saat tidur dia akan bertanya dengan Bagas. Biasa nya setiap ada masalah dengan pekerjaan. Bagas pasti langsung ngajak Inka baring baring sambil curhat. Lain dengan sekarang semenjak pulang dari mengantar ibunya. Bagas lebih banyak diam.
Inka tau dari dulu keluarga suaminya itu tidak menyukai nya kecuali ayahnya Bagas.
"Mas kita makan baso yuk yang dekat kampus aku. Udah lama gak makan bakso ya mang Ujang, kangen deh.."
"Hem pasti kangen mang Ujang ya bukan karna baksonya".
"Haha ha iya kangen mang Ujang, biasanya mang Ujang suka kasih bonus pentolan,"
Mereka cekikikan di dalam mobil sambil sesekali mengingat kebiasaan mereka yang menurutnya sangat lucu.
Bagaimana tidak biasa nya setiap makan bakso di tempat nya mang Ujang suka sekali mereka berdua ngajak mang Ujang main tebak-tebakan.
"Kalau mang Ujang kalah tambahin pentolan nya ya mang"
" Iya iya"
Mereka sudah sangat mengenal mang Ujang sangat lama. Meskipun acara tebak tebakan hanya alibi untuk membantu mang Ujang. Ya anggap saja begitu karna mereka berdua sering sekali memberikan uang kepada pemilik warung bakso tersebut. Mang Ujang kala itu tidak mau menerima uang pemberian mereka. Dia bilang masih sanggup cari uang buat keluarga nya jadi gak mau meminta. Itulah alasannya kenapa mereka berdua ngajak mang Ujang main tebak-tebakan.
"Mang Ujang "
"Sayang ga usah teriak ganggu yang lainnya"
Wanita itu hanya nyengir.
"Eh neng cantik Inka. Kemana saja neng cantik udah lama gak makan bakso di tempat mang Ujang?"
"Sibuk mang Ujang lagi ngajuin berkas lamaran di mana mana"
" Kenapa begitu, kan suaminya neng punya pabrik. Ko sibuk nyari di mana mana sih. Tinggal masuk aja atuh neng,"
"Ga bisa dong mang,"
"Sayang ni mau makan apa ngobrol nih,"
"Eh iya lupa, baksonya mang kayak biasa ya mang,"
"Siap neng,"
Inka sesekali melirik ke arah Bagas.
Suaminya itu gak biasa nya tampak gelisah.
Nampaknya memang ada yg di sembunyikannya, tidak biasa nya dia tak fokus. Makan bakso dengan saos, Bagas tidak Suka dengan yang namanya saos. Ada apa dengan mas Bagas?
"Mas km yakin mau makan bakso dengan saos?,"
Bagas kaget lalu menoleh.
,"Eh iya sayang, mas lupa kirain kecap. Tapi ga papa deh sayang, mas mau coba kaya kamu."
Inka tambah yakin dengan suaminya sendiri, bahwa ada yg di sembunyikan dengan suaminya. Tapi ia tak mau langsung bertanya, nanti sajalah di rumah.
"Mas..Mas yakin mau ngajak aku liburan"
"Iya"
Inka tersenyum masam, dia tau suaminya itu tidak menyukai saos. Tapi Bagas mencoba untuk memakan nya. Demi menghilangkan kecurigaan nya.
"Mas apa ada yang mas pikir kan,?"
"Ga sayang.. mas capek banget. Udah tidur yah dah malam".
Setelah pulang dari sana, mereka berdua langsung menuju kamar. Ya Inka sengaja bertanya biasanya suaminya akan jujur jika ada yang di pikir kan.
Inka yakin ini ada hubungannya dengan mertua nya. Tapi Inka tidak mau berburuk sangka kepada mertuanya. Ada apa?
Apa yang membuat mas Bagas tidak mau berbagi? Apa alasannya!
Inka mencoba untuk berpikir positif bagi nya. Selama Bagas tidak menghianati nya, masalah apapun itu pasti ada jalan keluarnya.
Bagas tau Inka curiga padanya. Tapi Bagas tidak mau bercerita tentang sang ibu yang meminta nya untuk menikah lagi. Bagas tidak mau menyakiti hati wanita yang sangat di cintai nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Fatma Ningsih
mertua gak ada sayang sayannya
2022-07-14
0
Wirda Lubis
Bagas jangan dengerin mama mu itu ajaran sesat suruh nikah lagi menyakiti istri mu
2022-07-06
3
Ririn Danayanti
orang ke tiga dalam rumah tangga itu sebenernya orang tua,apalagi klo mertua tidak suka,jahatnya kalah2 pelakor
2022-07-06
4