Dia meninggalkan kemewahan demi untuk hidup sederhana. bekerja sebagai pengantar makanan di restoran miliknya sendiri.
Dan dia juga menyembunyikan identitasnya sebagai anak dan cucu orang terkaya nomor 1 di negara ini.
Dia adalah Aleta Quenbi Elvina seorang gadis genius multitalenta.
"Ngapain kamu ngikutin aku terus?" tanya Aleta.
"Karena aku suka kamu," jawab Ars to the point.
Penasaran dengan kisah mereka? baca yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 18
.
.
.
"Kamu meremehkan ku?" tanya Aleta.
"Memang berapa sih gaji sebagai pengantar makanan?" tanya Pietro.
"Apa penting untuk kamu mengetahui gajiku?" tanya Aleta balik.
"Maka dari itu aku bertanya, apa kamu mampu membayar kerusakan tembok itu?" tanya Pietro.
"Berapa yang harus aku bayar?" tanya Aleta.
"1 M," jawab Pietro. Pietro sengaja mempersulit Aleta.
"Kalau kamu tidak mampu bayar, maka kamu harus menjadi simpananku," kata Pietro lagi.
Tanpa berpikir panjang Aleta segera mengambil ponselnya dan mentransfer uang diminta oleh Pietro.
Pietro tercengang melihat uang masuk padahal ia belum menyebutkan nomor rekening miliknya.
"Belum cukup," kata Pietro lagi.
"Apalagi? Aku masih ada urusan dan tidak punya waktu meladeni mu," jawab Aleta.
Aleta hendak pergi dari situ tapi ditahan oleh Pietro dan kunci motor Aleta diambil olehnya.
"Apa sebenarnya yang kamu inginkan?" tanya Aleta yang sudah mulai emosi. Tatapan matanya berubah tajam.
"Mengapa tatapan matanya berubah setajam itu?" batin Pietro.
"Seperti yang aku bilang tadi," jawab Pietro.
"Lama-lama kamu semakin ngelunjak ya," kata Aleta.
Lalu Aleta masuk dan meminjam mobil Dara. Setelah itu Aleta keluar dengan membawa kunci mobil ditangannya.
"Aku sudah cukup bersabar dengan tingkahmu, sekali lagi kamu berulah bukan hanya dirimu yang aku hancurkan tapi juga perusahaanmu," ancam Aleta.
"Hahaha, bisa apa kamu? Kamu ingin menghancurkan perusahaan ku? jangan mimpi," tanya Pietro dengan angkuhnya.
"Kamu menantang ku? Baik, jangan menyesal karena aku sudah memperingati mu," ucap Aleta.
Aleta mengeluarkan laptop miliknya yang selalu ia bawa didalam tasnya. Aleta mengetik keyboard laptop tersebut, entah apa yang ia ketik, tidak butuh waktu lama semua data perusahaan milik Pietro terkunci dan semua kartu ATM dan yang lainnya juga dibekukan. Aleta kemudian menutup laptopnya dan tersenyum smirk.
"Selamat menikmati kehancuranmu, jangan salahkan aku karena kamu sendiri yang memintanya," ucap Aleta kemudian merebut kembali kunci motornya.
Aleta mengembalikan kunci mobil milik Dara. Setelah itu iapun pergi mengantarkan pesanan pelanggan.
Ponsel Pietro berdering pertanda panggilan masuk, Pietro saat ini sedang berada didalam mobil hendak kembali ke perusahaan.
"Halo!" sapa Pietro menjawab panggilan tersebut.
"Tuan, perusahaan kita dibobol, semua data terkunci dan keuangan dibekukan," lapor sang asisten melalui telepon.
Pietro tidak bisa berkata apa-apa lagi sekarang. Ternyata apa yang dikatakan gadis itu terbukti.
"Siapa kamu sebenarnya?" Pietro hanya bisa bergumam.
Ting ... Pesan masuk diponsel Pietro.
'Jangan sombong kamu, karena aku bisa menghancurkan mu lebih dari itu'
Tiba-tiba Pietro terhenyak kala mengingat sesuatu.
"Hanya keluarga Henderson yang bisa melakukan semua ini, aaaahh bo*oh nya aku. Itu sama saja dengan menggali kuburan ku sendiri," jerit Pietro dalam hati.
Pietro akhirnya kembali ke perusahaan, dengan langkah lesu dia berjalan menuju ruang komputer. Beberapa orang mencoba untuk memulihkan data perusahaan, tapi hasilnya nihil.
"Tuan, kami sudah mencoba sebisa mungkin, tapi tidak bisa," kata A.
"Benar Tuan, sepertinya hacker ini bukan orang sembarangan," kata B.
Pietro semakin frustasi mendengar laporan dari bawahannya dibagian IT. Pietro dengan wajah lesu terduduk dilantai. Ia menggusar rambutnya sehingga berantakan.
"Ternyata aku mencari masalah dengan orang yang salah," gumam Pietro.
