Khairunnisa Silviana gadis berusia 23 tahun harus merelakan masa mudanya untuk menikah dengan Kakak iparnya sendiri setelah 40 hari Kakak kandungnya meninggal setelahdunia karena mengalami kecelakaan demi menyelamatkannya.
Ia harus mengalami sikap kasar dan juga arogan dari Kakak iparnya setiap hari yang terus menyalahkannya atas meninggalnya sang istri.Tak hanya itu ia juga di paksa merawat anak sekaligus keponakannya dengan baik.
Bagiamanakah akhir dari rumah tangga mereka?.Yuk simak di sini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21.Fakta baru
Pagi pagi sekali Dion berangkat ke kantor setelah menemui Arsha di kamarnya.Bayi itu bahkan belum bangun tapi pria itu sudah berangkat ke kantor.Bahkan ini terlalu pagi untuk berangkat ke kantor.Yudi saja baru bangun tidur nya.
"Tuan apakah anda ingin dibuatkan sarapan?",tanya pelayan yang melihat Dion turun dari lantai dua kamarnya.
"Tidak perlu,"jawab Dion terus melangkah ke ke luar Mansion dan masuk ke dalam mobilnya yang telah ia di siapkan oleh sopir pribadinya.
Mobil yang di kendarai Dion meninggalkan Mansion miliknya dan membela jalanan kota yang masih sepi.Entah apa yang ada dalam pikirannya saat ini.Pria itu membelokkan mobilnya menuju sebuah rumah sakit.Pria itu turun dari mobilnya lalu melangkah masuk kedalam rumah rumah sakit melewati lorong yang terlihat juga sepi karena ini masih pagi.
Dion memasuki ruangan dimana seseorang sudah menunggu kedatangannya.Pria itu langsung duduk hadapan orang itu lalu menyerahkan apa yang ia bawa.
"Aku ingin hasilnya besok," ucap Dion membuat orang itu terkekeh.
"Sepertinya kau sangat ingin mengetahui hasilnya Dion.Aku sudah sangat yakin hasilnya negatif.Lalu kau ingin membuktikan apalagi?.Apa bukti yang aku kirim saat itu masih kurang?,"tanya pria itu tersenyum tipis pada Dion.
"Lakukan saja tugasmu Felix,aku akan membayar dengan cukup tinggi jika hasilnya keluar lebih cepat,"jawab Dion.
"Baiklah...,"angguk pria itu.
"Oh ya aku turut prihatin.Aku sebenarnya sudah mengetahuinya sejak lama dan saat itu aku sedang berlibur dengan keluargaku di Swiss.Aku melihat semuanya dengan kedua mataku sendiri kebersamaan mereka," sambung Felix.
"Huffh... aku tau dan aku sudah mendapatkannya semua buktinya.Dan aku benar-benar tidak menyangka di balik keluguannya dia merupakan seorang pemain,"jawab Dion menghela nafas panjang.
"Oh ya apa kamu akan menetap di negara ini.Kemarin Tante Raisa menghubungiku menanyakan keberadaanmu.Kau ini benar-benar keterlaluan Dion pergi tanpa pamit pada kedua orangtuamu bahkan mertuamu.Mereka mengkuawatirkanmu," ucap Felix yang merupakan sahabat semasa kuliah Dion.
"Lalu kau mengatakan jika aku ada disini?,"tanya Dion dengan tatapan tajamnya.
Felix menggeleng."Aku tau terjadi sesuatu sehingga kau pergi tanpa memberitahu siapapun,"jawab Felix.
"Ya...nanti kau juga tau sendiri,"jawab Dion lalu bangkit dari duduknya.
"Aku tunggu hasilnya lusa,"ujar Dion lalu pergi dari ruangan itu dengan langkah panjangnya.
Sementara itu Mansion,Nisa baru saja selesai melaksanakan sholat subuhnya.Gadis itu langsung memasuki kamar Arsha dan tersenyum tipis saat melihat bayi itu masih tertidur pulas.
Nisa membuka gorden kamar Arsha membiarkan matahari masuk kedalam kamar Arsha.Gadis itu menatap seksama bayi berusia 50 hari itu.Nisa mengerutkan keningnya saat melihat potongan rambut Arsha yang tercecer.
Deg
Nisa berdebar saat menyadari sisi kiri rambut Arsha baru selesai dipotong.Siapa pelakunya?. Apakah Dion?. Semoga saja tidak karena jika itu terjadi dia dan Arsha dalam bahaya sekarang.
Nisa yakin Dion yang melakukankannya."Jangan-jangan Mas Dion sudah tau jika Arsha bukanlah darah dagingnya.Tapi kenapa semalam ia masih menggendong Arsha dan juga bersikap seperti biasanya?,"batin Nisa dengan debaran jantung yang bergemuruh.
"Andai Mas Dion tau dan mengusir kami dari sini.Kemana aku akan pergi?", gumam Nisa terlihat panik.
"Nyonya..."
Nisa tersentak kaget saat Emily memasuki kamar Arsha."Kamu mengagetkanku Mily,"ujar Nisa mengusap dadanya.
