Hena Sanjaya. Model sekaligus aktris dengan bayaran termahal harus terjebak hubungan asmara yang tidak masuk akal dengan seorang Pria yang sebelumnya tidak ia kenal.
Kariernya mengalami masalah setelah namanya terseret skandal dengan sang mantan kekasih, Samuel Harvey.
Demi menyelamatkan kariernya Hena memilih mengikuti hubungan yang ditawarkan Pria tidak dikenalnya tersebut "Asmara settingan" terdengar konyol bagi Hena.
Entah apa keuntungan yang Pria itu dapatkan dengan hubungan ini. Mampukah Hena mengembalikan nama baiknya yang sudah memburuk dan mempertahankan kariernya yang sudah ia jalani selama 8 tahun terakhir, dengan hanya menjalin "Asmara Settingan"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Putri Aritonang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Asmara Settingan 18.
Hanya dengan waktu tiga puluh menit BMW hitam 430i itu mampu mengantarkan pemiliknya ke tujuan. Agam mengarahkan mobilnya masuk lebih jauh, mencari lokasi parkir yang lebih dekat dengan lokasi pemotretan Hena.
Belum sempurna ia memarkirkan kendaraan, mata tajamnya sudah menangkap Hena yang berjalan sedikit terburu-buru ke arah mobilnya. Sepertinya kekasih pura -puranya tahu akan kehadirannya. Agam bahkan sempat memiliki pemikiran seperti itu.
Agam keluar dari dalam mobil dengan mata yang terus mengunci pergerakan Hena. Dan baru ia sadari langkah terburu-buru itu bukan untuk mendekat padanya, tapi menghindar dari sosok Pria yang kini terlihat berhenti tepat di samping Hena.
"Sayang..."
Panggilan yang keluar dari bibir Hena itu berhasil memutus dua pandangan yang saling menikam. Agam dan Sam sama-sama menatap pada Hena yang kini melangkah maju.
"Kau datang untuk menjemput ku?" Hena mendekat pada Agam yang hanya diam mematung. "Kita akan makan siang bersama"
Melihat Agam yang hanya diam membuat Hena dengan agresif merengkuh lengan Pria itu. Ia menatap Agam dengan senyum cantik dan hal itu berhasil membuat perasaan Pria pemilik mata grey itu semakin bergemuruh.
Sam mengepalkan tangan saat melihat Hena dan Pria yang dikabarkan sebagai calon suami dari kekasihnya itu masuk ke dalam mobil lalu pergi dari hadapannya.
Agam mengarahkan mobilnya keluar dari lokasi taman, ia berkendara dalam diam begitu juga dengan Hena yang orang tahu kini berstatus sebagai kekasih sekaligus calon istri Agam. Hena melempar pandang keluar jendela, bohong jika kedatangan Sam yang menemuinya tidak menggangu pikiran.
Hena hanyut dalam perasaan angan yang membawanya hingga mata dark hazel itu mulai sayu bahkan hampir menutup sempurna.
"Sayang"
Kata itu diucapkan dengan suara datar namun berhasil menarik Hena yang hampir tenggelam dalam tidurnya menjadi sadar. Hena menatap setengah melotot pada Agam yang terlihat tetap fokus mengemudi dengan pandangan ke depan.
"Kau memanggilku sayang?" Hena tertawa dengan pandangan yang terus mengarah pada Agam. "Aku tidak menyangka Pria seperti mu bisa mengatakan sayang"
Agam hanya diam tidak menanggapi perkataan Hena.
"Kau ternyata memiliki sisi lain," ucap Hena. Ia membiarkan dirinya kini menatap sepenuhnya pada Agam, Hena bahkan terlihat merebahkan kepalanya pada sandaran tempat duduk. "Bisa bersikap manis."
Dengan tanpa mengalihkan pandangan dari depan Agam tetap mampu melihat Hena dengan ekor matanya.
"Sayang ..."
Hena hampir saja ingin tertawa lagi saat mendengar Agam mengatakan kata itu.
"Panggilan itu terlalu klise, apalagi di depan umum," kata Agam dengan terus mengemudi tanpa membalas tatapan Hena yang sepenuhnya mengarah padanya. Raut wajahnya tetap terlihat datar.
