NovelToon NovelToon
IDIOT BUT LUCKY

IDIOT BUT LUCKY

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Hamil di luar nikah / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Mata Batin / Kumpulan Cerita Horror
Popularitas:19.4k
Nilai: 5
Nama Author: diahps94

Tiga sejoli menghabiskan usia bersama, berguru mencari kekebalan tubuh, menjelajahi kuburan kala petang demi tercapainya angan. Sial datang pada malam ketujuh, malam puncak pencarian kesakitan. Diperdengarkan segala bentuk suara makhluk tak kasat mata, mereka tak gentar. Seonggok bayi merah berlumuran darah membuat lutut gemetar nyaris pingsan. Bayi yang merubah alur hidup ketiganya.

Mari ikuti kisah mereka 👻👻

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon diahps94, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23. Gadis Manis

Semesta seolah punya cara untuk menahan Mahendra lebih lama di desa. Kaki terkilir karena jungkir balik, memperoleh pengobatan alternatif. Meski tak di rawat intensif, Mahendra menjadikan alasan untuk tinggal. Di rawat oleh Ijal sekeluarga, hatinya kian menghangat. Sederhana namun penuh makna, sungguh pertemuan tak sengaja namun sulit di tinggalkan.

Semilir angin kian sejuk, membelai rambut halus gadis, menjuntai jatuh di pipi Mahendra. Tertegun dengan kecantikan alami, mahakarya yang maha Esa. Mengecap dalam dada, jikalau lumpuh seumur hidup jika di rawat oleh gadis ini Mahendra rela. Baluran beras kencur kian hangat, tapi sentuhan gadis itu selain hangat juga memikat. Mahendra terpikat, konyol karena hatinya kecantol meski sudah punya anak istri. Bukan sekali dua kali bermain wanita, banyak simpanan, tapi kali ini debarannya berbeda.

"Bos, awas biji matanya keluar, kedip bos kedip." Bisik Ucup saat ditinggal berdua dengan Mahendra.

Mahendra meggeplak kepala Ucup. "Bawel."

Memegangi bekas geplakan si bos. "Aduh, sakit bos."

"Sakit kenapa Cup?" Ijal, keluar dengan tiga cangkir kopi.

"Itu, anu pak Ijal..emm." Bingung Ucup.

"Sakit kangen katanya pak Ijal, dia pengen cepet-cepet ketemu gebetannya." Mahendra menyahut untuk ucup.

"Ucup udah punya cewek toh, kirain masih jomblo. Wong mau bapak jodohkan dengan Zalina siapa tau cocok." Canda Ijal.

"NGGAK!" Tolak Mahendra buru-buru.

Mendapat tatapan penuh tanya baik dari Ijal dan juga Ucup, Mahendra garuk kepala. "Maksud saya ngak bisa pak, Ucup udah cinta mati sama gadis itu."

"Ha-ha-ha, jangan panik begitu dong, saya juga cuma bercanda kok." Ijal terkekeh.

"Bercanda geh bawa-bawa jodoh." Dumal Mahendra tak dapat di dengar siapa pun.

Ijal gambaran ayah yang ramah dan berhasil mendidik anaknya menjadi manusia. Tetangga memuji itu, orang baru kenal seperti Mahendra pun mengakuinya. Tercengang dengan para warga yang berdatangan setiap hari mengantar sayuran, lauk pauk, atau hasil bumi lainnya. Sempat bertanya iseng, Mahendra mendapati fakta, kalau keluarga Ijal begitu baik membantu siapapun tanpa timbal balik. Warga hanya bisa memberikan hasil bumi, itu pun dalam jumlah sedikit. Saat di beri banyak hasil bumi Ijal menolak tegas, alasannya selalu untuk apa banyak-banyak anak dan istri hanya satu.

Kopi nyaris tandas, tapi ketiga pria beragam usia masih betah dengan pembicaraan yang tak berarah. Jika dulu Mahendra benci membuang waktu tak penting, kini lidahnya ketagihan. Menguliti fakta, seorang gadis yang diam-diam mencuri hatinya tanpa permisi. Mengambil begitu banyak, tak tersisa hingga kehilangan dirasa saat jauh dari jangkauan si gadis.