Pietro sebenarnya orang baik, hanya karena terobsesi dengan Aleta, sejak Aleta menolong Mamanya di supermarket waktu itu, jadi ia bertekad untuk mendapatkan Aleta.
Hanya saja caranya salah, ia pikir semua cewek itu gampang untuk ditaklukkan.
"Aku harus minta maaf, ya aku harus minta maaf. Demi perusahaan ku dan orang-orang yang bekerja denganku," gumam Pietro.
Ya Pietro akan menemui Aleta untuk meminta maaf dan mengembalikan uang yang sudah Aleta transfer padanya. Dan berjanji tidak akan mengusik kehidupan Aleta lagi.
Sementara Aleta sudah berada diruang CEO. Saat ini ia sedang menemani Ars makan. Karena permintaan Ars sendiri.
"Apa kamu tidak bisa makan sendiri?" tanya Aleta.
"Kamu gak lihat aku sedang mengetik?" tanya Ars balik.
Padahal itu hanya modusnya saja agar disuapi oleh Aleta.
Saat ini Aleta sedang menyuapi bayi besar. Entah kenapa dia juga tidak bisa menolak bila Ars yang bersikap begitu.
"Kamu sudah makan?" tanya Ars.
"Nanti saja di restoran," jawab Aleta.
Ars menghentikan pekerjaannya, lalu mengambil sendok ditangan Aleta. Ars menyendok makanan dan menyuapkan nya kemulut Aleta. Aleta dengan patuhnya membuka mulutnya.
"Kamu juga harus makan," ucap Ars. Aleta hanya mengangguk perlahan.
Ars menyuapi Aleta dengan penuh kasih sayang. Terlihat jelas ada cinta yang sangat besar dalam diri pemuda itu.
"Apakah sejarah akan berulang?" batin Aleta.
Karena dari yang Aleta dengar, cerita tentang kisah cinta antara ayah dan bundanya berawal dari pertolongan sang ayah sejak kecil. Sekarang seolah terulang lagi pada dirinya dan Ars. Hanya berbeda versi saja.
"Kenapa melamun?" tanya Ars sambil mengelap bibir Aleta dengan ibu jarinya. karena ada makanan yang menempel disudut bibir Aleta.
"Gak, aku hanya teringat kisah cinta ayah dan bunda," jawab Aleta.
"Mengapa memangnya ayah dan bunda?" tanya Ars.
"Ah sudahlah, aku malas mau cerita," jawab Aleta akhirnya.
Dia akan malu kalau sampai bercerita masa lalu ayah dan bundanya. Malu karena, nanti Ars malah baper. Begitulah anggapan Aleta.
"Aku pulang ya, nanti ada yang mau di antar lagi," ucap Aleta.
"Kenapa harus terburu-buru? Kamu kan bosnya. Kan bisa disuruh orang lain untuk mengantarkan nya," tanya Ars.
"Ya meskipun aku bosnya, tapi aku juga harus profesional dalam pekerjaan. jangan mentang-mentang aku bos lalu bisa seenaknya," jawab Aleta.
Ars bungkam seketika mendengar jawaban dari Aleta.
"Ini untuk makan siang, nanti bisa dipanaskan kalau mau makan," pesan Aleta.
"Aku pulang," katanya lagi.
"Hmmm, hati-hati," pesan Ars.
Cup... Ars mengecup bibir Aleta sekilas. Aleta melotot karena Ars sesuka hatinya mengecup bibirnya. Tapi Aleta juga tidak menolak.
Ars tersenyum tanpa rasa bersalah. Kemudian Ars kembali mengecup kening Aleta sebelum Aleta benar-benar pergi.
Ars menghempaskan tubuhnya di sofa. Senyum nya selalu mengembang. Hingga sang asisten pribadinya masuk dan heran melihat bosnya senyum-senyum sendiri.
"Tuan, tuan Ars!" tapi panggilan Faisal tidak digubris sama sekali.
"Tuan...!" panggil Faisal dengan suara lantang.
"Ah, kenapa gak ketuk pintu kalau masuk?" tanya Ars.
"10 kali mengetuk pintu, bahkan berkali-kali memanggil tuan, tapi tuan tidak mendengar," jawab Faisal.
"Ada apa?" tanya Ars.
"Nanti jam 3 sore klien dari China akan datang," jawab Faisal.
"Hmmm, masih lama. adalagi?" tanya Ars.
"Dokumen ini penting tuan, dan harus segera ditandatangani," jawab Faisal.
"Simpan disitu," perintah Ars menunjuk meja kerjanya.
"Tuan, itu!" Faisal menunjuk kotak makanan.
"Punya ku, kalau kamu mau beli sendiri," ucap Ars.
"Ya nanti kalau sudah istirahat makan siang," jawab Faisal akhirnya. Kemudian keluar dari ruangan itu.
Ars kembali tersenyum sendiri membayangkan Aleta begitu telaten menyuapinya makan.
.
Aku yang nulis baper dengan Ars dan Aleta. Entah lah, kenapa bisa begitu?
.
.
.