Kesedihan mendalam karena diselingkuhi sang tunangan, membuat Sanum menerima tawaran Vevita sahabat baiknya. yang memberikan Sanum sebuah voucher liburan Menaiki kapal pesiar termewah, yang tidak sembarangan orang bisa memasuki nya.
Kesialan pun berlanjut, Sanum yang setengah mabuk salah memasuki kamar. Rasa kecewa dan penghianatan membuat dia Ingin membalas dengan pria yang dianggapnya sebagai pria bayaran yang dikirimkan oleh Vevita untuk menemaninya selama liburan.
Setelah melalui malam panjang, One Night Love dengan pria itu. Sanum pun pergi begitu saja, dia pun menghilang setelah mengetahui jika dia hamil anak kembar. pertemuan tak terduga kembali setelah Sanum bekerja diperusahaan besar yang ternyata dipimpin oleh pria yang dianggap nya sebagai pria bayaran malam itu.
Mampukah Sanum mempertahankan anak-anaknya, atau memilih kembali pada tunggangan nya Rendi.?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ritasilvia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kegelisahan Sanum
"Mama, hu...hu...Mama,"
"Davina, cucu kesayangan nenek kenapa tiba-tiba terbangun dan nangis,?" ucap ibu Sanum, yang ikut terbangun ketika mendengar Suara tangisan Davina.
"Mama Nek, Davina habis mimpiin Mama. tapi pas Davina Bangun mamanya ngak ada," bocah itu kembali menangis karena merindukan mamanya.
"Cup...cup sayang, sabarya besok Mama pasti pulang. mungkin Davina mimpi karena habis Vidio call dengan Mama sebelum tidur, jadi kebawa mimpi. sekarang kita berdoa dan lanjut tidur lagi ya," ucap nenek sambil memeluk cucu perempuan nya, sedangkan Revano dan Devan tertidur pulas dengan gaya mereka masing-masing.
Setelah melihat Davina tenang dan sudah tertidur kembali, nenek memperbaiki selimut ketiga cucunya, dan menatap sayang kearah mereka.
"Kasian sekali nasip cucu-cucu ku, yang terlahir tanpa seorang ayah. namun aku sangat bersyukur memiliki mereka, meskipun dengan cara yang tidak engkau ridho ya Allah," nenek mengusap air mata, berjalan pelan menuju kamar mandi untuk berwudhu, nenek ingin melaksanakan sholat malam yang sudah menjadi kebiasaan nya.
Di penginapan, Sanum belum juga bisa memejamkan mata, pikiran Sanum berkecamuk antara sangat merindukan kedua buah hatinya, serta perasaan Sanum yang gelisah dan kawatir setelah Arya mengetahui jati dirinya yang sesungguhnya.
Sanum membolak-balik kan tubuhnya ke kiri dan ke kanan, sehingga Nita yang tidur disebelahnya merasa terganggu. dia kembali membuka matanya dan melirik Sanum yang masih membuka matanya dengan wajah terlihat gusar.
"Sanum, kamu kenapa terlihat aneh setelah kembali dari acara dari kapal pesiar barusan. bukan kah seharusnya kamu bahagia bisa menjadi wanita paling beruntung malam ini, bahkan aku saja sempat pangling Melihat kecantikan mu. setelah didandani dan mengenakan pakaian mewah." Tutur Nita.
"Ya Nita, aku begini karena mungkin belum siap menjadi tamu istimewa menemani Presdir." elak Sanum berusaha menyembunyikan perasaan dan kenyataan yang sesungguhnya.
"Sanum, aku merasa kamu tengah menutupi sesuatu dariku, aku siap membantu mu jika kamu ingin berbagi cerita dengan ku, ingat Sanum aku sahabat baikmu, sapa tahu kamu bisa tenang dan lega setelah ini." Tutur Nita.
"Aku bingung untuk Memulai cerita ku Nita, karena aku kawatir dan takut jika nanti bukan nya tenang setelah bercerita dengan mu, melainkan bertambah panik." ucap Sanum memainkan rambut nya.
"Maksudmu panik kenapa,?" Nita semakin penasaran.
"Aku takut kamu bakal pingsan, atau malah mengganggap ku mengada-ada," Sanum merebahkan tubuhnya kembali.
"Ha...ha...kamu lucu Sanum, mana mungkin aku sampai pingsan atau apa lah itu, Setelah mendengar ceritamu. emang semenarik apa sih masalah mu. hingga kamu berfikir aku bakal seperti itu." Nita kembali tertawa.
"Itulah masalahnya Nita, sehingga aku lebih memilih memendamnya sendiri,"
"Paling kamu hanya ingin bercerita dan mengada-ada , jika Presdir kita yang tampan mengajak kamu kencan setelah ini. bahkan mungkin bobok bareng." ucap Nita sambil mencibir mencemoohkan Sanum. Sanum hanya diam tidak membalas ucapan Nita.
"Sanum, sebagai sahabat aku cuma kasih saran, Presdir itu bukan level kita. jadi aku harap kamu jangan bermimpi terlalu jauh, setelah mengundang mu menjadi tamu istimewanya. jadi kamu berfikir dia juga tertarik setelah itu melihat mu, jangan GeEr Sanum, masih banyak wanita yang jauh lebih cantik berlomba-lomba selama ini mendekatinya. jadi dia tidak akan mungkin tertarik melihat kita yang hanya rakyat jelata dan karyawan rendahan. aku takut dia hanya akan memanfaatkan tubuhmu saja setelah itu dia akan membuangnya begitu saja." ucap Nita mengingat kan, dia tidak ingin Sanum menjadi korban.
"Sudahlah, besok kita masih ada satu acara lagi. setelah itu kita akan kembali pulang. aku sudah tidak sabar lagi bertemu anak-anakku," ucap Sanum keceplosan.
"Astaghfirullah Sanum, kamu kok bertambah parah mengkhayal nya, sampai-sampai sudah memikirkan mempunyai anak dri Presdir," Nita menempelkan telapak tangan di dahi Sanum. memeriksa kondisi tubuhnya.
kenapa mama n oma g bilang klo nama janda itu Shanum.. pasti langsung cuz KUA 🥰🥰