"Oh iya pak, orang-orang desa kan pada membumi dengan pedesaan namanya, tapi aku lihat anak bapak namanya cantik seperti orangnya." Ucup yang tanya, Mahendra yang penasaran jawabannya.

"Loh ya jelas toh, Zalina itu gabungan dari Ijal dan Ina, kalau Rumi itu di ambil dari buyutnya Ruminah dan Mislan." Sahut Ijal tanpa beban.

"Ku pikir terinspirasi dari mana, tahunya gabungan nama keluarga, hahaha bisaan pisan euy." Puji Ucup.

"Di desa belum ada yang namanya Zalina, cuma dia seorang, kalau di sekolah namanya jadi paling modern, sayang sekali bakat ku dalam memberi nama hanya di beri kesempatan satu kali, selebihnya aku tak lagi punya kesempatan." Tipis-tipis Ijal mulai curhat.

"Loh kenapa pak?" Ucup kian penasaran.

"Ya wong anaknya cuma satu." Ijal terkekeh.

"Gak pengen nambah lagi?" Ucup memang luar biasa serupa dengan wartawan.

"Sudah tua, maunya bukan punya anak lagi, tapi pengen punya cucu, kau ku jodohkan malah menolak." Gurau Ijal.

"Pak jangan bercanda seperti itu, tidak pantas, seperti Zalina sedang di obral saja." Dumal Mahendra tak suka.

"Ehhhhhhhh." Ijal tak paham mengapa Mahendra selalu kesal saat bicara menjodohkan putrinya dengan Ucup.

Berangsur membaik, Mahendra harus rela melepaskan kehidupan idealisnya sekarang. Perusahaan butuh dirinya, dia juga harus segera pulang ke rumah jika tidak ingin isu miring keluarga tersebar. Jika memikirkan egonya semata, pasti sekarang Zalina sudah jadi miliknya. Tapi sepertinya Zalina tak menaruh hati padanya, bagaimana Mahendra dapat memaksakan kehendak. Gadis itu terlalu suci untuk di jadikan gundik pribadi. Kesuciannya bahkan melunturkan segala niat buruk dalam benak.

Zalina merapikan semua buah tangan dari ayahnya untuk Mahendra dan Ucup. Petai, singkong, kopi menjadi hal tak bisa di tolak untuk di bawa pulang. Mahendra memberikan uang kepada Ijal, hitung-hitung sebagai biaya penginapan dan perawatan mereka berdua. Ijal tersinggung, mengancam tak ingin berteman lagi jika berlaku seperti itu. Jadilah Mahendra dan Ucup yang memetik untung, sedang keluarga Ijal beruntung menjalin tali silaturahmi yang baru.

"Bos, bisa tenang dikit nggk, jangan kaya anak kecil cari permen, ini oleng mobilnya." Ucup sudah tahan dari tadi tapi bosnya tak kunjung berhenti, pindah kursi kanan kiri, lihat ke kaca menengok ke arah belakang guna melihat gadis pujaan.

Pletakk. "Nyetir yang bener, sibuk banget ngurusin orang."

"Yak gimana mau bener, bos ribet banget, kalau emang gak niat pulang yaudah disini aja, sana turun!" Usir Ucup.

"Berani kamu ya sekarang, mentang-mentang kemarin-kemarin saya bilang suruh akrab dengan saya, keterusan sampe sekarang." Sentak Mahendra.

Ucup tersadar. "Eh iya juga ya, ah tapi tetep aja bos, yang wajar-wajar dikit lah, kaya anak ABG jatuh cinta aja, yang ganteng kaya biasanya loh bos."

"Huh, emang Ucup minta di sentil lak-lakan nya." Mahendra bersedekap, menyilangkan kaki menghadap lurus ke kepala Ucup yang siap jadi bahan hantaman jika kesal kembali datang.

Mahendra terus bergerak gusar, hingga akhirnya. "Berhenti Cup."

Ckitt, rem mendadak. "Ada apa pak."