"Maafkan saya Nyonya tidak mengetuk pintu lebih dulu karena saya pikir Nyonya tidak disini,"jawab Emily dengan kepala tertunduk.
"Tidak apa apa Mily,titip Arsha sebentar ya.Saya mau turun dulu menyiapkan sarapan untuk Mas Dion,"ujar Nisa.
"Tuan sudah berangkat pagi pagi sekali Nyonya,"jawab Emily membuat Nisa menghentikan langkahnya.
"Pergi?,"tanya Nisa dengan tatapan bingungnya.
"Iya... Nyonya.Bahkan Tuan tidak sarapan sama sekali,"jawab Emily menatap gemas baby Arsha yang tertidur di boksnya.
Nisa semakin yakin jika Dion sudah mengetahui semuanya dan pria itu mengambil rambut Arsha untuk melakukan tes DNA.
Lalu bagaimana dengan dirinya dan Arsha setelah ini.Apakah ia akan di usir dari sini dan kemana ia akan pergi sedangkan ia tidak tau seperti apa Negara ini.
"Nyonya... Arsha terbangun,"ujar Emily menyadarkan Nisa dari lamunannya.Gadis itu membuang nafas beratnya lalu berjalan mengahampiri boks bayi Arsha.
"Selamat pagi anak gantengnya Mommy,"ujar Nisa tersenyum lebar pada Arsha yang sudah membuka kedua matanya.
"Nyonya ayo kita mandikan Arsha!,"ujar Emily yang tampak bersemangat.
"Ayo!,"awab Nisa menggendong Arsha lalu membawanya ke kamar mandi untuk memandikan bayi lucu dan menggemaskan itu.
***
"Yudi... bagaimana dengan hasil penyelidikanmu?,"tanya Dion yang sedang menikmati sarapannya.
Yudi meletakkan map berisi hasil penyelidikan lanjutannya."Seperti ucapanku saat itu Tuan.Nisa tidak bersalah dan dia hanya korban yang dikambinghitamkan,"ucap Yudi saat Dion membaca hasil penyelidikannya.
"Jadi mereka mengkhianatiku selama itu dan aku selama itu aku dibodohi,"kekeh Dion tersenyum miring menyesali kebodohannya selama ini yang tidak tau akan perselingkuhan istrinya dengan adiknya sendiri.
"Pantas saja Arsha mirip dengan bajingan itu," umpat Dion.Dion memang menyadari kemiripan Arsha dengan Arlan tapi ia berusaha menepisnya.
"Apa yang harus aku lakukan selanjutnya Tuan?,"tanya Yudi.
"Kita akan memenangkan tender kali ini,dan kamu yang akan datang ke sana Yudi.Aku ingin melihat kehancuraannya karena aku tau dia habis-habisan dalam tender kali ini,"jawab Dion tersenyum smirk.
"Tapi Tuan... bukankah kita tidak akan--
"Awalnya tidak karena aku ingin memberikan kesempatan padanya tapi apa yang ia dia lakukan selama ini di belakangku aku rasa hadiah kecil ini mampu menghancurkannya,"jawab Dion.
Yudi menggeleng pelan, awalnya tidak juga tidak percaya dengan hasil penyelidikannya tapi ini betul-betul nyata.Kakak adik harus bermusuhan hanya karena satu wanita.Yudi benar benar mengacungkan jempol pada mendiang Via yang sukses membuat Kakak adik menjadi musuh.
"Lalu bagaimana dengan Nisa ,Tuan?,"tanya Yudi.
"Dia akan tetap menjadi Mommy Arsha hingga ia menemukan orang yang ia cintai,"jawab Dion.
"Kenapa tidak anda saja Tuan?,"ujar Yudi.
"Hm...lanjutkan pekerjaan mu Yudi,"jawab Dion kembali fokus dengan pekerjaannya mengabaikan pertanyaan asisten sekaligus sekretarisnya itu.
Yudi mengangguk pelan lalu keluar dari ruangan bosnya itu.Ia tau tidak mudah menjadi Tuannya itu di khianati oleh orang-orang yang ia cintai.Sungguh sakit rasanya dikhianati oleh orang yang kita percaya selama ini.
Dion menatap cincin pernikahannya dengan Via yang masih ia simpan.Pria itu tersenyum miris,bisa bisanya ia dibodohi oleh wanita seperti Via.
"Selamat tinggal Via,kau sukses mematahkan hatiku setelah kau pergi untuk selamanya.Jika kecelakaan itu tidak terjadi mungkin sampai saat ini aku masih kau bodohi,"gumam Dion lalu membuang cincin itu ke tong sampah.Ia benar-benar muak dengan semuanya.
...****************...
pak Dirga aja belum mau ngubungi Dion, takutnya terjadi pertengkaran sesama anak.
Khan mestinya ditunda dulu ke rumah Vita...
padahal maksudnya, Dion nanyain Arsha ke Emily.
karena otot melupakan tanda koma setelah nama Emily.
kasih kata kata mesra... biar berbunga bunga tu hati istri...
Nisa itu cinta sama Dion, makan Via sengaja kasih wasiat, untuk mempersatukan mereka.
cinta datang dengan sendirinya.