“Tenanglah! Aku ada di sini untukmu.”
Ana seorang gadis yatim piatu yang asal mulanya tinggal bersama pamannya, Ana masih duduk di bangku SMA usianya baru 18 tahun,
dia terpaksa sekolah sambil bekerja di rumah seorang pria tampan yang tak lain adalah bos di tempat pamannya bekerja. Ana terpaksa melakukannya karena keinginan bibiknya yang tak menyukainya dan hanya akan menambah beban bagi keluarga mereka. Namun siapa sangka kehadirannya di rumah majikannya itu bisa membuat seorang pria tampan sedingin es semacam Haris Mahendra (28 tahun) tanpa sadar sudah jatuh cinta kepadanya. Akankah perjalanan cinta mereka akan berjalan mulus? sementara Aris sendiri sudah memiliki seorang wanita yang sangat di cintainya yaitu Bellena, istri nikah sirinya. Mereka terpaksa menikah siri karena alasan kedua belah pihak keluarga mereka yang tidak menyetujui hubungan mereka.
Penasaran?
Yuk cus langsung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rova Afriza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode Dua puluh satu.
"Terimakasih kak, sudah mengantar Ana," Ujar Ana. Lalu turun dari Mobil pria itu.
"Apa kau yakin, kau hanya ingin turun di sini, tidak ingin aku mengantarkanmu sampai kedepan rumahmu?" Sahut Aldo ragu.
"Tentu saja kak."
Wajahnya terlihat yakin untuk membuktikan pada pria itu kalau dia memang bersungguh-sungguh. Setelah itu dia pun langsung melangkahkan kakinya untuk pulang.
"Ana..tunggu sebentar!" Panggil Aldo seraya
berlarian menghampiri gadis itu.
"Kenapa kak?" Ujar Ana seraya menghentikan
langkahnya untuk menunggu pria itu.
"Bolehkah aku meminta No teleponmu?"
Sahut Aldo seraya menyodorkan ponselnya.
"Tentu saja," Sahut Ana. Lalu mengambil ponsel pria itu dari tangannya.
"Terimakasih," Ujar Aldo girang.
Lalu mengelus pipi gadis itu dengan lembut.
Sementara Ana sempat terperangah dengan perlakuan yang di berikan pria itu padanya.
Kik...kikk...
"Ana kenapa kau masih melamun di situ?" Teriak Aldo dari dalam mobil. Saat mendapati gadis itu masih mematung di sana.
"Ah gak papa kok kak," Sahut Ana. Lalu melanjutkan langkahnya kembali untuk pulang.
"Cepat atau lambat kau akan menjadi milikku." Gumam Aldo. Lalu melanjutkan perjalanannya kembali.
**********
"Kenapa kau baru pulang!?" Tanya Aris. Dia geram sekali saat melihat pembantunya itu baru tiba di rumah.
Pedahal sudah cukup lama dia menanti kepulangan gadis itu. Sampai harus duduk menunggunya di ruang tamu.
"Tentu saja baru pulang, karena dari sekolah menuju ke rumah harus memakan satu jam selama di perjalanan!" Sahut Ana Acuh.
Dia tak habis pikir di mana letak kesalahannya sampai pria itu harus marah saat melihatnya baru tiba di rumah.
"Ho jadi kamu sekarang mulai berani melawanku!?" Ujar Aris lagi. Lalu mendekat
ke arah gadis itu, spontan Ana pun
langsung memundurkan tubuhnya ke kebelakang untuk menghindari pria itu.
Akan tetapi Aris tetap mendekat kearahnya sampai akhirnya pria itu mengunci tubuhnya dengan posisi punggungnya bersandarkan di tembok.
"Pak, Untuk apa bapak seperti ini pada Ana?" Ana tak mengerti dengan ulah pria itu, Ana menatap ke arah majikannya untuk meminta penjelasan.
"Hey, apa kau tidak ingat, kalau tadi malam kau sendiri yang memintaku untuk menidurimu!" Sahut Aris seraya tersenyum menyerigai menatap ke arah gadis itu.
Ana semakin merasa malu saat mendengar perkataan pria itu, dia akui dirinya memang salah, tapi untungnya mereka tak sempat melakukannya karena pria itu keburu tidur.
Dia berusaha memberontak agar hal yang sama tak terulang kembali.
Namun pria itu sudah keburu menggunakan tangannya untuk meraih pinggang kecilnya itu serta langsung membungkam mulutnya dengan sebuah ciuman.
Sementara Ana, entah kenapa setiap pria itu menyentuhnya langsung kehilangan tenaganya saat itu juga. Dan justru malah menikmati permainan pria itu.
"Sayang apa kau menginginkan kejadian
yang tadi malam lagi?" Bisik Aris seraya mengerlingkan matanya sebelah. Tangannya sudah merambat ke tubuh gadis itu.
"Pak, apa yang bapak lakukan? kita ini bukan suami istri!" Tolak Ana kasar.
Seraya mencoba menjauhkan tubuhnya dari pria itu. Saat alam bawah sadarnya mulai mengusai dirinya kembali.
"Hey, jadi kalau kita suami Istri kau bersedia melakukannya denganku hmm?" Berbisik dengan nada sensual.
"Pak jangan! berhentilah! perbuatan bapak ini sudah salah," Maki Ana geram.
"Baiklah, kalau begitu aku tak akan melanjutkannya," Sahut Aris. Lalu kembali duduk di tempatnya semula.
Entah mengapa Ana sempat merasa frustasi saat mendapati pria itu sudah meninggalkannya.
"Sayang mengapa kau memasang tampang frustasi seperti itu, apa kau menginginkannya kembali?"
Wajahnya tersenyum puas saat melihat
wajah prustasi gadis itu. Bahkan ingatan tentang istrinya seketika itu pula langsung terlupakan saat bersentuhan dengan gadis itu.