Bringas membuka pintu mobil, Mahendra berlari kembali ke kediaman Zalina yang sedari tadi membuatnya gelisah. Hentakkan kakinya kian berirama, dia mendengar senandung cinta kala Zalina dan keluarga masih menunggunya di persimpangan jalan. Gadis ayu kian memikat, manis bagai madu sulit di gapai. Terpaut umur bukan rintangan, Mahendra menyatakan tunggu aku beberapa waktu.

Kicau burung pagi menjadi melodi insan yang menitipkan hati. Bersambut baik dari si gadis yang mengiyakan, walau tak paham maksud dan tujuan. Setengah lega hati kembali melangkah menjauh. Pertemuan terasa singkat, perpisahan amat nyeri. Merengkuh badan tak diizinkan, pulang tanpa sedikit pun sentuhan. Hati berbunga kala pamit kedua kalinya.

Ucup melirik Mahendra yang kembali masuk ke mobil. "Jalan nggak ini bos, siapa tau masih pengen turun lagi."

"Jalan-jalan gundul mu, kenapa nggk mundur coba?" Gerutu Mahendra, meski berkata ketus raut wajahnya bertolak belakang, dia amat gembira.

Melintasi jalanan pedesaan, mata terpejam bayangnya tak kunjung hilang. Debaran hati menyenangkan, dirinya jatuh cinta pada usia dewasa. Cinta tak di duga, mematahkan komitmen dalam sebuah hubungan. Mahendra kira seumur hidupnya akan sia-sia dalam masalah cinta. Hanya makmur sejahtera dalam perekonomian, ternyata tuhan sangat baik, menganugerahinya rasa cinta yang dalam.

Puluhan gundik di tinggalkan, bukan karena dia penggila wanita lantas menyimpan begitu banyak, sesungguhnya dia hanya bosan. Bosan dengan perangai istrinya, wanita yang di nikahi karena ajang perjodohan dunia bisnis. Kini fokusnya hanya Zalina seorang. Dipastikan bulan depan dia akan kembali datang, mempersunting gadis impian.

Bersambung

1
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Kemampuan Djiwa sudah hilang 😌
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Waduh ngeri 😣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Akhirnya penjahatnya tertangkap 👏👏
🔵ᴹᴿˢ᭄Ney Maniez●⑅⃝ᷟ◌ͩ ⍣⃝ꉣꉣ
lagiiii thorrrr/Determined//Determined//Determined//Determined/
🔵ᴹᴿˢ᭄Ney Maniez●⑅⃝ᷟ◌ͩ ⍣⃝ꉣꉣ
ohh djiwa udah sembuh itu,, gak perlu lagi nanggung beban berat...
bisa lihat yg ghaib itu berattt loh
🔵ᴹᴿˢ᭄Ney Maniez●⑅⃝ᷟ◌ͩ ⍣⃝ꉣꉣ
typo punya nya butun,,, hak paten
😂😂😂
🔵ᴹᴿˢ᭄Ney Maniez●⑅⃝ᷟ◌ͩ ⍣⃝ꉣꉣ
anak
🔵ᴹᴿˢ᭄Ney Maniez●⑅⃝ᷟ◌ͩ ⍣⃝ꉣꉣ
yahhh kok pd tumbang,,, siapa yg nyelamatin 🤧🤧
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
semangat Djiwa 💪🥺
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
waduh 😣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
sembarangan 😤
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
waduh😣
🔵ᴹᴿˢ᭄Ney Maniez●⑅⃝ᷟ◌ͩ ⍣⃝ꉣꉣ
mahendraaa knp,,, ayokkk djiwa selamat in ayah
🔵ᴹᴿˢ᭄Ney Maniez●⑅⃝ᷟ◌ͩ ⍣⃝ꉣꉣ
waduhh siapa sihh tersangka nyaaa 🤔🤔🤔
🔵ᴹᴿˢ᭄Ney Maniez●⑅⃝ᷟ◌ͩ ⍣⃝ꉣꉣ
masihhh misteriiii
🔵ᴹᴿˢ᭄Ney Maniez●⑅⃝ᷟ◌ͩ ⍣⃝ꉣꉣ
polisi juga manusia,,, takut setannnnn😂😂😂😂😂😂😂
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
nah loh 👻👻👻
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
betul 🤪
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
🤭🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!