Hena dibuat melongo dengan kata-kata Agam. "Terlalu klise?" Benaknya bertanya.
"Tidak perlu menggunakannya lagi"
Mendengar apa yang Agam katakan selanjutnya Hena bahakan sampai menaikan sebelah alisnya. "Tidak perlu menggunakannya lagi?... Wah...wah...wah... Jadi Pria Arogan ini mengatakan sayang hanya untuk protes panggilanku?" Hena bahkan membawa matanya untuk memindai keseluruhan tubuh Agam, dari kepala hingga ujung kaki. "Pria ini benar-benar bodoh" umpat Hena dalam benaknya.
Hena dibuat kesal dengan sikap Agam. Bukankah apa yang Hena lakukan hanya bagian dari drama yang ia perankan sebagai kekasih Agam. Mereka Akan lebih meyakinkan jika mengatakan sayang apalagi di depan banyak orang.
"Ehmm...," Hena berdehem untuk menarik perhatian Agam. Dan itu berhasil. "Baiklah aku tidak akan melakukannya lagi, Sayang" Hena bahkan menekan di akhir kata dari kalimatnya.
"Kau tidak mengerti apa yang aku katakan?"
"Mengerti, Sayang"
Agam mengarahkan mobilnya kesamping dan menghentikannya. Ia menatap Hena dengan tatapan yang tajam, jika itu Rama maka jelas sudah akan membeku. Tapi sayang ini adalah Hena. Wanita berparas cantik itu bahkan kini tersenyum cantik dan sesekali mengerjapkan mata indahnya, terlihat polos seperti anak remaja meski usianya sudah dewasa.
"Aku tidak akan memanggil sayang lagi dengan panggilan sayang di depan umum, Sayang"
Hena berkata dengan cepat sebelum Agam mengeluarkan kata-katanya terlebih dahulu. Dan hal itu berhasil membuat wajah Pria yang berprofesi sebagai pengusaha muda itu terlihat merah padam.
"Hal itu terlihat murahan bagiku"
"Ah.. benarkah sayang?"
"Kau terlihat kesal," Agam tersenyum smirk. "Atau kau mengharapkan aku memanggil mu sayang di depan mantan kekasihmu?"
Hena menghilangkan senyum manisnya dengan cepat bertranformasi pada ekspresi datar. Ia menghela napas kecil, jika sudah membahas tentang Sam entah mengapa membuat perasaannya melemah.
"Kau bahkan mencari tahu informasi pribadiku," Hena menyandarkan punggungnya dan menatap lurus kedepan dengan Agam yang kini selalu mengamati pergerakannya. "Entah sejauh apa," lirih Hena.
Agam menatap Hena dan mengamati wanita itu, ternyata pemilik gelar Wanita Drama yang ia berikan tetap saja terlihat cantik meski hanya dari samping.
"Semuanya. Termasuk tentang keluargamu," Agam menyalakan mobilnya dan kembali melaju di jalanan. "Tapi bukan itu yang inginku bahas sekarang"
"Yah... Kau menjemputku untuk makan siang kan? Aku belum makan siang"
Agam tidak merespon perkataan Hena, ia melirik kaca spion dan semakin menambah kecepatan mobilnya. Sebaiknya mereka memang mencari tempat yang pas untuk bicara.
*
*
*
"Mereka pergi meninggalkan lokasi pemotretan bersama, Sir"
Pria berstelan serba hitam yang sedang mengendarai mobil di belakang kendaraan Agam itu memegang ponsel yang ia tempelkan di telinga.
"..."
"Siap Sir"
Sambungan telepon itu terputus dan Pria yang dari tadi mengamati Agam dan Hena sedari taman segera memutar stir penuh untuk berbalik lalu melajukan kendaraannya, ia melepaskan mobil yang dikendarai Agam dan Hena.
gak seru jadinya. di siksa dulu dong 😂
itu udah sangat fatal
semoga kesalahan mu di ampuni.
mati aja lalu jihanAM, semoga kau membusuk.
tpi maaf sebelumnya jgn diikut campurkn bahasa kk
*awak artinya kamu dalam bahasa indonesia kk/Pray//Pray/
minta plastik yang kamu bawa dong..
air sama sama bisa bungkus rendang 🤣🤣🤣